Curug Padusan di Desa Benowo, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Lokasinya dekat dengan Curug Batur dan Petilasan Pangeran Benowo, paling berjarak 100 meter di antara ke tiga objek wisata tersebut. Air yang mengalir di tebing batu terlihat jernih, terasa segar dan memang menggoda untuk menceburkan diri ketika berada di tepiannya.
Setelah beranjak dari Curug Benowo, maka saya kemudian kembali bermain air walau tidak sampai berbasah-basahan. Hanya memotret saja sembari beberapa kali mencelupkan kaki saya untuk merasakan betapa segarnya air di Curug Padusan. Terlebih kata orang bijak, ketika kaki terkena air gunung itu katanya bisa melunturkan sifat-sifat duniawi, katanya lho.
Saya datang dalam rombongan terakhir ketika baru memasuki Curug Padusan ini. Beberapa rekan Famtrip sudah terlihat basah kuyup saat keluar dari Curug Padusan, mereka sepertinya tidak kuasa menahan hasrat untuk tidak masuk ke dalam kolam yang berada di bawah kucuran air terjun di Curug Padusan.
Nama Curug Padusan memang diambil dari kata bahasa jawa yaitu “adus” yang dalam bahasa indonesia berarti “mandi”. Jadi memang kolam di Curug Padusan sudah diatur agar bisa digunakan untuk mandi dalam artian menceburkan diri dan membasahi badan, bukan mandi dengan sabun atau sampo atau bahkan luluran. Mungkin tempat ini ramai dikunjungi warga sekitar saat akan menjelang bulan puasa, seperti di beberapa daerah lainnya yang masih menggelar tradisi padusan.
Di tepian Curug Padusan juga sudah dibuat jembatan dengan pagar bambu yang diperuntukan bagi pengujung untuk bisa mendekat ke air terjun. Juga ada sebuah kursi bambu yang berada di sudut kolam yang jika duduk di sana itu berasa like a boss. Beberapa gazebo juga sudah dibuat sebagai tempat untuk beristirahat pengunjung, walaupun belum ada tempat untuk berganti pakaian ataupun kamar kecil.
Tinggi Air terjun di Curug Padusan ini tidaklah tinggi, mungkin sekitar 20 meter, sedikit lebih tinggi dari Curug Benowo yang beberapa menit lalu saya datangi. Namun dengan tinggi yang tidak seberapa itu, air yang turun mengikuti alur tebing batu akan lebih nyaman ketika menyentuh badan. Jadi janganlah melewatkan kesempatan merasakan terapi air di bawah kucuran air segarnya.
Air di kolam terlihat agak kecoklatan, padahal air yang jatuh dari atas jernih sekali, juga di bagian tempat keluarnya air terlihat jernih juga. Sepertinya karena dasar kolam tersebut yang masih banyak endapan tanahnya, sehingga teraduk oleh hantaman air dari atas. Mungkin ketika dasar kolam di Curug Padusan diganti dengan bebatuan atau kerikil padat sepertinya akan lebih jernih. Saya tidak menginjakkan kaki ke dasar kolam, jadi tidak tahu apakah dasarnya tanah atau pasir.
Saya juga sempat membuat foto panorama 360 di Curug Padusan ini, saat membuatnya terlihat sekali Mas Irzal (jaket kuning) rela berdiam diri dengan pose menghadap ke atas seperti itu. Beberapa rekan yang lain sudah berjalan keluar area Curug Padusan, sehingga hanya terlihat bagian belakangnya saja. Silahkan menikmati panorama 360 di Curug Padusan berikut ini.
Lalu saya dan rombongan terakhir beranjak meninggalkan Curug Padusan untuk kembali lagi tempat dimana para warga yang menjadi pengantar kami selama berada di Desa Wisata Benowo.
Kembali menaiki sepeda motor dengan medan yang membuat saya tidak berani memegang kemudi, beruntung kondisi dari tempat kami ini hingga ke penginapan tidaklah begitu jauh dan curam.
Salam.
4 comments
Dari fotonya sudah terbayang kesegarannya. Dalam curugnya seberapa itu?
Seperut saya sekitarnya mbak di bagian tengah, mungkin 1 meteran lebih dikit Mbak,
Hawa dan udara di sekitarnya itu benar-benar terasa sejuknya.
kalo ga repot ga seru 😀
ahahah iya betul betul betul….