#
Foto-foto pada postingan ini memiliki koordinat GPS yang saya peroleh menggunakan fitur geo-tagging pada ponsel android, akurasi vertikal maupun horizontal tidaklah tinggi, namun tidaklah terlalu menyimpang dari lokasi sebenarnya di lapangan.
#
bulan juni 2011, saya melakukan kondangan ke tempat induk semang semasa KKN pada tahun sebelumnya di Kabupaten Batang. Jarak yang cukup jauh membuat saya memilih untuk kondangan sekalian berkunjung ke tempat rekan-rekan yang berada di Kabupaten Tegal. Segera saya meluncur melalui rute via Kabupaten Temanggung dan langsung tembus di wilayah selatan Kabupaten Batang, meluncur meliuk mulus menuju jalur pantura hingga akhirnya saya sampai pada resepsi pernikahan tersebut. Seusai acara resepsi pernikahan tersebut, saya dan rekan se-kondangan ngemil sebentar di alun-alun Kabupaten Batang beberapa saat. Hari mulai beranjak sore, segera saya bergerak ke arah barat untuk menuju Kabupaten Tegal.
Seingat saya saat itu hari sudah hampir maghrib saat saya sampai di rumah Chandra, melepas lelah dengan teh hangat dan cemilan yang tersaji di meja sederhana tersebut. Malam mulai menyelimuti, datanglah Cengek dan Ganden ke rumah Chandra untuk meramaikan suasana saat itu. Obrolan ringan dan hangat meluncur selancar cemilan saat itu hingga malam cukup larut dan saya bergerak ke rumah Ganden untuk menginap di rumahnya yang berwaktu tempuh sekitar 30 menit menggunakan sepasang karet bundar.
Pagi beranjak siang, kami bergerak ke sebuah waduk yang masih berada di Kabupaten Tegal. Waduk Cacaban, itulah nama dari Waduk tersebut yang sampai sekarang saya masih tidak mampu mengingat kembali jalan untuk menuju ke sana tanpa bantuan GPS [gunakan penduduk setempat] :D.
Setelah mencapai aera parkir umum, segera kami berjalan kami mengitari waduk cacaban tersebut. Cuaca yang cukup terduh saat itu cukup membuat kami betah untuk sekedar berfoto dan melihat aktivitas warga yang ada di waduk tersebut.
Berjalan ke anjungan dermaga di waduk tersebut, namun tidak ada kapal yang mau membawa kami secara gratis ke pulau kecil yang berada di tengah waduk tersebut, ya sudahlah tidak apa-apa, gratisan…..siapa juga yang mau membawa kami ini, hahahhaha.
Terlihat juga beberapa warga sedang menjemur jagung di saluran pembuangan air, mungkin karena musim kemarau jadi area tersebut bisa dikatakan bebas dari air.
Kemudian kami berjalan kembali sembari membeli minum dan cemilan di sebuah warung kecil yang biasa menjajakan dagangannya di tepian Waduk Cacaban.
Saat kembali ke area parkir, kami tidak ingin melalui jalan yang sama, sehingga navigasi ngawur dimulai dengan membelah bukit yang ada di depan kami, hasilnya kami muncul di selatan area parkir kami. Segera kami menuju pintu keluar Waduk Cacaban untuk kembali pulang.
Saat mulai menjalankan motor saya, terasa ada yang aneh pada roda depan. Benar hasil investigasi singkat saya tanpa alibi sedikitpun bahwa ban depan saya bocor, maka dengan hati yang lapang saya tuntun motor saya mencari tambal ban kesayangan warga sekitar Waduk Cacaban. Chandra, Ganden dan Cengek terpaksa bonceng tiga untuk mencari tambal ban tersebut. Saya mematikan mesin motor agar meluncur bebas pada jalan menurun saat baru keluar dari area Waduk Cacaban, kemudian pada saat jalan mendatar saya mendorong motor saya saja. Tak berapa lama Cengek kembali dan memberi tahu bahwa didepan sana ada tambal ban motor, kemudia cengek mendorong motor saya dengan kakinya sembari memacu pelan motornya. Sesaat setelah kesulitan mendorong motor menggunakan kaki, barulah saya sadar kalau saya ini mengalami ban bocor, bukan kehabisan bensin. aaaaaaakkk tepok jidat.
Setelah selesai menambal motor, kembali ke rumah Ganden melalui jalan sawah becek dan licin yang kemudian akhirnya sampai juga dengan selamat dan sentosa. ๐
salam jepret ๐
3 comments
ada juga ya di tegal waduk
Ada kak, biasanya daerah yg berada di sekitaran gunung itu punya waduk
ntar deh masuk itenary bnyk bgt hahah