Bercerita tentang filosofi, tentu ada banyak sekali pendapat mengenai hal ini. Entah kenapa tiba-tiba saya teringat tentang seseorang yang pernah mengisi kelas saya, beliau adalah seorang dosen. Saya lupa namanya karena baru bertemu sekali saat itu, dan saya lebih fokus kepada hal yang beliau ceritakan di depan kelas daripada mengingat nama beliau. Obrolan beliau yang bisa saya katakan asal ceplos namun berbobot cukup mampu mengusir rasa ngantuk saya ketika di ruangan tak berAC tersebut. Mulai dari hal-hal yang ringan sampai ke hal-hal menyangkut kehidupan.
Salah satunya adalah beliau bercerita tentang FILOSOFI sebuah buku. Beliau mengatakan bahwa hidup manusia itu seperti buku. Berikut saya jelaskan memakai daya tangkap dan penjelasan saya sendiri.
1. Sampul buku : “adalah fisik manusia”
seringkah kita menilai buku dari sampulnya? Seringkah kita memberi sampul luar untuk sampul buku kita?? Apakah kita terkadang mencela buku orang lain padahal baru melihat sampulnya?? Pernahkah juga anda merawat sampul buku anda??pertanyaan pertanyaan tersebut secara ringan mendarat dalam benak pikiran saya, bahwa banyak yang kita lakukan ketika menjalani kehidupan di dunia ini erat dengan sampul buku, baik sampul kita sendiri maupun orang lain. Manusia diciptakan secara fisik memang berbeda, ada yg menarik atau juga sebaliknya. Tapi kembali pada diri kita akan memperindah sampul saja atau juga kertas yang ada di dalamnya??
2. Halaman buku : “catatan hidup kita”
tanpa menulisnya saya yakin pasti anda memiliki catatan tentang hidup anda, setiap hari pasti anda mendapat sebuah catatan kehidupan entah itu berupa catatan pendek, catatan panjang, catatan menggembirakan, atau bahkan juga catatan menyedihkan, serta berjuta cerita tentang kehidupan anda.
halaman pertama dari buku itu adalah hari pertama kita lahir ke dunia, tetulis tempat tanggal lahir kita, nama kita, serta berjuta harapan yang telah orang tua anda gantungkan di pundak anda yang kokoh itu, serta wajah yang telah mengubah sebuah keputusasaan menjadi sebuah harapan di keluarga baru anda.
lembar berikutnya adalah hari hari berikutnya dalam kehidupan kita, sehingga setiap hari anggap saja kita telah memenuhi 1 halaman buku kehidupan anda dengan berbagai torehan tinta kristalisasi keringat anda. perlu anda pahamai bahwa setiap anda selesai menulis satu halaman, maka halaman berikutnya adalah sebuah kertas putih kosong dan bersih. hal ini menandakan bahwa setiap hari esok adalah sebuah hari baru yang cerah untuk masa depan anda.
3. Tebal buku : “umur anda”
anggap saja anda telah menulis kisah satu hari anda pada satu halaman pada buku kehidupan anda, satu lembar telah tertulis, begitu pula lembar kedua, ketiga dan seterusnya. begitu anda sampai pada halaman terakhir, maka anggap saja itulah hari terakhir anda menuliskan kisah kehidupan anda dalam buku kehidupan anda tersebut.
tebal atau tipisnya sebuah buku itu ibarat umur anda, dimana buku yang satu berbeda dengan buku yang lainnya. umur telah ditentukan, kita hanya mampu mengisi setiap lembar dalam halaman buku tersebut dengan perbuatan yang bijak.
4. Isi buku :”kisah hidup anda”
setelah anda melihat dari sampul buku, isi tiap halaman, hingga halaman terakhir, itulah sebuah gambaran kehidupan anda. perhatikan, berapa banyak halaman yang berisi sebuah “kebaikan” berapa halaman juga yang berisi “keburukan”, adakah halaman yang kosong? adakah halaman yang anda sobek? adakah halaman yang anda lipat pertanda itu adalah sebuah kisah yang penting??
semua hanya anda yang dapat menemukan hal tersebut.
.
semoga kehidupan kita semakin berkualitas kedepannya… 😀
#ngetik.sambil.ngelantur
1 comment
Makasih kak, buat tulisanNya. Ini sangat membuka wawasan saya…🙏