IMG_7256
berlarian lepas di pantai bandengan

Perjalanan ini saya lakukan pada penghujung akhir tahun 2012 silam dimana saya baru pulang dari Rembang untuk sekedar bersua dengan teman kos dulu semasa kuliah. Saya mampir ke rumah rekan yang berada tepat di Kota Kudus namun agak mendekat ke daerah persawahan, sehingga tidak terlalu bising dari lalu lalang arus pantura. Suatman, atau lebih sering dipanggil dengan nama Suat, dahulu kami pernah tinggal satu rumah ketika berada di pulau sebelah. Ketika saya sudah meluncur dari Rembang menuju Kudus, Suat masih berada di rumah rekannya yang baru saja memiliki momongan baru. Singkat cerita, saya dan Suat janjian di alun-alun Kudus untuk bertemu hingga kemudia bersama menuju rumah Suat. Sore harinya, saya sms beberapa teman yang berada di daerah Kudus untuk sekedar kumpul dan reuni di Pantai Bandengan. Bermodal ajakan dadakan dan sms ngawur, akhirnya kumpulah beberapa teman saat kuliah di Semarang. Hasil tunggu menunggu menghasilkan sorakan dan sindiranย ketika saya selaku pembuat acara malah datang paling belakang di tempat janjian, hehehehe maaf ya teman :D.

IMG_7225
main air, tapi nanggung ๐Ÿ˜›

 

IMG_7358
senja di langit kala itu ๐Ÿ˜€


Segera bergerakย ke Pantai Bandengan di Jepara, beriringan dan pelan untuk memastikan tidak ada anggota yang tercecer di jalan. Sesampainya di pintu masuk, lalulah kami memarkirkan kendaraan kami sembari bingung karena Pantai Bandengan berasa ramai sangat saat itu. Akhirnya tanpa menunggu lama segera bergerak ke sebuah tempat yang mungkin cukup lapang untuk kami semua meletakkan beberapa perlengkapan yang kami bawa. Ada beberapa yang hanya main air, ada beberapa yang main kano, ada beberapa yang hanya duduk diam menjaga barang-barang kami.

Baca Juga :  Sabang, Titik awal dimana keindahan Indonesia dimulai (part 2 of 2)
IMG_7169
monster laur ๐Ÿ˜€

Pengunjung yang ramai pada saat itu tidak kami perhatikan, yang penting main air, hohoho. Sampai tak terasa senja mulai menampakkan kemilaunya di ufuk barat. Segera kami berbilas dan berkemas untuk pulang kembali ke peraduan.ย Walaupun hanya sejenak bersua dan bercanda bersama rekan seperjuangan dulu, cukuplah menurut saya untuk melepas rasa rindu terhadap mereka yang telah setahun lebih tidak bertemu :D.

IMG_7291
rona jingga lagi
IMG_7308
berbagai aktivitas di sore itu

Sesampainya di rumah Suat, seingat saya, saya mandi lagi sepertinya sebelum akhirnya pergi tidur hingga fajar menyingsing keesokan harinya.ย Saat saya berada di Kudus, saya bingung hendak pergi kemana karena tujuan saya memang hanya untuk bersilaturahim. Obyek wisata Kudus yang berbau alam dan jauh dari jamahan manusia sepertinya sulit untuk ditemukan untuk orang baru seperti saya. Akhirnya Suat mengajak saya untuk mengujungi daerah Gunung Muria yang biasanya ramai dikunjungi untuk ziarah, namun saya ke sana bukan untuk ziarah, melainkan mengunjungi tempat air tiga rasa dan air terjun montel (kalau gak salah itu namanya).

Kondisi jalan yang ramai di sekitaran tempat ziarah membuat saya semakin berhati-hati menaiki kendaraan di jalan yang sempit meliuk dan naik turun terebut. Setelah memarkirkan kendaraan, segera kami melintas ke tempat air tiga rasa melalui jalan setapak membelah bukit dan perkebunan yang jauh dari ramainya jalan aspal di sekitar tersebut.

IMG_7366
melangkah menuju mata air tiga rasa

Sekitar 45 menit, kami sampai di tempat air tiga rasa, melepas lelah sejenak kemudian menegak air tiga rasa tersebut yang terletak dalam satu tempat namun berbeda muara untuk mengambilnya. Air tiga rasa ini berwarna bening, namun rasanya berbeda dengan air putih pada umumnya. Di tempat tersebut biasanya digunakan untuk jalur pendakian ke Puncak B29, Gunung Muria dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam. Tak berapa lama kemudia kami kembali ke tempat parkiran dengan mencari jalan yang paling sedikit bersentuhan dengan jalan aspal, karena merasa lalu lintas di sana cukup mengerikan, heheh :D.

Baca Juga :  Menyisir Sisi Lain Universitas Negeri Semarang

Setelah mengambil kendaraan, kami meluncur ke bawah menuju loket masuk ke air terjun montel yang masih berada di daerah tersebut. Jalan kaki sekitar 20 menit harus kami lakukan selepas dari tempat parkir.

IMG_7371
jalan menuju air terjun montel
IMG_7369
hawanya sejuk lho di sini

Sesampainya di air terjun, saya cukup terkaget karena ada dua hal yang mebuat saya kecewa; pertama adalah banyaknya warung yang berada sangat dengan dengan air terjun tersebut, sehingga susah bagi saya untuk mendapatkan gambar yang luas tanpa mengenai warung-warung yang berada di sekitarnya; kedua, airnya mana? Hanya tetesan kecil yang jatuh dan terlihat di tebing basah itu. Hujan di bulan November rupanya tidak serta merta meningkatkan debit air pada air terjun tersebut. Mungkinkah di bagian hulu air terjun tersebut terdapat aktivitas manusia yang menganggu ekosistemnya? Saya belum tahu dan tidak sempat bertanya kepada warga sekitar.

IMG_7374
airnya lagi pada main petak umpet ๐Ÿ˜€

Segera kami pulang kembali ke rumah Suat untuk sekedar melepas lelah sejenak sembari kepanasan dengan suhu di Kota kudus yang sukses membuat saya mandi sehari tiga kali :D. Malam harinya ketika mentari telah beristirahat, kami menuju ke alun-alun Kudus untuk sekedar makan kacang dan bercerita tentang hal-hal ringan dan terkadang terbalut nostalgia saat di pulau sebelah.

Sepulangnya ke rumah Suat, rebahan yang diiringi doa sebelum tidur menutup hari yang melelahkan saat itu. Esok harinya setelah mandi, saya segera pamit kepada Suat dan keluarga untuk segera berlanjut ke Demak, menjenguk teman yang saat itu belum lulus juga :D.

Baca Juga :  Bersepeda Sejauh 46 Kilometer Demi Kesegaran Danau Rerebe

Terima kasih ya Mr. Suatman atas segala jamuan, maaf telah merepotkan. Bilamana ada waktu, saya tunggu di gubug saya dan akan saya jamu minimal sama atau lebih dari jamuan anda saat saya berada di rumah mu :D.

IMG_7390
malam hari di alun-alun kudus
0 Shares:
3 comments
  1. Kebetulan keluarga saya berasal dari Kudus dan saya sempat tinggal lama juga di kota itu. Dulu air terjun Montel ini hampir selalu jadi rekomendasi bagi siapapun yang ingin menikmati air terjun di kota Kudus, dan dulu air terjunnya deras banget. Sampai-sampai siapapun yang menuju kesana bisa mendengar gemuruh airnya dari kejauhan. Keren lah pokoknya.

    Tapi sekarang beda banget. Dan beberapa waktu yang lalu, saya sempat ke sana, dan kecewa melihat kondisinya sekarang. Terlalu banyak orang, banyak warung-warung, dan debitnya kecil ๐Ÿ™

    1. Nah sekarang sudah mulai ditemukan akses untuk air terjun lainnya Mas,
      Mungkin bisa dijadikan alternatif tempat wisata dan sumber air untuk warga agar lebih stabil debit airnya.

Ambil hanya informasi, tinggalkan hanya komentar. Silahkan berbijak hati untuk mengisi kolom komentar. Salam

You May Also Like