Pada tanggal 15-17 Februari 2017, Saya bersama beberapa Rekan dari Travel Blogger dan Media mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Familization Tour yang diadakan oleh Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan kali berlokasi di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen. Bila dibandingkan Familization Tour di Kota Magelang, lokasi tujuan kali ini lebih banyak aktivitas fisik dan luar ruangan.
Artikel ini saya buat sebagai ringkasan dari beberapa artikel yang telah saya buat sebelumnya, jadi silahkan klik pada masing-masing tautan artikel yang saya sematkan pada beberapa paragraf dalam artikel ini.
Rombongan Familization Tour berangkat dari halaman Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah menggunakan Bus Pariwisata Bimo yang berkapasitas sekitar 33 orang. Sekitar pukul 08.10, bus mulai melaju menuju pintu TOL Krapyak untuk mempersingkat waktu tempuh menuju Bawen.
Sesampainya di Bawen, rombongan berhenti sejenak untuk sarapan pagi. Acara makan pagi ini tidak tercantum pada jadwal, padahal saya sudah sarapan sebelum berangkat ke titik kumpul. Maka saya hanya menyeruput kopi hangat saja sembari menanti peserta yang lain merasakan salah satu nikmat dari Tuhan. Terlebih saat itu kami melintasi jalan lingkar Ambarawa yang menyuguhkan kami panorama persawahan di tepian Rawa Pening dengan Gunung Merbabu di belakangnya.
Pada tanggal 15 Februari 2017 merupakan libur nasional karena ada Pilkada serentak, namun jalan raya yang kami tempuh tidaklah sepadat hari-hari libur biasanya. Hingga akhirnya kami sampai di Rumah Makan Satu-satu di Purworejo untuk beribadah dan bersiap memulai rangkaian kegiatan Familization Tour .
Kegiatan pertama kami adalah menyusuri Sungai Bogowonto dengan cara rafting, tentu saja kami harus siap basah dan siap memacu adrenalin kami. Grade Sungai Bogowonto masihlah sama dengan Sungai Elo (grade 2-3), namun beberapa jeramnya cukup membuat kaget dan harus mengambil respon cepat. Untuk artikel selengkapnya silahkan diikuti pada Artikel Bersahabat dengan Jeram di Sungai Bogowonto, Pesona Rafting di Kabupaten Purworejo.
Seusai rafting, kami melanjutkan perjalan untuk dapat mengunjungi Goa Seplawan dan Gardu Pandang Jateng-D.I.Y di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Kami sampai di halaman kantor kecamatan Kaligesing sekitar pukul 16.50 WIB, kemudian kami melanjutkan perjalanan menggunakan angkot untuk mencapai pintu masuk area wisata Goa Seplawan. Artikel untuk satu area wisata ini saya bagi menjadi 2 artikel, untuk Goa Seplawan bisa Anda simak pada artikel Goa Seplawan di Kabupaten Purworejo, Pertapaan Manusia Suci, sedangkan untuk artikel mengenai gardu pandang bisa Anda simak pada artikel Melepas Senja di Gardu Pandang Goa Seplawan, Segaris Batas Jawa Tengah dengan D.I. Yogyakarta.
Pada area wisata Goa Seplawan, saya sempat mengambil 3 buah foto panorama 360. Untuk menikmatinya dalam virtual tour, anda bisa menuju ke artikel Virtual Tour Goa Seplawan dan Gardu Pandang Batas Jawa Tengah – D.I. Yogyakarta.
Di area wisata Goa Seplawan kami sempat mengikuti diskusi di sebuah Pendopo dengan beberapa penggiat pariwisata dan pihak dinas yang terkait. Ada beberapa masukan, saran serta gagasan yang sedang dipersiapkan dan direncanakan untuk mengangkat potensi pariwisata di Kabupaten Purworejo. Saya jadi banyak tahu bagaimana alur serta skema mengenai kerjasama antara pihak swasta dan pihak pemerintah daerah.
Setelah acara diskusi tersebut selesai, rombongan kembali turun kembali menuju Kantor Kecamatan Kaligesing. Sekitar pukul 19.00 kami baru bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi selanjutnya. Ada yang unik dengan lokasi yang akan kami datangi pada malam ini. Sebuah desa wisata, yaitu Desa Benowo di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
Untuk mencapai Desa Benowo, kami harus kembali menggunakan mobil kecil seperti L300 atau suzuki carry seusai kami sampai di titik penurunan. Saya lupa saat itu kami turun di kantor apa, tapi sepengamatan saya bahwa lokasi tersebut masihlah gedung pemerintah. Perjalanan untuk menuju Desa Benowo dari titik penurunan tersebut hanya menempuh sekitar 10 kilometer saja, namun memerlukan waktu sekitar 90 menit untuk bisa mencapai Desa Benowo.
16 Februari 2017, saya kembali bersyukur tiada tara setelah bisa kembali merasakan udara segar pegunungan ditambah dengan penantian matahari terbit dan beragam lokasi wisata yang kami kunjungi di Desa Benowo, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
Artikel di Desa Benowo ini saya bagi menjadi 4 artikel, yang pertama adalah Berkunjung ke Desa Benowo, Purworejo. Mutiara Wisata di Pegunungan Menoreh, berikutnya adalah sensasi menikmati matahari terbit yang bisa anda simak pada artikel Bukit Kunir, Wisata Alam Untuk Menyaksikan Matahari Terbit dan Matahari Terbenam di Purworejo, juga ada 2 buah air terjun yang kami kunjungi saat itu. Air terjun itu adalah Curug Benowo dan Curug Padusan, untuk Curug Benowo bisa Anda simak pada artikel Curug Benowo, Air Terjun Sederhana di Tengah Kearifan Lokal Desa Benowo, sedangkan Curug Padusan bisa anda ikuti pada artikel Bersantai Sejenak Sembari Berbilas Diri di Curug Padusan, Purworejo.
Pukul 11.30 WIB kami mulai menuruni kembali pegunungan menoreh untuk melanjutkan perjalanan kami selanjutnya. Seusai berganti kendaraan, kami bisa beristirahat sejenak di dalam Bus Bimo sepanjang perjalanan. Kami sempat berhenti sejenak untuk menikmati makan siang serta beribadah di Rumah Makan Candisari yang berada di Kabupaten Kebumen.
Lokasi yang akan kami datangi berikutnya adalah Kawasan Pantai Menganti yang berada di kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Di Kawasan Pantai Menganti ini kami mengunjungi dua buah lokasi yang jaraknya tidaklah terlalu jauh, yaitu Bukit Menguneng dan Bukit Sawangan. Saya membanginya menjadi 2 artikel, untuk di Pantai Menganti bisa Anda simak pada Artikel Bukit Menguneng dan Jembatan Merah, Cara baru menikmati keindahan alam Pantai menganti. Sedangkan untuk Bukit Sawangan bisa Anda lihat ceritanya pada artikel Melepas Senja Pada Ketinggian di Bukit Sawangan, Wisata Alam di Kebumen.
Saya juga sempat mengambil 5 buah foto panorama 360 pada kawasan pantai menganti yang saya jadikan virtual tour 360. Untuk menikmatinya, silahkan untuk berkunjung ke artikel Virtual Tour pantai menganti dan bukit sawangan.
Malam hari seusai kami merasakan beragam keseruan di Kawasan pantai menganti, kami menuju ke hotel grafika yang berlokasi di Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen. Sebenarnya sempat ada tawaran bila mana ingin mengujungi Benteng Vanderwich di malam hari, namun sepertinya kami semua telah sepakat untuk menyudahi keseruan kegiatan yang hampir tidak berkesudahan hari itu.
Malam harinya saya dan Mas Ardian hanya beristirahat saja di kamar. Janji saya untuk mengobrol mengenai 360 sepertinya tidak bisa tercapai, hanya beberapa obrolan mengenai mode manual yang baru-baru ini digadrungi oleh Mas Ardian.
Pada hari jumat, 17 Februari 2017 sekitar pukul 08.00 wib kami kembali berangkat menuju ke petualangan selanjutnya. Masih di kawasan pesisir, kami diberi kesempatan untuk menikmati serunya susur Gua Barat. Artikel mengenai Gua Barat ini bisa anda simak pada artikel Goa Barat, Wisata Susur Gua di Kebumen yang Menggoda. Seusai kegiatan susur gua yang penuh dengan perjuangan dan tawa yang tak terhitung, kami berpindah lokasi untuk memasuki Objek wisata Gua Jatijajar.
Pada Objek Wisata Gua Jatijajar ini sangatlah terbatas waktu yang diberikan kepada kami, mungkin tidak sampai 30 menit, sehingga saya masih merasakan kekosongan akan apa yang akan saya tulis mengenai Objek wisata yang bisa dikatakan sudah terkenal ini.
Lalu kami semua segera berpindah ke lokasi tujuan terakhir rombongan kami, yaitu ke Kerajinan Biji Jenitri. Di lokasi ini saya sempat mengambil beberapa informasi yang akhirnya bisa saya tulisa pada artikel Biji Jinitri, Oleh-oleh Berkhasiat Khas dari Kebumen.
Saat perjalanan pulang, langit barat memberikan sapaan senja kepada semesta. Keadaan jalan juga terasa lengan, bus terasa lebih tenang, semua memilih untuk beristirahat.
Ahkirnya seluruh rangkaian kegiatan Familization Tour dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan pariwisata Provinsi jawa tengah telah selesai kali ini. Perjalanan yang penuh dengan keseruan dan juga tidak melewatkan kearifan lokal.
Terima kasih kepada semua pihak yang terkait, semoga pada kesempatan yang lain kita bisa dipertemukan kembali dalam kondisi yang tetap bahagia dan semangat.
Salam.
20 comments
Ini baru keren dan komplit tulisannya. 😉
Hehehe iya Bang, kebetulan aja sedang ada waktu, jadi ya dilengkapkan saja sekalian 🙂
Duh famtripnya menguras energi, aku piknik syantik aja kaaak
Seru lho Mba….walaupun abis itu pegel-pegel badannya…ahaha
Cakep deeh tulisannya, bacanya saja deg2an karena ada zuzur gua dan rafting segalaa aakk
Nah itulah serunya famtrip kemarin…ahah 😀
wauu. udah lengkap aja. diem2 rajin jg nulisnya. haha. mluncur ke postingan rafting ah. sepertinya seru
lengkap mas, saya ngetiknya sambil mimpi, pas bangun draft sudah selesai…
aku juga ikutan daftar famtrip ini karena disuruh idah ceris, tapi belum beruntung hehehe (sadar diri dengan follower sosmed)
kalo aku kebetulan diundang, jadi gak harus bersaing dengan para pendaftar,,,hhehee
ini di gunung kidul lagi ada famtrip juga, gak ikut karena jadwalnya tabrakan.
sepertinya Mei akan ada famtrip lagi mas, sepertinya lho, nanti saya kabari kalau saya dapat info pendaftaran peserta
Ya aku kan ajar sek simpel2 dulu wkwkw
awkkwa kecanduan manual mesti saiki
btw, kita gak ke goa jatijajar. yang dikunjungi goa apa gitu namanya. jatijajarnya gak sempet karena mepet waktunya.
Iya, aku lupa nama gua yang dimasuki saat di Kawasan Gua Jatijajar, awkakw pikun ini
wuaaa, lengkap banget iniiiii
iya, ini sudah saya tambahin kecap, saos sama kerupuk… biar jadi lengkap…ahahaha
terimakasih, sudah habis saya makan semua artikel nya :DD
terima kasih kembali…
jangan kebanyakan makan, nanti jadi lupa daratan…ahaha
Ebusettttt tinggal ngerekap aja. Asyemm ???
ini saya ngetiknya sambil nonton film Interstellar mas Aji.
jadi satu jam di bumi itu sama dengan 27 tahun…kwakwakwk