Sungai Bogowonto merupakan sebuah sungai yang bermata air dan bermuara di Kabupaten Purworejo, sehingga kita akan dengan mudah menemukan bagian tengah dari aliran sungai yang penuh sarat aliran air dan juga tumpukan batu-batu besar yang menciptakan jeram alami.
Kali ini saya berkesempatan untuk mencoba untuk bersahabat dengan jeram yang ada di Sungai Bogowonto. Walaupun saya pernah melakukan rafting di sungai serayu yang notabene memiliki grade jeram yang lebih tinggi (grade 4-5), namun saya tetap yakin bahwa alam memiliki parametersnya sendiri. Sehingga saya akan tetap berhati-hati dan berdoa sebelum berkegiatan rafting.
Sesampainya rombongan Familization Tour Kebumen-Purworejo di Rumah makan Satu-satu, kami berpindah ke sebuah angkot berwarna kuning menuju titik penerjunan yang berada di sebuah pasar kecil yang hanya aktif di pagi hari. Pada Basecamp sederhana ini kami sempat disambut oleh beberapa pihak dari dinas maupun dari pihak penggiat pariwisata di Kabupaten Purworejo.
Saya tidaklah hafal siapa-siapa beliu itu semuanya, saya memang kurang bisa mengingat nama dan profesi seseorang apabila baru pertama kali bertemu. Kami diperlakukan layaknya orang penting yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya. Bagaimana tidak, kami diajak berkumpul dan disambut secara sederhana namun terasa romantis. Iya romantis, kami diajak foto bersama dan diberi cendera mata berupa selendang batik khas Purworejo. (lagi-lagi saya lupa apa nama coraknya)
Setelah kami selesai beramah-tamah dengan orang-orang di sekitar kami, segera saya melengkapi diri saya dengan perlengkapan standar rafting. Seperti Helm untuk melindungi kepala, Pelampung dengan pengaman kepala, serta dayung untuk berpura-pura mendayung.
Pemanasan dilaukan di saat cuaca sedang panas, jadi terasa sangat efektif untuk memanaskan otot-otot di badan saya. Briefing yang diberikan oleh operator rasanya sangatlah sedikit, terutama bagi beberapa rekan Travel Blogger yang belum pernah melakukan rafting.
Lalu kami dengan sukarela dan sukacita menuju ke tepian Sungai Bogowonto, di tepian sungai tersebut sudah tersandarkan 3 buah perahu karet yang siap mengombang-ambingkan kami di aliran Sungai Bogowonto. Saya cukup bingung, karena ketiadaan perahu rescue yang biasanya ada untuk mengawal peserta dan memilih jalur jeram yang akan dilewati rombongan. Saya segera berfikir, mungkin jeram di Sungai Bogowonto tidaklah terlalu berbahaya, sehingga cukup perahu peserta saja.
Perjalanan bersahabat dengan jeram di Sungai Bogowonto dimulai, diawali dengan saling serang air antar perahu karet. Beberapa saat kami masih berada di aliran sungai yang tenang, namun saat melewati jeram pertama, tidaklah begitu ada sensasi mengerikan menurut saya. Namun tetap saja terasa seru karena para peserta yang memang “doyan ngoceh”.
Perjalanan mengarungi jeram sempat terhenti karena terputus oleh sebuah bendungan kecil yang tidak bisa kami lewati karena tingginya debit Sungai Bogowonto saat itu. Kami semua turun dari perahu, melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 100 meter untuk melewati bendungan kecil tersebut.
Keseruan dimulai kembali saat semua perahu karet kembali bersatu dengan tubuh air Sungai Bogowonto. Kali ini jeram yang menghadang kami lebih menantang daripada jeram sebelum bendungan. Saya mulai khawatir di titik ini karena ketiadaan perahu rescue dalam rombongan kami. Perahu rescue biasanya berada di depan kami saat akan melewati jeram, merekomendasikan jalur jeram, dan mengawasi perahu peserta apabila ada yang terbalik atau ada peserta yang terlempar dari badan perahu.
Saya bersigap dengan nongkrong di dalam badan perahu, mengindari tepian perahu agar posisi saya tetap di dalam perahu. Posisi seperti ini seharusnya diberikan saat briefing tadi, namun sepertinya ada yang terlewatkan. Akhirnya perahu yang saya naiki sempat oleng dan miring, beruntung hanya ada satu peserta yang sudah hampir terlempar ke luar perahu, namun dengan kaki yang masih berada di perahu. Segera saya dan Mas Hanif menarik tangan Mba Aya sebelum terlempat ke luar perahu.
Perahu kami sepat berputar 1080 derajat sebelum akhirnya Mba Aya bisa diamankan di atas perahu. Sedangkan di depan kami, perahu yang dinaiki oleh Mas Aji dan Mas Ardian berserta lainnya sempat terabalik. Terlihat ada yang tidak muncul di sekitara perahu yang terbalik tersebut, ternyata ada satu orang yang masih berada di bawah perahu. Mbak Nanda tenang-tenang saja berada di bawah perahu yang terbalik tersebut, sedangkan yang lainnya sudah panik kebingungan ketika ada insinden tersebut.
Alhamdulillah, semua penumpang selamat, hanya jam tangan Mas Ardian yang lebih suka mengendap di dasar Sungai Bogowonto. Beberapa saat setelah tragedi perahu terbalik tersebut, kami semua bisa lebih beradaptasi dengan beberapa jeram selanjutnya. Terlebih saat itu kami mengambil rute terpendek, sehingga tidaklah begitu banyak jeram yang kami lewati.
Akhirnya kami semua bisa sampai ke titik penjemputan dengan selamat, hanya basah dan menyisakan lelah setelah bersukacita sepanjang perjalanan. Pada kesempatan lain tentu saja saya ingin merasakan rute yang lebih panjang untuk mengarungi Sungai Bogowonto ini.
Lalu kami kembali menaiki angkot yang sama untuk kembali ke rumah makan satu-satu. Di sana kami sudah disambut dengan menu makan siang yang terasa sangat nikmat ketika disantap saat kondisi tubuh lelah dan rintik gerimis nan syahdu sore itu.
Rafting di Sungai Bogowonto memang masihlah baru, namun menyimpan potensi pariwisata yang sangat besar. Masih perlu ada beberapa pembenahan kecil yang bisa ditangani dengan segera oleh pihak terkait. Total waktu pengarungan kami di Sungai Bogowonto yang kami lalui sekitar 60 menit, merupakan rute terpendek dari paket yang ditawarkan oleh operator.
Wisata Rafting di Sungai Bogowonto ini sangatlah direkomendasikan bagi Anda yang berada di sekitaran Kabupaten Purworejo, bisa juga dijadikan alternatif selain Sungai Elo yang rasanya sudah terlalu ramai saat akhir pekan.
LOKASI DAN KONTAK
Bagi anda yang ingin merasakan sensasi betapa serunya Rafting di Sungai Bogowonto, anda bisa menghubungi kontak berikut ini :
No hp : 0815 795 3871
Akun instagram : @biapurworejo
Lokasi basecamp : -7.717303, 110.020837
Titik Finish rute terpendek : -7.7342016, 110.011077
Anda bisa dengan mudah melihatnya melalui peta yang saya sematkan berikut ini.
TIPS RINGAN
Apabila Anda akan mengikuti Rafting di Sungai Bogowonto, bisa Anda terapkan tips berikut ini :
- Untuk sementara, rafting hanya dibuka saat hari sabtu dan minggu. Untuk hari lain atau pembaharuan hari pelayanan silahkan tanyakan kepada operator melalui kontak di atas.
- Bawalah kamera sendiri yang tentunya sudah anti air agar anda tidak melewatkan keseruan selama pengarungan.
- Bekali diri anda dengan pengetahuan dasar pada rafting, seperti cara memegang dayung, sikap menghadapi jeram atau juga respon saat anda tercebur ke dalam air. Memang sudah ada yang akan menolong nanti, namun mencegah akan lebih baik tentunya.
- Pastikan pelampung anda terikat dengan benar, tidak terlalu longgar juga tidak terlalu ketat.
- Jangan lupa juga tag foto rafting anda ke akun instagram @biapurworejo.
Semoga kegiatan Rafting anda di Sungai Bogowonto akan berkesan dan seru.
Salam
12 comments
mbak aya emang ckckck 😀
Halooo Mas Gallant
asik banget mas,,,, tapi aire keruh ya….berasa mandi di kolam susu soklat
katakan…rafting di Pulau Jawa sebelah mana yang airnya jenih? ahahah
ada mas…di karanganyar…barat gunung lawu…langsung dari tuk…airnya lumayan bersih…tapi aku lupa namane…tak ingat” dulu
itu buat rafting apa sekedar tubing Mas?
masih perlu banyak pelatihan tim skippernya. harusnya benar, pas briefing disampaikan bagaimana cara penyelamatan. Serem banget. Dan ternyata, skipper yg di perahunya mas aji itu anak magang. haha
beruntung juga yang di perahunya Mas Aji sudah pada pro…awawkakw
arusnya kayaknya lumayan deras yo mas?
gak deras sih mba, kitanya aja yang lebay..akwakwk
((dilarung)) 😀
ketimbang dimadu…awkakwka