– Updated Juli 2018 –

Naik gunung sebenarnya bukan kegiatan yang murah, selain taruhannya nyawa, juga peralatannya yang memang ketika kita memiliki lengkap cukup menguras kantong untuk orang seperti saya. Namanya juga kegemaran dan pelarian dari penat, ya bagaimanapun juga sedikit demi sedikit saya lengkapi satu persatu hingga saat ini sudah hampir mencapai batas lengkap seutuhnya.

Di sana biasanya bertumpuk peralatan naik gunung saya, saat ini sedang sepi karena beberapa sedang dipinjam

Alat yang saya miliki sempat berganti-ganti karena memang melakukan upgrade, beberapa saya jual untuk saya belikan yang lebih baik, ada yang sengaja saya simpan namun saya tetap membeli yang baru. Sekalian saja saya coba sematkan harga pembeliannya, agar saya sadar berapa banyak uang yang sudah saya keluarkan untuk kegiatan semacam ini. πŸ˜€

Tenda

Tas carrier

Kompor

  • 2011 : Kompor Parafin 2 buah @ Rp. 15.000
  • 2013 : Kompor spirtus Rp. – (membuat sendiri dari kaleng bekas)
  • 2013 : Kompor kovar Rp. 120.000 (seal gas hilang, masih dalam perbaikan)
  • 2015 : Kompor lipat Rp. 165.000
  • 2016 : Kompor Multifuel UH-4 Rp. 538.000
  • 2018 : Kompor lipat ke 2 Rp. 127.000
Baca Juga :  6 Hal Yang Saya Rasakan Ketika Lama Tidak Naik Gunung

Cooking Set

Sandal dan Sepatu

  • 2010 : Eiger Β Rp. 105.000
  • 2012 : Sepatu karimor Rp. 140.000
  • 2013-2013 : Rei Rp. 125.000 (jebol)
  • 2015 : EigerΒ  Rp. 145.000

Jaket

Celana PDL

  • 2013 : Forester Rp. 200.000
  • 2013 : Co-trek Rp. 120.000

Sleeping Bag

  • 2012 : Sleeping Bag (lupa mereknya) Rp. – (hasil tukeran matras eiger dan raincover)
  • 2011: Consina Dream Cacther Rp. 185.000

Matras

  • 2011 : Eiger @ Rp. 45.000
  • 2012 : Matras TNI Rp. – (kenang-kenangan)
  • 2015 : Matras Aluminium bolak balik Rp. 70.000

Perbedaan antara matras karet dan aliminium ada di artikel Matras karet VS matras aluminium

 

Aksesori lainnya

  • 2018 : GPS Garmin Colorado 300i Rp. 700.000 (bekas)
  • 2015 : Trekking pole sepasang @ Rp. 80.000
  • 2015 : Mantel Takachi Rp. 150.000
  • 2011 : headlamp energizer Rp. 65.000 (hilang)
  • 2014 : Headlamp standar Rp. 35.000 (rusak)
  • 2014 : Headlamp cree Rp. 99.000
  • 2013 : Senter standar Rp. 45.000
  • 2011 : Kompas eiger Rp. 50.000
  • 2014 : Pisau lipat Rp. – (kado)
  • 2012 : Flysheet rei Rp. 70.000
  • 2011-2013Β  Kaos tangan Eiger Rp. 125.000 (hilang sebelah)
  • 2013-2013 Kaos tangan Rei Rp. 35.000 (hilang)
  • 2015 Kaos tangan Rei Rp. 45.000
  • 2011 : Penutup kepala Consina Rp. 45.000
  • 2011 : Tali nylon 10 meter Rp. 25.000
  • 2015 : Serombongan Kotak plastik Rp. 50.000
Baca Juga :  Pelajaran Hidup Sehidup-hidupnya di Pendakian Gunung Sumbing via Garung

 

Itu belum termasuk barang habis pakai seperti baterai, bahan bakar dan logistik serta aksesoris kecil lainnya. Tidak usah saya jumlahkan angkanya ah, saya jadi takut sendiri lihat angka yang sudah saya keluarkan untuk hobi ini. πŸ˜€

0 Shares:
36 comments
    1. pengalamannya? gak rekomen kalau di bawa ke gunung, terlebih saat musim hujan.
      itu tenda cocok cuman buat camping ringat di pantai saat musim cerah saja. πŸ˜€

      untuk urusan kekuatan frame dan kualitas bahan, memang bukan untuk kegiatan di gunung dan sejenisnya. Mending cari yang lebih atas lagi untuk kenyamanan beraktivitas di alam bebas, terutama di gunung πŸ™‚

  1. bentar…bentar tak itung dulu totalnya berapa wkwkwkw.
    aku walaupun bukan orang yang suka naik gunung, karena baru 2x, dan peralatannya juga kagak punya hahaha tapi beberapa seperti tas, sandal, jaket, punya dari hasil ngeblog. ya itung2 investasi saat ndilalah dapat rejeki dari blog

    1. Aja diitung totalane….tuluung….wkwkw

      Iya Mas, aku dulu beberapa hadiah lomba blog sudah dijual karena sudah ada yang sama.
      Makin kesini, harga peralatan naik gunung makin mahal,,, haahhaa makanya beruntung belinya dulu… πŸ™‚

      1. aku pengin adol tas jansport asli, spa tau ada yang minat hahaha.
        btw aku nek komen atau reply lewat notif wordpress kok ga bisa2 ya? kudu komen langsung di blogmu gitu

      2. Jansport kui kayake bukan tas outdoor ya? Tas dolan ngono kan?

        Iya, wordpressku itu self hosted, jadi ketika disambungkan sama jetpacknya wordpress.com cuman bisa dilike aja, komen di aplikasi wordpress belum bisa, jadi kudu lewat browser. Untuk sementara memang fitur komennya sedang diusahakan oleh jetpack,

  2. mantab kak peralatannya, cukup lengkap
    intinya peralatan outdoor nggak harus mahal tetapi kualitasnya cukup bagus untuk mendukung keselamatan selama berkegiatan alam bebas
    salam lestari

    1. Ya bisa dikatakan sudah cukup untuk naik bareng Istri tanpa minjem atau nyewa. Perlu tahunan biar bisa selengkap ini, bertahap mulai dari yang paling wajib πŸ™‚

    1. Ini beli juga bertahap, satu persatu, nabung dikit demi dikit, mumpung harga belum pada naik..hehee

      Kenapa gak bisa? Gak dapet ijin?

      Salam kenal juga…terima kasih sudah berkunjung…

  3. Mas, itu baru alat yang terlihat kasat mata.. yang sekarang masih ada wujudnya (kalo yang masih ada). Belom logistik makanan yang gak cukup sekedar indomie, belum lagi akomodasi, transportasi selama nanjak? Omegaattttt ….. kalo nggak “maenan” gunung, kalo nggak suka kluyuran mungkin duitnya malah ilang gak jelas dipake buat apa …

  4. Biasanya saya selalu nabung untuk membeli peralatan mendaki gunung. Dan satu point penting yang akan saya pertimbangkan ketika hendak membeli adalah “MULTIFUNGSI”. Saya malah gak berani bikin list peralatan gunung saya, takut sama istri πŸ˜€

    1. Ahahaa….ini juga sengaja saya lengkapkan sebelum nikah mas…

      Iya…contohnya celana PDL bisa buat muncak, survey, bahkan kondangan πŸ˜€

      1. Nyang paling bikin saya berkesan adalah saat membeli matras. Selain bisa dipakai buat packing, bisa buat shajadah saat shalat eh bisa juga jadi pengganti kasur ketika saya merantau πŸ˜€

      2. – bisa jadi penghalang angin kalau masak
        – bisa juga tempat persembunyian kalau lagi bab *ini yang paling greget
        πŸ˜€ πŸ˜€ πŸ˜€

      1. iya juga sih. etapi pendaki sejati pasti bisa menjaga dengan baik. btw, agustus 2015 lalu saya naik gunung, sebagian peralatannya nyewa

      2. Pendaki sejati biasanya bisa nabung buat beli sendiri secara bertahap… soalnya kalo ditotal biaya sewa tentu bisa buat beli yang baru πŸ˜€

        Saya nyewa paling kalau camping di pantai dengan jumlah peserta yang melebihi kapasitas petalatan kami.
        Kalau naik gunung saya gak berani sewa mas, takutnya alatnya bermasalah pas di gunung, kan repot juga πŸ˜€
        Tapi persewaan juga menjadi jembatan bagi mereka yang ingin mencicipi sejenak kegiatan-kegiatan semacam ini πŸ™‚

  5. Wah jadi tau akhirnya..btw dikasih gambar lebih bagus.biar tau kyk apa bentuk2nya mas..sy dl jg suka naik gunung jaman SMA kuliah..tp tak selengkap ini yh sy punya..bahkan pernah naik smpe puncak cm pake tenda anak2 hahha..tp lucu..

    1. Iya… mau di kasih gambar tapi udh keduluan post otomatis…
      Nanti direvisi

      Tenda anak2 asal cuaca cerah tanpa angin tentu bukan masalah berarti πŸ™‚

Ambil hanya informasi, tinggalkan hanya komentar. Silahkan berbijak hati untuk mengisi kolom komentar. Salam

You May Also Like