Pulau Weh menurut saya adalah pulau kecil dengan beragam atraksi untuk berwisata, lengkap dan terjangkau jarak antar satu lokasi dengan lokasi lainnya. Terlebih dengan akan diselenggarakannya Sail Sabang 2017 yang pastinya akan menarik para wisatawan untuk merapat ke berbagai lokasi wisata di Sabang. Salah satu lokasi yang saya kunjungi saat itu adalah Air Terjun Pria Laot yang berada tepat di tengah Pulau Weh. Waktu tempuhnya sekitar 30 menit berkendara santai dari pusat Kota Sabang.
Sebuah tikungan jalan seperti tikungan jalan yang lainnya menarik perhatian kami, ada tulisan “Air Terjun” dengan arah panah keluar dari jalan aspal di tikungan tersebut. Sontak girang bagi kami yang masih mengenakan baju basah karena bersnorkling di Pantai Iboih, kami bisa berbilas dengan air tawar yang melimpah dan bersih tentunya.
Kami pun mengikuti jalan beton yang hanya bisa dilalui sepeda motor tersebut, hingga kami sampai pada batas jalan dimana ada sebuah pipa air yang melintang, sehingga sepeda motor kami harus beristirahat sejenak di bawah dedaunan yang meneduhi jalanan siang itu.
Kami melanjutkan perjalanan dengan cara tradisional, yaitu berjalan kaki. Tidak lama juga akhirnya kami sampai di ujung jalan beton, tergantikan oleh bebatuan sungai yang membuat kami kegirangan untuk menapakinya. Berasa menjadi Ninja Hatori. Cuaca walaupun cukup terik namun tertolong arena banyaknya pepohonan di sepanjang aliran sungai, teduhan yang meneduhkan jiwa dan raga.
Sekitar 15 menit berjalan kaki, mulailah terdengar riuh air yang jatuh dari ketinggian. Walaupun tidak terlalu bergemuruh, namun sepertinya rasa penasaran kami tetap menggelora hingga membuat langkah kami semakin cepat. Ternyata benar, sebuah air terjun dengan tinggi tidak sampai 20 meter tersebut sudah membuat kami segera ingin menceburkan diri di bawah kucurannya.
Air Terjun yang kecil seperti ini tentunya tidak akan membuat dasar kolam yang dalam, terlebih bila melihat dari riak air di bawah air terjun yang bergerak deras. Bisa dipastikan tidak terlalu dalam, sehingga kami dengan santainya bermain di bawah derasnya air terjun tersebut.
Bisa Anda bayangkan sendiri, dengan badan kami yang telah lengket karena 90 menit bermain di air laut tanpa berbilas. Terkena kucuran air tawar yang segar seperti ini tentu saja menaikkan kadar kebahagiaan kami hingga batas maksimal.
Semua terlihat begitu bahagia berjumpa air tawar yang melimpah untuk berendam sekaligus berbilas, hanya kami berenam di lokasi saat itu. Sampai-sampai ada yang meminta kursus berenang, tentu saja si pemberi kursus juga melayani dengan riang. Cukuplah untuk sekali meluncur walau sesekali lutut terbentu batu karena begitu antusias agar tidak tenggelam, namun gravitasi berkehendak lain saat itu.
Suasana di sekitar juga terasa tenang dan santai, cocok untuk tidur siang sebenarnya, namun karena perut kami lapar, maka bukanlah perkara mudah untuk bisa tidur siang dengan suasana senyaman ini. Kami juga lupa tidak membawa cemilan, jadi waktu yang kami habiskan di tempat ini hanya untuk bermain air saja.
Atraksi yang bisa Anda lakukan di Air Terjun Pria Laot ini adalah bermain air dan bersantai, itupun sudah lebih dari cukup menurut kami karena memang suasananya yang menenangkan sekalipun di siang hari. Terlebih dengan aktivitas jalan kaki yang harus Anda lakukan terlebih dahulu sebelum sampai ke lokasi ini.
Untuk lokasi Air Terjun Pria Laot bisa dilihat pada peta yang saya sematkan berikut ini,
Kunjungan ini saya lakukan terakhir kali pada tahun 2012, sepertinya apabila melihat fungsi dari Air Terjun Pria Laot ini sendiri sebagai sumber air tawar, maka seharusnya tidak ada banyak perubahan berarti pada Air Terjun Pria Laot ini, agar daerah aliran sungai tetap terjaga demi debit yang stabil pada musim hujan maupun musim kering.
Saya juga sempat membuat ebook perjalanan ke Sabang beberapa waktu lalu, juga ada sebuah video perjalanan yang saya buat seadanya karena keterbatasan footage dan juga kemampuan dalam mengolah hasil video perjalanan tersebut.
Salam.
8 comments
Asik banget Mas, abis main di laut langsung nyebur di air terjun..mantap
Air terjunnya masih keliatan asri, sepertinya belum banyak turis yang ke sana ya?
iya, jaraknya tidak terlalu jauh juga dari laut.
Saat itu 2012, memang sepertinya masih sepi turis
alamnya masih asri banget …
kalau sudah berlengket lengket ria … mandi di air terjun bener2 bikin syueger
iya, tahun 2012 masih asri, entah sekarang bagaimana, yang jelas saat itu benar-benar air tawar tersegar yang kami rasakan.
Ajib mainan air di sini hahahhaha. Kungkum terus kalau aku 😀
Asal ne kungkum ojo disambi ngompol Maseeee
pas perut lapar, kepikiran golek iwak rak mas?
terus dibakar, digawe penyetan atau digeprek, atau dibikin rendang? #Ehh
Ra kepikiran Mas, kepikirane malah mangan konco dadine…akwakwka