Kompor lapangan merupakan salah satu perlengkapan yang wajib ada saat pendakian gunung atau kegiatan luar ruangan yang membutuhkan agenda makan-makan. Biasanya kegiatan yang memakan durasi lebih dari satu hari, kecuali anda membawa promag ransum yang siap makan.

Saya memiliki beberapa jenis kompor lapangan, mulai dari yang berbahan bakar spirtus, berbahan bakar parafin, berbahan bakar gas, serta yang akan saya review ini adalah yang bisa menggunakan bahan bakar gas dan cair. Bahan bakar cair yang saya maksudkan di sini adalah seperti minyak tanah, premium, pertalite, pertamax, dan sejenisnya. Bensin.

Mengapa saya memerlukan kompor lapangan yang bisa menggunakan bahan bakar cair? Sedangkan saya sudah memiliki kompor yang menggunakan bahan bakar gas? Jawabannya adalah karena untuk persiapan siapa tahu saya akan melakukan pendakian gunung yang lokasinya sangat jauh dari tempat tinggal saya, sehingga memerlukan moda transportasi udara. [1] Dalam kasus ini saya tidak mungkin membawa tabung gas di dalam kabin ataupun bagasi pesawat. [2] Tidak ada yang bisa menjamin ketersediaan bahan bakar gas jika kita datang ke sebuah lokasi yang jauh dari pusat keramaian, seperti cerita teman saya yang tidak bisa menemukan toko yang menjual tabung gas hi-cook ketika akan mendaki gunung di luar Pulau Jawa.

Atas alasan-alasan itulah mengapa saya menabung untuk membeli kompor lapangan yang bisa menggunakan bahan bakar baik gas ataupun cair. Saya mengambil yang kelas bawah saja, yang penting sudah mendapatkan tabung dan pompa bahan bakar. Mereknya tidak jelas apa, yang penting menurut saya adalah harga dan material masuk akal dalam anggaran saya. Ini merupakan kompor lapangan termahal yang saya beli hingga saat ini. Seingat saya, harga pada akhir tahun 2016 adalah Rp. 538.000. Makin lengkaplah peralatan naik gunung saya.

Baca Juga :  Review dan Pengalaman Memakai Cozmeed Chumbu Step X60 Untuk Pendakian Gunung
Paket penjualan, lengkap dalam kotak kardus.

Kompor lapangan yang akan saya review ini kompor yang dipasarkan tanpa merek, namun mengadopsi Model UH 4 Multifuel tipe BRS 8A / Campsor / TK800. Dalam paket pembeliannya terdapat benda-benda sebagai berikut :

  • 1 Unit kompor dan selangnya
  • 1 Unit tabung bahan bakar
  • 1 Unit pompa bahan bakar
  • 1 Unit adapter hi-cook untuk penggunaan bahan bakar gas
  • 1 buah pouch
  • Buku manual
  • 1 set toolkit
Sangat berguna dalam berbagai kondisi. Alat perbaikan dan suku cadang.

Saya akan mereview dua bagian utama dan paling vital dari kompor lapangan ini, yaitu unit kompor dan unit tabung bahan bakarnya. Saya akan menyampaikan kekurangan dan kelebihan secara umum pada bagian akhir artikel. Untuk kekurangan masing-masing unit akan saya sematkan dalam pembahasan.

1. Unit Kompor Lapangan

Berbahan logam, besi yang dilapisi lapisan anti karat, cukup mudah untuk membersihkan jelaga yang menempel, namun tidak untuk bekas pemakaian pada bagian yang terkena api secara langsung. Akan berubah warna, ya macam leher knalpot motor baru yang terkena panas dari mesin.

Perhatikan jalur bahan bakar di atas kompor, saya suka desain seperti ini.

Bentuknya kompak, bisa dilipat sehingga menghemat dimensi, serta memiliki tiga kaki yang akan memudahkan berdiri pada permukaan yang tidak rata. Bagian atas kaki-kaki ini memiliki gerigi yang membantu menjaga benda di atasnya agar tidak mudah bergeser.

Satu lagi yang saya suka adalah alur selang bahan bakar yang naik lalu melintas di atas sumbu pembakaran lalu turun lagi ke bagian bawah untuk keluar melalui simbu pembakaran. Hal ini sangat membantu untuk memanaskan bahan bakar agar siap dibakar saat keluar, sehingga panas dan arah semburannya bisa maksimal. Jika sumbu ini mampet, sudah disertakan alat pelubang sumbu di dalam toolkit.

Baca Juga :  Modifikasi Tenda Eiger Strom 1 Person
Setahu saya harga unutk adapter ini berkisar 50.000 IDR

Beralih ke bagian selang bahan bakar, bagian ujung yang disambungkan ke tabung bahan bakar dalam kondisi awal bisa langsung disambungkan ke tabung bahan bakar melalui pompa. Jika menggunakan adapter hi-cook, maka bisa disambungkan ke gas hi-cook ukuran 450 ml.

2. Tabung Bahan Bakar

Tabung bahan bakar yang disertakan dalam paket pembelian ini bobotnya cukup ringan, sepertinya terbuat dari aluminium. Volume yang tertera adalah 1000 ml, namun ada batas volume maksmimal yang disarankan untuk tekanan yang optimal, menurut saya mungkin hanya bisa menampung sekitar 850 ml.

Yang perlu diperhatikan adalah tutup tabung yang tanpa lubang kecil di bagian atas ulir tersebut.

Warna merah dengan tulisan berwara putih yang akan segera luntur ketika terkena bahan bakar cair yang digunakan. Menggunakan tutup ulir biasa yang bisa ditutup secara rapat, namun tidak memiliki lubang kecil di bagian teratas ulirnya. Lubang kecil ini sangat berguna untuk mengeluarkan tekanan udara saat tutup ulir baru dibuka. Lubang kecil tersebut juga tidak hadir pada ulir pompa yang disertakan. Jadi saya harus berhati-hati ketika akan membuka tabung bahan bakar ketika tertutup, baik ketika tertutup dengan pompa ataupun tertutup dengan tutup biasa.

Pompa yang disertakan dalam paket pembelian rupanya memiliki kualitas yang biasa saja, saya menemukan kebocoran kecil ketika tekanan yang diberikan terlalu tinggi. Sedangkan ketika tekanan yang diberikan terlalu kecil, semburan yang dihasillkan tidak bertahan lama. Berdasarkan pengalaman, ketika tabung terisi penuh, memerlukan sekitar 15-20 gerakan pompa untuk tekanan yang optimal.

Keran setop model seperti ini memungkinkan untuk mengencangkan selang dan tabung tanpa harus memutar salah satunya.

Bagian ujung pompa tempat keluarnya bahan bakar merupakan kran stop yang bisa diputar, sehingga saya bisa mengencangkan penyambungan selang tanpa harus memutar tabung ataupun kompornya. Desain yang cerdas.

Baca Juga :  Matras aluminium vs matras karet

KESIMPULAN

Saya belum pernah membawanya ke gunung, karena belum ada kesempatan yang tepat, ah saya jadi rindu naik gunung. Saya sempat menyalakannya dengan bahan bakar pertalite, nyala semburan apinya lebih dari cukup untuk sekedar memanaskan air, namun sepertinya tetap perlu perhatian penuh ketika memasak nasi atau menggoreng agar tekananya selalu stabil dengan sesekali memompa tabungnya.

Kompor ini menurut saya cocok untuk segala jenis kegiatan lapangan, selain bobotnya yang ringan dan ukurannya yang kompak, bahan bakar yang digunakan juga memiliki banyak alternatif. Berikut ini kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan selalin dari yang sudah saya bahas di atas :

+ Material kuat dan terasa kokoh

+ Harga termasuk murah bila dibandingkan kompor sejenis dengan fitur yang sama

+ Ada toolkit yang disertakan, sangat membantu untuk mengatasi permasalahan ringan seperti sumbu yang tersumbat jelaga atau ada klep yang kurang kencang.

+ Disertakan adapter untuk tabung gas Hi-cook dalam paket penjualan.

– Tidak ada pemantik api yang tersemat di badan kompor, sehingga kita harus menggunakan pemantik api tambahan, harap berhati-hati agar tidak tersambar uap bahan bakar jika terlalu lama membuka sumbu sebelum menyalakan. Harus cepat.

– kualitas pompa yang disertakan kurang bagus, karena ada kebocoran kecil ketika tekanan maksimal.

– panjang selang bahan bakar kurang panjang, jadi harus waspada ketika memasak, pastikan selalu menyalakannya di tempat terbuka.

Selangnya kurang panjang

Sepertinya hanya itu saja yang saya rasakan ketika memiliki dan mencoba kompor lapangan berbahan bakar cair ini. Semoga segera ada kesempatan untuk mencobanya di kegiatan lapangan, semoga semesta mendukung.

Bila ada yang ingin ditanyakan, silahkan meninggalkannya di kolom komentar. Terima kasih.

Salam lestari

0 Shares:
16 comments
  1. Hehehe. Sebagai penggiat alam ingin rasanya membeli kompor yang satu ini. Tapi apa daya anggara selalu terpakai untuk keperluan lain.

    Btw, terima kasih untuk review nya.

  2. Om admin mau tanya selain menggunakan bahan bakar mesin, lebih baiknpakai bahan bakar apa ya agar tidak timbul jelaga pada petangkat? Kalo pakai alkohol base ada beberapa kompor yg tidak bisa pakai dengan alasa tertentu.. nyari coleman fuel.. bingung nyari dimana dan itu apaa.. ahahha

    1. Biar tak ada jelaga, pakai gas butane, yang kaleng kecil sekitar 450ml itu lho, hargane sekitar 20ribuan.

      Alkohol atau spirtus saya pakai biasanya sebagai kompor cadangan saat kompor gas saya ngadat.

  3. Wah, sedikit kaget liat harganya. Ternyata seserius itu ya, lebih mahal dari kompor persegi yang biasa dipake camping…

    Mas, kalau untuk solo hiking atau lightweight hiking gitu lebih baik pakai kompor jenis apa ya? Pernah liat beberapa situs nyaranin pake kompor spiritus yang dibikin sendiri (pake bekas kaleng minuman soda). Mungkin Mas ada saran?

    1. Coba browsing harga untuk merek MSR untuk tipe multifuel πŸ˜€

      Kalau saya sih rekomen kompor gas aja tapi yang emang kecil dan bisa dilipat, saya ada review salah satu tipenya namun belum kelar draft-nya.
      Untuk penggunaan kompor spirtus bikinan sendiri rasanya terlalu lama panasnya, dan juga satu kali tuang spirtus gak bisa masak nasi sampai matang, ahaha. Lagian bawa bahan bakar spirtus kalau terpaksa masuk ke dalam carrier kalau tumpah/bocor itu rasanya sedih. Saya biasanya bawa kompor spirtus handmade kalau cuman camping, itupun cuman saya jadikan untuk membakar buah cemara satu persatu agar aromanya awet πŸ™‚

Leave a Reply to Ghozali QodratullahCancel reply

You May Also Like