Alhamdulliah, uang dari penjualan ASUS A45V saya bisa digunakan untuk membeli laptop 2 in 1 ini walau dalam kondisi bekas. Walaupun bekas dengan rekam jejak pembelian pada bulan Agustus 2015, namun kondisinya sangatlah mulus, hanya ada satu goresan kecil dan juga hilangnya karet penahan lid yang sudah bisa saya ganti. Kondisi layar juga sudah terpasang anti gores semenjak dibeli, dan baru saja diganti beberapa hari sebelum akhirnya terbeli oleh saya. Kondisi baterai juga masih jauh di atas oke, terlebih ketika menggunakan power saver mode pada Windows, laptop 2 in 1 ini bisa bertahan di atas 6 jam dengan pemakaian normal.
Baiklah, sekarang saatnya saya mereview tentang ASUS Transformer T100TAM yang mengusung model laptop hybrid atau laptop 2 in 1. Model hybrid seperti ini memungkinkan saya untuk hanya menggunakan layarnya saja layaknya sebuah tablet PC atau juga memasangnya pada dock yang disertakan pada paket penjualan. Sehingga bisa menjadi tablet PC atau menjadi netbook.
TULISAN INI MURNI DARI SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI ORANG AWAM YANG MENGENAL DUNIA TEKNOLOGI KHUSUSNYA MENGENAI NETBOOK DAN SEJENISNYA.
TULISAN INI JUGA BUKAN PESANAN DARI SPONSOR.
1. DESAIN
Desin dan Model ASUS Transformer T100TAM ini memang sangat membuat saya tertarik untuk bisa memilikinya. Pertimbangannya adalah saat ini saya memerlukan perangkat yang mudah untuk dibawa bepergian dan juga memiliki daya tahan baterai yang mumpuni. Maka 2 aspek pertama telah dimiliki oleh ASUS Transformer T100TAM ini.
Hal yang menjadi point penting lainnya adalah fitur untuk bisa menggunakannya dalam mode tablet ataupun mode netbook. Ketika kita memisahkan layar dengan dock-nya makan bisa digunakan sebagai tablet PC, ketika digabungkan dengan dock-nya maka akan bisa digunakan layaknya netbook biasanya.
Menggabungkan atau memisahkan antara tablet dengan dock-nya juga sangatlah mudah, hanya ada satu tombol untuk melepaskannya. tombol tersebut kita tekan untuk melepaskan pengunci yang akan menjaga tablet tetap berada pada posisinya ketika kita gabungkan dengan dock.
ASUS Transformer T100TAM ini merupakan penyempurnaan dari ASUS Transformer T100TA. Sepengetahuan saya yang membedakan secara jelas adalah bahan yang digunakan pada tablet, pada seri T100TAM menggunakan bahan logam, sepertinya aluminium. Pada seri T100TA menggunakan bahan plastik yang akan meninggalkan sidik jari ketika dipegang.
Perbedaan berikutnya adalah penggunaan processor, jika T100TAM menggunakan intel Quad Core z3775 1.47 GHz, maka seri T100TA menggunakan intel Quad Core z3740 1.33 GHz. Walaupun kecepatan normalnya tidaklah terlampau jauh, namun ketika memasuki mode boost, maka z3775 bisa mencapai kecepatan 2.39 GHz, namun z3740 hanya bisa mencapai 1.86 Ghz.
Untuk perbandingan lebih lengkapnya tentang z3775 vs z3740, anda bisa mengunjungi halaman CPUboss.com untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.
Tapi menurut saya, walaupun masih berlabel intel atom, namun performanya tidaklah mengecewakan. Untuk membuka tutup aplikasi, sangatlah nyaman, tidak ada lag yang keterlaluan seperti intel atom pada umumnya. Ini pendapat pribadi, namun tentu saja saya berusaha membandingkan dengan processor pada netbook secara umum.
2. SPESIFIKASI UMUM
Processor yang digunakan adalah Intel Quad Core z3775 1.47 GHz (normal) hingga 2.39 GHz (boost), kode untuk keluarga Processor ini adalah Intel Bay Trail.
Layar yang digunakan berukuran 10.1″ dengan resolusi 1366 x 768, berjenis LED dengan fitur Touch Screen yang nyaman digunakan. Multi touch yang katanya bisa mengenali 10 sentuhan dalam waktu yang bersamaan.
Memory menggunakan jenis DDR3 yang berukuran 2 Gb. Model tanam, sehingga tidak bisa diupgrade.
Hardisk pada ASUS Transformer T100TAM ada 2 buah, yang pertama berukuran 32 Gb eMMC yang tersemat pada tablet-nya, kemudian yang kedua berukuran 500 Gb SATA yang tersemat pada dock-nya. Jadi ketika digunakan sebagai tablet, maka hanya bisa menampung 32 Gb, namun jika kita sambungkan dengan dock-nya maka akan mendapatkan tambahan ukuran 500 Gb. Tenang saja, masih ada ruang untuk micro sd yang tersemat pada tablet, saya menambahkan micro sd ukuran 64 Gb dan lancar-lancar saja digunakan.
Sistem Operasi yang disertakan pada saat pembelian adalah Windows 8.1 32 bit, namun saya telah merubahnya menjadi Windows 10 32 bit versi terakhir melalui proses upgrade dari control panel.
Selebihnya ya standar saja ya, semisal WLAN, Blutooth, gyroscope, accelerometer dan sebagainya. Jadi tabletnya sudah berasa seperti PC portable ya, sudah bisa buat menonton video atau foto panorama 360 dengan memutar-mutar untuk merasakan sensor gyroscope-nya.
3. FITUR
Saya akan membaginya menjadi 2 bagian, agar lebih mudah dipahami.
a. Tablet
Pada tablet terdapat beberapa tombol yang bisa kita gunakan untuk mempermudah akses ketika kita tidak sedang menggunakan dock. Pengamatan saya mendapatan hasil sebagai berikut :
- [1] Berbahan logam, sepertinya aluminium
- [2] Tombol Power
- [3] Tombol Volume up and down
- [4] Tombol Start / Windows
- [5] slot micro sd, saya memakai 64 Gb masih bisa terbaca.
- [6] mini USB
- [7] mini HDMI
- [8] jack audio output 3.5 mm
- [9] microphone
- [10] kamera depan, resolusinya saya tidak tahu, hehe.
- [11] sensor cahaya
- [12] panel penghubung ke dock
- [13] panel pengunci ke dock
- [14] speaker stereo
b. Dock
sebagian besar fitur sudah diambil oleh pada bagian tabletnya, jadi dock-nya bisa dikatakan minim fitur, bisa disimak sebagai berikut :
- [1] Keyboard yang sedikit keras namun nyaman.
- [2] Touchpad dengan tombol klik yang tergabung
- [3] USB 3.0 satu buah di sebelah kiri
- [4] HDD 500 Gb Sata, ukurannya 2.5″ tapi yang slim alias tipis, setipis SSD.
4. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
+ Kecil dan ringkas, dengan spesifikasi yang mumpuni
+ Praktis, bisa mode tablet ataupun mode netbook
+ Resolusi layar sudah tinggi, 1366 x 768, sehingga bisa untuk membuka aplikasi yang memerlukan workspace lebar
+Baterai awet dan tahan lama, terlebih saat tidak digunakan bersama dock, karena dock menggunakan sumber tenaga dari tablet.
+ Berbahan logam, sehingga akan lebih kuat daripada plastik yang digunakan pada seri T100TA
+ Sudah ada mini HDMI, sehingga bisa disambungkan ke Televisi atau Projector.
– Bobot yang terasa lebih berat dari seri T100TA, karena menggunakan material logam. Mungkin beratnya sekitar 1-5 hingga 2 kg, saya tidak punya timbangan akurat. 😀
– Pengisian baterai lumayan lama, terlebih bila menggunakan charger non original. Lebih baik matikan tablet saat sedang mengisi baterai.
– Pada bagian dalam dock terdapat lempengan logam (agak berat) yang digunakan sebagai pemberat, sehingga saat tablet disambungkan, maka dock tetap bisa menempel pada meja atau permukaan yang anda gunakan.
– Sudut kemiringan tablet saat dipasang pada dock tidaklah terlalu besar, mungkin sekitar 120 derajat. Hal ini mungkin dilakukan untuk menjaga keseimbangan dock agar tidak ikut tertarik oleh tablet.
– Lubang micro USB bersebelahan dengan micro HDMI, jadi ketika saya sedang menggunakan OTG ataupun adapter micro HDMI, maka salah satu lubang harus dikorbankan. Mungkin bisa diatasi dengan memilih adapter yang menggunakan kabel.
Mungkin itu saja yang baru saya temukan mengenai kekurangan kelebihannya. Mungkin bisa saya tambahkan dikemudian hari ketika saya menemukan sesuatu yang sekiranya bisa memberikan informasi tambahan.
5. KESIMPULAN
Bagi yang sering bepergian jauh dan menginginkan daya tahan baterai yang lama, serta kemampuan yang mumpuni, saya rasa ASUS Transformer T100TAM ini adalah pasangan yang cocok. Model yang bisa dipilih dalam bentuk tablet PC atau netbook mempermudah dalam berbagai kegiatan yang tidak memerlukan performa luar biasa seperti komputer pengolah grafis. Ketika melihat beberapa video di yutub, perangkat ini juga masih mampu untuk memainkan game dengan grafis menengah.
Dibalik kekurangannya, saya rasa ASUS Transformer T100TAM ini sangat mendukung kegiatan saya yang kadang ngeblog, kadang ngedit foto, kadang membuat peta, kadang mengolat data citra satelit, atau juga sekedar mengedit video dengan movie maker.
Sekian review saya ketika menggunakan ASUS Transformer T100TAM untuk kegiatan sehari-hari, semoga membantu Anda yang sedang mencari laptop 2 in 1.
Salam.
15 comments
eMMC 32Gb bisa di upgrade atau di ganti yang kapasitas lebih besar ga ?
bisa,punya saya sempat saya ganti mobo-nya dengan mobo yang eMMCnya 64gb
Mas, ini kan berarti OS nya di emmc ya? Utk penggunaan office yang banyak (misal 5-10 file doc/exc) msh enak ngga? Terima kasih
iya, emmc-nya berasa SSD, boot win 10 antara 10 detik sudah ready.
Maksudnya? sekaligus open 5-10 tab file word gitu? Saya pakai WPS office, masih nyaman kok dengan ram 2 gb untuk 10 tab sekaligus.
Iya, maksudnya utk bersamaan 5-10 file doc/exc.
Siap, terima kasih tanggapannya..
Harddisk nya lumayan gede yaa sampai 500 G
500 gb buat saya mah kurang om… ehehhe
Buat aplikasi adobe premier gimana mas? nge lag kah?
Gak pake premier mas, saya pakainya vegas 11,
Kalao premiere yang seri cs3 mungkin masih memungkinkan kalo dilihat speknya, kalo yang cs6 kayaknya ampun…ehehhe.
Sementara yang berat paling baru pasang arcgis sama envi aja… Hehehe
enake buat dibawa jalan-jalan mas hehe, kalo buat utak-atik desain grafis kurang besar 😀
Saya sudah jarang utak atik grafis mas, mau membiasakan beli design jadi aja…wkwkwkw
wah, enak dan praktis juga nih kalau dibawa jalan jauh
Iya mas, mau buat backup foto atau video juga sangat membantu selama perjalanan. 🙂
beli brp itu? aku jg pengen beli laptop baru buat jalan2
Bekas kena 2.4jt kak, kalau baru kayaknya sekitar 4 juta’an kak…