Saya pernah mengujungi Goa Seplawan pada tahun 2013, namun sampai sekarang belum saya unggah di blgo saya. Sehingga akan saya gabungkan saja dengan artikel ini saat saya mengujunginya pada Bulan Februari 2017. Mungkin akan lebih terasa lengkap karena saya bisa membandingkan beberapa aspek yang sudah berubah saat saya mengujunginya kembali.
Goa Seplawan terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Goa Seplawan ini berlokasi di ketinggian sekitar 750 mdpl. Bila Anda pernah mengujungi Curug Siklotok, maka anda hanya tinggal mengikuti saja jalan aspal yang menanjak untuk bisa sampai ke area wisata Goa Seplawan. Udara di daerah ini terasa sangat segar dan berhawa sejuk, jadi pastikan anda menghidup nafas dalam-dalam untuk merasakan udara bersih.
Saat kita menuruni tangga beton untuk menuju ke pintu Gua Seplawan, maka kita akan melihat patung Dewa Syiwa dan Dewi Parwati yang dibuat dalam ukuran besar. Patung tersebut dijadikan sebagai pengingat bahwa pada tanggal 28 agustus 1979 pernah ditemukan Arca Kencana di dalam Goa Seplawan. Arca Kencana adalah arca emas yang berbentuk Dewa Syiwa dan Dewi Parwati. Arca Kencana ini berbobot sekitar 1,5 Kg dengan tinggi 15 cm. Arca Kencana sekarang ini disimpan di Museum Nasional yang berada di Jakarta.
Sebelum kita berbelok ke arah tangga turun ke pintu masuk Gua Seplawan, di sebelah kanan tangga ada Candi Gondoarum yang sudah tidak menyerupai sebuah candi. Hanya sebuah pondasi candi dan beberapa batu candi yang berserakan di sekitarnnya. Pada sisi batu Candi Gondoarum ada beberapa gurat ukiran yang sepertinya saling terkait antara satu batu dengan bau lainnya.
Menurut cerita yang saya dengar, candi ini dinamakan Candi Gondoarum karena saat Lingga dan Yoni diangkat, keluar semerbak bau harum. Letak Lingga Yoni pada Candi Gondoarum terletak tepat di samping candi yang kini telah dibuat sebuah cungkup sederhana untuk melindunginya. Sampai sekarang pihak museum tidak memindahkannya, karena sepertinya “penunggunya” tidak mengijinkan untuk dipindahkan dari lokasi tersebut.
Bila kita masuk ke dalam Goa Seplawan kemudian melakukan penelusuran gua, maka kita akan dengan mudah menemukan stalagmit dan stalaktit dan beragam bentukan erosi serta sedimentasi di dalam gua. Pada beberapa ruas gua kita juga disuguhi dengan air yang mengalir atau menggenang, sesekali juga berganti dengan tanjakan kecil yang berlumpur.
Pada beberapa titik jalan terasa sempit, namun di beberapa titik lainnya akan terasa sangat lapang dan tinggi. Semua variasi tersebut akan menemani perjalanan anda hingga ke ujung gua. Panjang penelusuran Goa Seplawan yang diijinkan untuk pengunjung sekitar 750 meter. Pada ujung penelusuran sudah dipasang sebuah pagar, sehingga pengunjung diharuskan untuk berbalik arah untuk kembali keluar gua. Dari pagar pembatas tersebut terdapat sebuah jurang gua yang masih membawa air hingga entah kemana.
Gua Seplawan juga kadang disebut dengan Pertapaan Sapluwan, karena ditemukannya tulisan dalam bahasa sansekerta di dinding atas goa. Tulisan tersebut bila dieja bertuliskan “Saplu Wan” yang berarti manusia suci, sehingga bila diartikan menjadi Pertapaan Manusia Suci.
Konon menurut cerita yang ada, Goa Seplawan ini masih ada kaitannya dengan penguasa laut selatan, sehingga dipercaya ada lorong yang tembus ke laut selatan. Gua Seplawan juga memiliki sejarah persebaran islam oleh Sunan Kalijaga. Beberapa hal tersebut kurang saya dapatkan informasinya karena memang waktu saya mengunjungi Goa Seplawan ini terbatasi waktu dan ketiadaan pemandu.
Berikut Panorama 360 dari sebuah tangga sebelum pintu masuk gua. Silahkan ditunggu sejenak hingga termuat dengan sempurna. Anda juga bisa menikmati 3 foto panorama 360 di area Goa Seplawan melalui artikel Virtual Tour 360 Goa Seplawan dan Gardu Pandang.
Tips ringan bila Anda ingin berkunjung ke Goa Seplawan
- Hindari berkunjung saat musim hujan, karena ditakutkan akan terjadi luapan yang tidak terduga.
- Bawalah senter atau alat penerang lainnya, walaupun beberapa titik sudah ada lampu, namun akan lebih nyaman jika membawa sendiri.
- Kenakan sandal gunung agar lebih mengamankan telapak kaki anda.
- Kenakan celana panjang yang mudah kering, karena di beberapa titik anda harus merelakan kaki anda masuk ke dalam air.
- JANGAN pernah menyentuh stalagmit atau stalaktit yang ada di sekitar anda. Biarkan alam berproses tanpa campur tangan manusia.
- Sewalah pemandu yang siap mengantarkan anda dan menerangkan semua sejarah yang ada di Goa Seplawan.
- Turuti semua peraturan yang tercantum dan tertulis selama Anda berada di Goa Seplawan
Tiket masuk ke Area Goa Seplawan adalah Rp. 3.000 belum termasuk biaya parkir dan jajan apabila anda kelaparan. Lokasi goa seplawan adalah -7.7729967, 110.111343. Untuk lebih jelasnya silahkan disimak pada peta berikut ini.
Semoga artikel mengenai Goa Seplawan menambah informasi anda mengenai tempat wisata di Purworejo. Wisata alam di Purworejo memang masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan saat ini. Mari berkunjung ke tempat-tempat wisata di Purworejo.
Salam.
10 comments
Menarik sekali, dari sini jadi ngerti bila Arca Kencana di Museum Nasional ternyata aslinya dari sini. Melihat jurang di dalam gua, sepertinya memang beneran butuh pemandu, mas, ya.
Sangat disarankan pakai pemandu…ahaha
Banyak hal yang menarik untuk dipelajari di sini…
y ampun. dalamnya penuh vandalism gt ya. Bikin murka nih. para gondhes yg kesana memang kudu di edukasi. 🙁
disiram pakai air vandalisme-nya bisa hilang kok mas…akwakwka
Pengunjung yang mengunjungi Goa memang harus diedukasi agar tidak memegang stalagmit dan stalagtit. Masih sedikit yang tahu kalau memegang itu bisa membuat kerusakan.
Niatku malah mau usul biar di sekitaran stalaktit dan stalagmit dikasih kawat tipis beraliran listrik tegangan tinggi mas….wkwkw
sadis njenengan mas…hahaha…kog fotone rodo blur ya mas
wkekwe ben, kudune ngono wok…ahaha
nganu, nyari fokusnya susah…gelap tanpa penampakan…ahahhaa
baru tahu kalau dalemnya kayak gitu 🙂
kemarin cuman apda ngintip di mulut guanya aja sih…gak pada masuk..ahaha