Laju L300 meliuk membuat mata ini enggan terpejam, pemandangan sepanjang perjalanan kali ini. Udara yang bertamu ke dalam angkutan sesegar ingatan kisah perjalanan di bulan Mei 2012 ini. Setelah menempuh waktu sekitar 240 menit akhirnya saya disambut udara dingin di ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Takengon merupakan sebuah kota dengan ketinggian 1200 mdpl dengan bentang alam berupa danau air tawar yang dikelilingi perbukitan asri. 😀
Sejenak setelah supir menarik tuas rem tangan di terminal, pukul 4 sore saya memulai cerita di kota dingin ini. Dengan bantuan supir, sepeda hardtail saya diturunkan setelah terjemur di kap mobil selama perjalanan. Seorang sahabat yang telah 6 bulan tak berjumpa telah menanti Di Desa Pinangan, tidak jauh dari titik kaki ini berpijak pertama kali. Segera carrier terselip di pundak, menemani setiap kayuhan menapaki jalanan sejuk di Kota Takengon. Mengayuh damai sembari menoleh ke samping, mencoba mengumpulkan data dalam ingatan ini. 😀
Selang 20 menit yang tersenggol acara nyasar, akhirnya saya bertemu dengan sahabat saya yang telah menunggu di depan sebuah rumah dinas. Setelah membebaskan diri dari cengkraman carrier, saatnya merebahkan diri di sebuah sofa empuk yang siap memijat badan ini. Secangkir kopi gayo panas menemani obrolan yang tertunda selama 6 bulan, banyak kisah dan gagasan yang teruraikan layaknya aroma kopi gayo yang menutupi ruangan tersebut. 😀
Menikmati malam di Kota Takengon dengan secangkir kopi gayo dan jagung bakar menambah keserasian dengan suhu udara saat itu. Malam seakan enggan melepaskan kesayikan ini, namun badan ini telah memberi komando untuk berhibernasi sebagai syarat pertualangan esok hari. Persiapan dilakukan dari mencari informasi tentang objek wisata di sekitar danau sampai dengan mengisi baterai kamera pocket yang seakan tidak sabar ingin beraksi mengabadikan keindahan Kota Takengon. 😛
Pagi terlihat mendung menambah birunya suhu udara saat itu, namun tak menyurutkan semangat kami untuk berkeliling danau terluas di Provinsi Aceh tersebut. Berbekal kereta (sepeda motor) bersama guide dadakan yang masih terlihat pusing dengan rumus matematika seusai sekolah. Perjalanan dengan awan mendung membuat kami ingin mengunjungi landmark Kota Takengon, “GAYO HIGH LAND” terlihat kokoh berdiri di atas bukit yang lebih dikenal dengan “bur gayo”. Dari belakang landmark ini terlihat jelas Kota Takengon dari atas yang berdampingan indah dengan danau laut tawar, pagar perbukitan hijau seakan sebagai penjaga hubungan harmonis kota dengan danau ini. 😀
Mengitari danau dengan sesekali berhenti untuk mengeluarkan kamera pocket ini bila menemukan titik yang (dianggap) bagus untuk diabadikan. Selain keindahan Danau Laut Tawar yang telah dikelilingi jalan aspal 360 derajat ini, terdapat juga objek wisata alam lain di pinggiran Danau Laut Tawar tersebut. Gua Loyang koro dengan stalakmit dan stalaktit siap menyambut kedatangan kami, Air Terjun Mengaya menaburkan butiran air jenihnya, Pantai Bintang menggoda kami dengan lambaian ombaknya bak lautan lepas, Legenda akan Putri Pukes juga tak lupa kami datangi. Masih banyak objek wisata lainnya yang belum sempat kami datangi, keterbatasan waktu dan informasi tentang titik objek wisata di sekitaran danau laut tawar menahan hasrat kami untuk lebih mengetahui kecantikan tersembunyi dari Danau Laut Tawar ini. ^_^
Kedamaian Danau Laut Tawar seakan masih terbawa sampai saat ini, candaan hangat dalam udara dingin Kota Takengon masih terngiang jelas saat melihat kembali ingatan yang telah menjadi file-file digital. Kerinduan ingin mengunjungi Kota Takengon lagi terbesit dalam benak, merasakan deburan air danau yang terhantar angin menuju tepian danau. V^_^
Salam Landscaper 😀
BONUS
Dapatkan ePhotobook secara gratis pada Artikel ePhotobook seri Takengon
Salam Landscaper 😀
12 comments
Ya ampun indahhhhh banget
Pasti berminat pengin ke situ juga ya??? ^_^
Kalau di liat2 foto nya ni tempat nya perpaduan antara Dieng (Dataran Tinggi), Pulau Peucang (Sekitar nya Laut) dan Bromo (Ada Bukit dan Padang Savana nya), mantap foto nya! Smoga bs kesana someday 😀
waahh..jadi pengen dateng juga ke pulau peucang juga nih mas,,
amiiin…pasti ntar bisa datang lagi ke sini mas:D
makasih sudah mampir ya mas ..
woooooowwwwww
Whahaha… jgn kaget gitu kak
Pernah ke aceh tengah juga ya kak?
hahaha baru seputar banda aceh dan menyeberang ke poelo weh, masih kurang banyak 😉
Pas ke pulo weh gak sekalian mampir ke tetangga pulo sekalian kak? Kec. Pulo aceh…
Sertifikat 0 km no urut berapa neh kak?? Hehehe
^-^
“spechless” karena sudah tertuang semua…
Ada kok yg belum tertuang, yaitu saat menanti hingga kopi berganti teh
So beautifull Zali.. Subhanalloh…
So??
Kapan donatur siap?
Wekwkekwkekk
Itu ru pake pocket…lun dslr..
Ahahay….