Air Terjun Siklothok ini berlokasi di Kecamatan Kali Gesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Musim terbaik untuk datang ke tempat ini adalah bulan Januari dan Februari, selain debit air yang melimpah di 3 air terjun besarnya, juga anda akan menemukan banyak kios kecil yang menjajakan durian dengan harga yang jauh lebih murah dari harga durian yang sudah sampai ke tepian jalan besar.
Pagi itu bersama Aji, saya meluncur melintasi minyak hitam yang mengeras membelah persawahan yang masih beraroma embun. Tak perlu banyak bertanya karena memang sudah saya “pin” lokasi tersebut pada aplikasi GPS di ponsel saya. Sejenak berhenti di sebuah warung makan sederhana yang menyajikan menu yang memang sedap untu sarapan di pusat kecamatan Kali gesing.
Usai sarapan, sembari membayar yang telah kami santap, kami menanyakan keberadaan air terjun Siklothok yang ternyata memang sudah tidak jauh lagi dari warung makan tersebut.
Meluncur perlahan karena kekenyangan, membuat kami makin memperhatikan tanda-tanda yang sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh pemilik warung makan tadi.
Sampailah di parkiran, sekiranya hanya motor kami saja pagi itu. Berjalan perlahan dengan seksama merasakan pagi yang sejuk.
Perlu sekitar 300 meter hingga akhirnya kita bisa menemui air terjun pertama yang saat itu (agustus 2013) memiliki debit air yang kecil, namun kolam yang berada di bawahnya terlihat tenang dan jernih.
Setelah beberapa kali bermain slow shutter dan mengabadikan posisi Aji dengan latar belakang air terjun tersebut, segera kami bergerak menuju air terjun yang berada di atasnya dengan menaiki tangga semen yang mungkin bagi sebagian orang adalah curam.
Air terjun yang kedua tidak bisa kami hampiri dengan sempurna karena memang keterbatasan akses untuk bisa berjalan aman di tepiaanya. Hanya foto dari posisi aman saja yang bisa saya ambil.
Melewati jembatan bambu yang kemudian saya lanjutkan dengan berdiri di belakang Aji yang menapaki bebatuan terjal.
Menyusuri sungai berbatu seusai puncak batuan tadi membuat perjalanan semakin menyisakan ruang untuk melamun.
Dari balik tikungan yang tertutupi oleh tebing, terdengar semilir riak air jatuh dari ketinggian. Saat tirai bebatuan tersibak oleh langkah kaki yang bergantian menapak, terlihat air terjun bertingkat dengan debit air yang memprihatinkan mengisi ruang pandang kami.
Berfoto dahulu sebelum mendekat dan sebelum semakin terik.
Mendekat dengan debit seperti itu kami yakin aman asalkan tidak masuk ke dalam kolam yang berada di bawah air terjun tersebut.
Terlihat seperti ada tiga tingkat, karena memang topografi lantai air terjun tersebut yang lebih terlihat ketika debitnya sekecil itu.
Mulailah berpose aneh dan unik di lokasi yang hanya ada kami saja saat itu.
Paling utama dan wajib diutamakan adalah keamanan dan keselamatan.
Setelah puas, pose foto terakhir adalah bergaya dengan kaos yang kami kenakan masing-masing.
Perjalanan turun kembali diramaikan dengan keinginan untuk menceburkan diri ke kolam yang berada di air terjun pertama. Menapaki batuan serta tangga semen menjadi hal yang mengisi jarak waktu antara air terjun ketiga dengan air terjun pertama.
Segarnya air pada kolam tersebut serasa mendinginkan suhu kepala kami yang beberpaa hari lalu memang sedang terlalu banyak keinginan yang aneh-aneh.
Cukup melihat alam, merasakan sejuknya air serta bersenandung bersamanya merupakan hal termudah untuk melemaskan dan melepaskan pikiran anda.
Jadi, sudahkah anda kembali ke alam dan menjaganya agar tetap lestari?
Salam lestari
untuk foto lainnya anda dapat melihatnya pada Galeri Air Terjun Siklotok
6 comments
dah coba curug sebelahnya., Curug silangit .
Jejeran…kui ono fotone curug silangit…ngisor dewe man
Coba curug silangit di Sebelahnya bro..
Kan searea…
Air terjunnya gak begitu besar, tapi airnya jernih!
Iya…hutan daerah hulu masih terawat…
Karena kecil itu ada beberapa titik yang bisa buat berenang…