Saya sudah lama ingin membuat artikel mengenai kamera mirrorless dengan kamera DSLR, namun rasanya artikel yang akan saya buat ini mungkin sudah akan sangat sering ditemukan di website atau blog lain, jadi terasa klise.

Mungkin jika ingin mendapatkan informasi yang lebih detail bisa mencari di YouTube, ada 1 buah video yang saya rekomendasikan dibawah ini sebagai pengantar perbedaan antara kamera mirrorless dengan kamera DSLR.

Artikel kali ini saya buat atas dasar pertanyaan teman saya yang sedang mencoba kembali lagi ke DSLR. Setelah sebelumnya menggunakan kamera prosumer atau Pocket. Adib, begitu teman saya sering dipanggil kali ini ia mengirim surel kepada saya mengenai kamera DSLR yang ingin ia pinang dalam waktu dekat ini. Lalu saya merekomendasikan nya untuk mencoba ke kamera mirrorless.

Dari surel tersebut malah muncul lima pertanyaan yang diajukan oleh teman saya tentang kamera mirrorless. Walaupun teknologi kamera mirrorless sudah berkembang cukup pesat namun ada masih banyak orang yang ragu untuk menggunakan kamera mirrorless.

5 pertanyaan tersebut akan saya coba jawab dengan pengetahuan saya sebagai orang yang menggunakan kamera mirrorless beberapa tahun terakhir ini. Untuk catatan saya bukan profesional namun sebagai konsumen dari kamera mirrorless.

Saya yakin posisi sebagai seorang konsumen seperti saya ini banyak terwakili oleh pertanyaan dan jawaban yang akan saya sajikan dalam artikel kali ini.

Sebagai informasi saja, saya menggunakan kamera Sony Nex 5n, sehingga jawaban saya sebagian besar akan berdasarkan pada pengalaman saya ketika menggunakan kamera tersebut. Jika pun ada pada merek lain itu hanya sebagai contoh yang lain saja namun bisa dijadikan sebagai panduan untuk mengenal kamera mirrorless lebih jauh.

Baik kita simak saja 5 buah pertanyaan dari Adib di Yogyakarta.
Daftar pertanyaan seputar kamera mirrorless: 

1. Apa yang Menjadi Keunggulan Mirrorless vs DSLR & Prosumer ?

Jika ditanya tentang keunggulan, tentu saja hal yang menjadikan keunggulan utama sebuah kamera mirrorless adalah ukurannya. Ukuran kamera biasanya berbanding lurus dengan bobot kamera dan lensa.

Dengan ukuran dan bobot yang lebih ringkas, fitur dan kualitas yang disajikan bisa dikatakan sama pada rentang teknologi yang seimbang. Ukuran sensor juga sama dengan kamera DSLR, mulai dari Mikro 4/3, APSC hingga Full Frame.

mirrorless vs dslr
Pernah mbayangke mbahmu nggowo ngene iki sedino? Pegel gaes

Dengan ukuran yang lebih ringkas dan diikuti bobot yang lebih ringan, tentu saja kamera mirrorless akan menjadi teman perjalanan favorit. Karena akan menjadi sebuah siksaan tersendiri ketika kita membawa kamera dengan ukuran besar dan bobot yang berat, hal tersebut cukup membuat kita kurang menikmati perjalanan.

Satu hal yang saya rasakan dari kamera mirrorless adalah titik fokus yang lebih banyak serta kemampuan memotret yang lebih cepat jadikan DSLR. Bayangkan saja ketika kita melihat kamera DSLR dengan harga yang sama, paling hanya memiliki 9 sampai 36 titik fokus namun di tentang kamera mirrorless bisa memiliki titik fokus lebih dari 100.

Baca Juga :  Ukuran Cetak Foto Lengkap

Ketika DSLR entrylevel biasanya hanya bisa memotret 3 hingga 5 foto per detik, maka mirrorless direntang harga tersebut bisa mengambil lebih dari 10 foto per detik.

Untuk kamera prosummer mungkin perbedaan utamanya pada kemampuannya dalam berganti lensa. Sensor kamera juga saya rasa lebih besar di kamera mirrorless seperti itu mungkin jika pembaca tahu ada kamera prosumer yang memiliki sensor yang sama dengan kamera mirrorless bisa memberitahu saya di kolom komentar.

2. Apa Kelemahan Mirrorless Daripada Kamera DSLR?

Kelemahan dibandingkan dengan kamera DSLR yang paling saya rasakan adalah daya tahan baterainya yang tidak selama DSLR. Hal ini dikarenakan kamera mirrorless menggunakan layar yang hampir selalu menyala ketika digunakan walaupun ada beberapa kamera mirrorless yang menggunakan viewfinder elektronik, namun tetap saja hal tersebut memakan daya yang lebih banyak daripada kamera DSLR.

Barang elektronik, dipakai rusak, tidak dipakai juga rusak. Berbiasalah

Kelemahan kedua adalah mengenai ergonomis kamera mirrorless, mulai dari grip yang lebih tipis daripada kamera DSLR pada umumnya hingga jumlah tombol fisik yang biasanya lebih sedikit dibandingkan DSLR. walaupun jika kita melihat kamera mirrorless seperti Fujifilm seri XT atau Sony seri A7/A9 mereka memiliki tombol yang banyak dan posisinya hampir seperti kamera DSLR.

mirrorless vs dslr
Berbeda untuk seri mirrorless di lini flagship, tombol fisiknya melimpah, ๐Ÿ˜€

Kelemahan ketiga menurut saya adalah ketiadaan cermin reflektor di depan sensor, sehingga sensor otomatis akan terekspos secara langsung terhadap debu. Jika pada DSLR kita akan melihat ada cermin diagonal di depan sensor, hal tersebut mungkin akan lebih membuat sensor sedikit lebih aman terkena debu. Ketika pada mirrorless akan menghadap langsung keluar, Saya tidak tahu apakah sensor kamera mirrorless itu menggunakan pelindung lagi atau tidak, saya tidak tahu.

Ketersediaan lensa pada mirrorless tidaklah sebanyak dengan DSLR (yang memang sudah tinggal meneruskan lensa dari zaman SLR). Untuk harga lensa, bisa dikatakan ya cukuplah berbunyi untuk sebuah dompet. Mungkin Anda bisa iseng browsing harga lensa untuk kamera mirrorless Fujifilm, bisa untuk DP rumah yang jelas.

Alternatifnya, adalah menggunakan adapter beberapa adapter sudah menyediakan fitur autofocus ketika menggunakan lensa dengan mounting Canon atau Nikon. Walaupun tidak berjalan secepat dan sehalus aslinya, namun bisa menjadi alternatif yang sangat membantu.

mirrorless vs dslr
Adapter + Lensa untuk DSLR, menambah dimensi ๐Ÿ˜€

Tapi ketika kita menggunakan kamera mirrorless, kemudian menggunakan lensa DSLR. Esensi kompak dan ringan dari sebuah konsep kamera mirrorless menjadi sedikit terganggu kan? tapi demi dompet yang lebih subur, saya rasa bisa ditolerir.

3. Kamera Mirrorless Untuk Pemula yang Baru Terjun ke Dunia Fotografi?

Jika ditanya apa kamera  mirrorless yang tepat untuk pemula jawaban saya adalah nulis yang sesuai dengan dompet anda. jangan sampai Anda mencoba untuk terjun ke dunia fotografi tapi harus kredit untuk sebuah kamera.

mirrorless vs dslr
Sony a600 menurut saya memiliki fitur yang sangat lengkap untuk rentang harga yang ditawarkan.

Jika jika dana Anda terbatas mungkin menyarankan kamera mirrorless antara Sony a6000, Canon EOS M10, atau Fujifilm XA-10. Saya menyarankan kamera tersebut karena ukuran sensor yang sudah APSC sehingga kualitas gambarnya dan respon terhadap noise cukup bisa diterima. (harga yang cukup murah juga untuk kualitas yang didapatkan)

Baca Juga :  11 Preset Lightroom Black and White Plus Preview

4. Bagaimana Kualitas Gambar yang Dihasilkan Mirrorless, Apakah Bisa Disandingkan dengan Foto Hasil DSLR Pada Rentang Harga yang Sama?

Kualitas gambar tentu saja sama ketika  melihat pada sensor yang digunakan. Untuk ketajaman lensa untuk tonal saya rasa masing-masing produsen kamera memiliki resepnya masing-masing.

mirrorless vs dslr
Cukup ditambahkan filter CPL, maka akan mendapatkan langit biru yang menawan. Diambil menggunakan Sony Nex 5n

jadi jika anda masih ragu bagaimana kualitas dari kamera mirrorless dengan DSLR jangan ragu selama sensornya sama tentang harga yang tidak jauh berbeda kualitas gambarnya juga tidak jauh berbeda.

Saya sempat membawa kamera saya Sony Nex-5n ke Buton Selatan, bisa anda lihat foto-fotonya pada 2 artikel berikut ini.

  1. Camping di Pulau Ular, Buton Selatan
  2. Mengunjungi Desa Waonu, Pulau Kadatua

5. Bagaimana dengan Umur Mirrorless? Rentang Usianya Apakah Sama dengan DSLR atau Apakah Shutter Count Masih Menjadi Tolak Ukurnya?

Ketika ditanya mengenai umur kamera sebuah mirrorless terkait dengan sensor dan hal lainnya, tidaklah jauh berbeda ketika kita berdebat tentang jumlah shutter count sebuah kamera DSLR.

sejauh pengamatan saya hingga saat ini, kamera mirrorless menggunakan dua buah jenis shutter unit dalam satu kamera. Seperti kamera Sony Nex 5n milik saya yang memiliki shutter unit mekanik dan elektronik.

Kamera mirrorless yang lain sebagian besar juga memiliki dua jenis
shutter unit di dalam body kameranya namun pada kamera DSLR hanya memiliki satu jenis satelit yaitu starter mekanik.

Biasanya shutter unit mekanik ini yang dijadikan tolak ukur pada kamera DSLR tentang seberapa jauh perjalanan sebuah kamera DSLR dalam mengambil foto.

Sekarang saya coba sajikan sebuah kasus anda akan lebih memilih kamera yang mana jika ada dua kamera seperti ini. Kamera pertama adalah kamera dari seorang fotografer wedding atau jurnalis yang sering mengambil gambar dengan mode brust secara liar. Kamera kedua adalah kamera dari seorang landscaper yang sering mengambil gambar slow speed bahkan star trail hingga berjam-jam.

Pada kamera pertama unit yang paling bekerja keras adalah shutter count. Pada kamera kedua unit yang paling bekerja keras adalah sensor. Sekarang Coba anda browsing harga sebuah shutter unit dan harga sebuah sensor maka anda akan segera bisa memilih kamera pertama atau kamera kedua.

Kembali ke daya tahan kamera mirrorless terkait dengan shutter unit yang digunakan. Shutter unit mekanik dan satu unit elektronik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Shutter mekanik bisa mentolerir cahaya yang keras pada sebuah garis hasilnya bisa Anda lihat dari screenshot video YouTube yang saya taruh di bawah ini. Perhatikan sebaran cahaya di sekitar cahaya lilin.

Baca Juga :  Survey Event IMAJI bersama forum National Geographic Regional Yogyakarta
mirrorless vs dslr
Screenshoot dari https://www.youtube.com/watch?v=E2yqQ1Fgaco
mirrorless vs dslr

Screenshoot dari https://www.youtube.com/watch?v=E2yqQ1Fgaco

Shutter mekanik bisa mengambil gambar yang lebih lama dari 1 detik, jadi jika anda ingin mengambil slow speed pada air terjun hingga 30 detik hanya shutter mekanik yang dapat melakukannya

Shutter mekanik hanya bisa digunakan dengan flash pada kecepatan 1 per 200 jika lebih dari itu maka akan terlihat garis keras di separuh foto.

mirrorless vs dslr
Sumber foto dan artikel lengkapnya ada di https://digital-photography-school.com/understand-flash-sync-speed-so-you-dont-sink-your-photo-shoot/

Shutter mekanik menggunakan komponen yang bergerak, saya jadi ingat kasus pada salah satu seri DSLR kamera Nikon, sempat ada kasus mengenai pemlumas dari shutter unit yang bocor sehingga mengotori sensor kamera. Karena unit yang bergerak inilah mengapa shutter unit mekanik memiliki umur atau angka maksimal untuk digunakan. Ketika sudah mencapai umurnya ya harus diganti dengan shutter unit yang baru.

Shutter elektronik tidak memiliki suara saat beroperasi karena sistem kerjanya adalah dengan “mengejutkan” sensor kamera untuk aktif dan nonaktif.

Shutter elektronik memiliki kemampuan memotret yang lebih cepat dibandingkan dengan shutter mekanik. Jika kamera DSLR hanya mampu memotret pada 1/8.000 maka kamera mirrorless bisa mencapai 1/32.000. Hal ini akan sangat membantu fotografer ketika akan memotret dengan bukaan lebar pada siang hari sehingga tidak memerlukan penggunaan filter ND.

Karena kemampuannya memotret dengan sangat cepat, maka tidaklah heran jika shutter elektronik bisa membuat sebuah kamera mirrorless menangkap lebih banyak gambar dalam satu detik dibandingkan dengan kamera DSLR.

Jadi setahu saya kamera mirrorless hanya menggunakan masing-masing jenis shutter untuk kondisi pemotretan tertentu. Walaupun kita bisa mengatur secara manual apakah akan menggunakan sistem shutter mekanik atau elektronik, namun jika kita menggunakan mode hybrid, maka kamera akan menentukan sendiri secara otomatis. jika akan memotret slow speed maka akan menggunakan shutter mekanik namun jika akan memotret secara brust maka akan berpindah ke shutter elektronik.

Namun biasanya pada mode hybrid terjadi sebuah kasus dimana kamera tidak dapat men-triger flash eksternal.

Saya rasa daya tahan kamera mirrorless dibandingkan DSLR dari segi shutter unit, maka lebih awet kamera mirrorless. Namun jika dibandingkan dengan kualitas bahan body yang digunakan dan hal lainnya itu tergantung dari masing-masing produsen dan juga pengguna.


jadi saya rasa 5 pertanyaan ini sudah saya jawab dengan kemampuan saya sebagai seorang pengguna kamera mirrorless harian. jika pembaca memiliki sudut pandang lain atau informasi tambahan atau mungkin juga hal yang dirasa perlu untuk meraih tulisan ini sangat saya tunggu agar artikel ini bisa menjadi lebih berkualitas dan menjadi rujukan bagi orang yang memiliki keraguan berpindah dari DSLR ke mirrorless.

Jika Anda sedang mencari rekomendasi kamera mirrorless terbaik di tahun 2021, Anda bisa berkunjung ke bestrekomendasi.id untuk mendapatkan informasi yang padat dan jelas terkait kamera mirrorless, mulai dari jenis, cara kerja, hingga cara perawatan kamera mirrorless.

Sekian salam jepret

0 Shares:
10 comments
  1. kepikiran juga mau pake dslr .. atau mirrorless yang lebih compact .. tapi karena sering dibawa ajrut ajrutan dan bahkan kadang2 jatuh … sayang juga duitnya .. haha .. akhina tetap pake pocket ๐Ÿ™‚

  2. Saya udah setahun ini make mirrorless canon eos m100 mas.. kelemahannya selain baterai dan bodi yang terbuat dari plastik… m100 juga ga ada hotshoenya mas… apa boleh buat.. budget cukupnya untuk beli yang itu… hhehe

    Salam kenal dari Medan mas.. ?

    1. Bisa diakali sebenarnya pakai triger yang bermata kucing, jadi flash internal bisa dijadikan triger flash external.
      Gak masalah juga kan Bang selama pakai m100? yang penting tetap sesuai kemampuan ๐Ÿ™‚

      Medannya mana nih Bang? siapa tahu dekat sama rumah kawan aku di Medan.

  3. Saya sangat menikmati dng jawaban atas 5 pertanyaan saya, informatif. Tp saya merasa pihak DSLR banyak disudutkan disini apalagi ditambah komentar dr mas Sitam. Saya butuh pembelaan utk DSLR. Hahaha

    Nuhun

  4. Kalau sekadar untuk ngeblog seperti saya, mirrorless sudah sangat mumpuni mas. Memang lagi-lagi kembali ke tujuan awal sih hahahaha. Baterei memang kudu ada cadangan, ๐Ÿ™‚

Leave a Reply to ghozaliqCancel reply

You May Also Like