Kegiatan pendakian gunung sebenarnya kegiatan yang tidak terlalu mempertimbangkan musim. Biasanya pendaki mendaki ketika memang sedang ada waktu luang, entah itu musim hujan atau musim kemarau, tetap saja tancap gas ke puncak.
Saya juga demikian, sebagian besar pendakian saya adalah saat musim hujan. Walaupun tidak berarti selalu mendapati hujan dalam perjalanan pendakian, namun setidaknya saya masih menikmati jalur yang basah serta awal hari yang mendung.
Semua kembali lagi ke pribadi pendaki, kapan ada waktu untuk mendaki, maka segeralah mengemasi peralatan. Saya teringat pada bulan Maret tahun 2015 di Gunung Merbabu, cuaca pada sekitaran waktu itu berangin dan sering nampak kabut dari bawah.
Namun malah membuat saya semakin ingin mendaki, alasannya hanya satu, yaitu ingin melakukan tes terhadap tenda Eiger Storm 1 saya yang sejak pertama membeli di tahun 2014, belum pernah menghadapi badai di gunung. Maka berangkatlah saya pada saat itu.
Berdasarkan pengalaman saya, dalam artikel ini saya ingin berbagi mengenai 6 tips untuk para pendaki yang akan naik gunung di musim hujan. Bila ada yang kurang, mohon ditambahkan di kolom komentar. Bila ada yang salah, mohon dibenarkan ya wahai Warganet yang budiman.
Β 1.Β Pemilihan Gunung Untuk Didaki dan Jalur Pendakiannya
Hal yang mendasar adalah memilih gunung, bukan tanpa alasan, justru hal ini adalah alasan paling kuat. Karena tiap gunung dan jalur pendakiannya memiliki karakteristik tersendiri saat musim hujan. Contohnya adalah Gunung Lawu, di gunung ini saat musim hujan, jalur Cemoro Sewu akan jauh lebih ramai dari jalur-jalur pendakian lainnya. Karena jalurnya yang sebagian besar sudah terbangun tangga batu.
Juga bisa tergantung dari waktu pendakian, untuk gunung-gunung di Pulau Jawa, sebagian besar bisa didaki dalam durasi 2-3 hari saja. Namun jika melihat ke gunung-gunung di luar Pulau Jawa, bisa menjadi lain rencana lain cerita. Mendaki dengan durasi waktu hingga satu minggu atau lebih pada musim hujan adalah kepedihan dan kebanggaan tersendiri.
Intinya, pilihlah gunung dengan jalur yang sesuai dengan kemampuan anda, tim, dan peralatan. Karena jangan mudah percaya saat ada yang bilang kalau naik gunung adalah rasa sakit yang bikin nagih.
2. Mencari Informasi Mengenai Prediksi Cuaca
Prediksi cuaca memang tidak bisa menjadikan hasilnya akan valid 100% saat kegiatan. Namun setidaknya bisa membuat perencanaan kita lebih matang, atau bahkan cukup untuk menunda rencana pendakian. Untuk melihat prediksi cuaca, bisa melihat ke website BKMG atau gunakan aplikasi BMKG di ponsel pintarmu.
Dengan melihat prediksi cuaca, tentu saja kita bisa tahu seberapa deras hujan yang akan turun. Lalu apakah kemampuan tenda kita mampu menghadapi derasnya hujan tersebut? Jika layer terluar tendamu masih 3000 mm, maka lebih baik bawalah fly sheet tambahan.
Selain itu, dengan melihat prediksi cuaca, kita juga akan lebih mudah akan menggunakan transportasi apa untuk menuju basecamp pendakian. Akankah transportasi umum seperti bus agar terhindar dari hujan, atau hendak menggunakan roda dua agar pegal linu dan masuk angin bisa mampir?
3. Persiapkan Fisik
Β Ini adalah hal yang seharusnya rutin dilakukan, namun saya biasanya melakukan persiapan ini sekitar 2-3 minggu sebelum pendakian. Cukup olahraga lari keliling lapangan bagi saya sudah cukup, namun sesekali juga melatih badan bagian atas agar mampu membawa beban carrier hingga setengah berat badan saya.
Karena fisik yang optimal, akan turut menjaga logika yang rasional ketika berada di gunung. Jangan sampai mental dan fisik kita kacau ketika di gunung hanya karena hujan, karena pria tahu bahwa hujan hanyalah air saja, gak pakai kenangan. :3
Β 4.Β Mencari Rekan Pendakian yang Ideal
Menurut saya ini adalah hal yang penting juga, karena rekan pendakian yang ideal akan membuat pendakian kita lebih terencana dan tentunya akan tidak berpotensi membuat ghibah pasca pendakian.
Menurut saya, rekan pendakian yang ideal adalah rekan yang paham akan tugas dan kemampuannya dalam pendakian. Tugas yang saya maksudkan adalah seperti bisa memasang tenda dengan baik, bisa memasak, memahami navigasi, fisik yang mencukupi untuk pendakian, tidak membawa pengeras suara portable, memiliki kemampuan dokumentasi yang baik, bisa menjaga kebersihan, serta sikap-sikap yang sesuai dengan pancasila sebagai dasar negara.
Dalam beberapa pendakian, saya pernah kebagian jatah untuk membawa 2 buah tenda, alat masak serta memasak, dokumentasi, belanja perbekalan, dan lain sebagainya. Pokoknya berasa seperti menjadi admin untuk tim pendakian. Dan itu cukup, sudah cukup bagi saya, saya tidak ingin mengulanginya lagi dalam dunia yang fana ini.
Faktor inilah yang membuat saya tidak pernah asal ikut rombongan pendakian, kemungkinan akan muncul pendaki random dalam rombongan tersebut patut saya hindari. Saya adalah orang yang cukup sulit untuk beradaptasi dengan orang baru, terlebih orang yang baru dikenal lalu bekerjasama di luar ruangan dengan kondisi hujan. Hmmmttβ¦.saya sudah banyak pengalaman akan hal tersebut, maka dari itu saya mulai menghindarinya.
5. Packing Untuk Menghadapi Mode AutoHujan
Banyak pendaki yang menurut saya kurang paham bagaimana untuk mengemasi peralatan pendakian saat musim hujan. Kebanyakan hanya mengandalkan rain cover dan mantel. Oh sungguh itu bukanlah kebijaksanaan di dunia pendakian gunung.
Saya selalu membawa banyak kantung plastik, ukuran paling besar adalah yang cukup untuk membungkus sleeping bag dan tenda. Jadi seperti ini detail mengenai packing mode autohujan menurut saya :
- Tidak ada benda yang tidak terbungkus plastik, bahkan jas hujan sekalipun.
- Untuk benda khusus seperti sleeping bag dan peralatan penghalau dingin lainya, dibungkus dengan kantong plastik lebih dari satu lapis, tujuannya adalah untuk menghindari kebocoran dan juga menghambat udara dingin untuk masuk.
- Untuk peralatan yang memiliki ukuran kecil, dikelompokan sesuai fungsinya, lalu dimasukan dalam satu kantung plasik. Sehingga lebih mudah mencarinya berdasarkan kategori fungsi.
- Untuk benda yang memiliki sudut tajam yang mampu merobek kantung plastik, dibungkus dengan kain terlebih dahulu agar sudut tajam tersebut tertutupi.
- Bahkan kantung plastik cadangan, tetap dimasukan dalam kantung plastik.
6. Peralatan Disesuaikan Untuk Musim Hujan
Pada bagian ini, menurut saya adalah yang paling penting. Tidak mungkin juga untuk menggunakan peralatan yang tidak mampu menghadapi air pada saat pendakian musim hujan. Jadi peralatan yang hendak digunakan hendaklah yang memang memiliki fungsi untuk menghadapi musim hujan.
Semisal adalah pemilihan tas carrier yang ringan namun kuat, sehingga saat tas carrier basah maka beratnya tidak bertambah terlalu signifikan. Itu baru tas carrier saja, masih ada banyak peralatan lain yang sebaiknya disesuaikan dengan pendakian musim hujan.
Saya telah membuat artikel lain yang membahas hal penting ini, silahkan untuk menuju ke artikel 10 peralatan wajib pendakian gunung saat musim hujan. Saya yakin artikel tersebut akan membuka wawasan anda lebih jauh tentang arti pentingnya persiapan peralatan pendakian gunung saat musim hujan.
*****batas pena*****
Sekian artikel mengenai tips dan trick untuk menghadapi musim hujan menurut ghozaliq.com. Jika diantara anda memiliki tips lain yang lebih dashyat, mohon untuk menuliskannya ke kolom komentar, sehingga bisa saya tambahkan ke dalam artikel dengan mencantumkan sumbernya dari anda.
Ingat, naik gunung adalah sebuah kegiatan luar ruangan yang tergolong ekstrim, sehingga persiapan dan perencanaan yang matang harus dibarengi dengan doa kepada Yang Maha Kuasa.
Salam lestari.
12 comments
Waaaaaahaha inii menarik nih. Kemarin saya berniat untuk naik ke Semeru sih, tepatnya cuma ke Ranu Kumbolonya doang. Tapi akhirnya saya batalin karena merasa masih pemula dan ini adalah masa-masa hujan wkwkw π
musim hujan malah enak, air melimpah dari langit kalau pas hujan.
Semoga kelak rencananya bisa dilancarkan ya Mas π
Jadi kangen Slamet dan Arjuno kala Desember Ceria π
Hujan sepanjang pendakian, tapi seru!
Mas, sebelum Argopuro 2020, mbok ayo pemanasan sik bareng ke mana begitu π
Iyo seru, tapi awak berasa pegel linu, wkwkw kudu tambah jamu..
Hayok, Juni/Juli 2019 Mas, semoga ada waktu untuk keluar beberapa hari untuk kembali π
Keren banget mas bisa mendaki gini. Kalau aku nyerah duluan deh, gak suka becek soalnya, hahahahaha.
Tapi aku udah pernah ke gunung kok, gunung di Langkawi sama di Sydney, naiknya pake bus dan pake cable car, hahahahaha
wkwkw seru tuh kayaknya kalau pake bus dan cable car, gak kena becek π
Saya orang gunung tapi belum oernah mendaki gunung, sedih ya?
Padahal Om, sepupu hobbynya hiking juga.
sedih itu kalau punya rumah tapi gak pernah di rumah π
Ya minta ajakin Om sama Sepupu hiking π
2 minggu lagi aku mau naik gunung.
semoga cuaca mendukung.
cah tik tok biasane mung gowo tas 3 liter tok ihihi
tak kiro cah tiktok iki 2 jari thok Mas, hahaha
walah, pingin milu njane,,,tapiiiii awkakwkaw
Kalau musim hujan memang butuh perjuangan dan pertimbangan. Itu kenapa aku jarang suka keluar pas musim hujan, terlebih naik gunung.
wekwkew terangpun dirimu gak nggunung Mas :3