Mini volcano ini terletak di selatan pusat Kota Sabang, mungkin memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Sabang. Akses jalan untuk menuju ke Mini Volcano ini juga sudah beraspal dan halus, bisa dilalui kendaraan roda dua mupun roda empat.
Seusai puas bermain air di Air Terjun Pria Laot, segera saya membuka peta dan rencana perjalanan hari itu. Tujuan selanjutnya adalah sebuah tempat dengan simbol berupa gunung berapi di peta lokasi wisata Pulau Weh. Tertuliskan sebuah nama tempatnya, Mini Volcano.
Mini Volcano? sejenak membuat kami bertanya-tanya, apakah itu sebuah gunung di tengah Pulau Weh? Namun sejauh mata memandang saat berada di Kota Sabang, kami tidak menemukan satupun gunung yang nampak. Sayangnya juga kami tidak sempat melihat peta topografi Pulau Weh sebelum melakukan perjalanan ini.
Berbekal keingintahuan tersebut, segera kami melaju ke arah selatan dari Air Terjun Pria Laot yang telah membuat kami lebih segar kala siang itu. Jalanan terasa sepi saat itu, teduh pepohonan juga membuat kami betah untuk berjalan dalam pelan dan melihat ke kanan kiri.
Hingga kami saat itu melintas di sebuah persimpangan, berhenti sejenak karena ragu. Tidak seorang warga yang kami lihat di sekitar kami saat itu, lalu saya mencium bau belerang sesekali dari arah tersebut. Maka dengan yakin kami bergerak mendekat melintasi jalan pada pertigaan tersebut. Semakin melaju mengikuti jalan aspal tersebut, semakin kuat aroma belerangnya.
Beruntunglah, ternyata kami mengikuti jalan yang benar. Segera kami melintas ke sebuah jalan paving kecil untuk memarkirkan kendaraan kami. Tidak terlihat penjaga di obyek wisata Mini Volcano saat itu, ataukah memang tidak ada yang berjaga.
Kami berkunjung dengan waktu kunjungan yang kurang tepat, saat terik matahari sedang tepat berada di atas kami. Langkah kami terlihat bergitu cepat untuk segera mencari teduhan yang bisa dijangkau. Medan yang kami lintasi mungkin cukuplah sulit bagi mereka yang jarang berjalan di tanah.
Ada beragam ukuran bebatuan serta kayu-kayu kering yang berserakan di lokasi tersebut. Lalu kami baru menyadari, ternyata ada lubang-lubang kawah berukuran kecil yang berada dalam posisi acak. Lubang kawah tersebut mengeluarkan asap, bahkan ada beberapa lubang yang menyajikan atraksi berupa air kawah yang mendidih. Diameter masing-masing lubang kawah tersebut bervariasi, ada yang kecil nan dalam, ada pula yang cukup lebar dan terbuka.
Bibir lubang akan berwarna kuning akibat dari adanya belerang yang keluar dari dalam kawah kecil. Sejauh mata mata memandang, hamparan tanah terbuka dengan beberapa titik bewarna kuning akan terlihat dengan mudah. Dari situlah baru kita paham, ternyata lubang-lubang tersebut berpindah-pindah tempat secara acak.
Pepohonan yang berada di dalam area tersebut juga terlihat mati kering, tanah tempat mereka mencari air harus tergantikan oleh pergerakan lubang kawah yang muncul secara acak. Maka tidaklah heran kalau kita akan dengan mudah menemukan batang pohon yang teronggok begitu saja.
Untuk lokasi Mini Vulcano bisa dilihat pada peta yang saya sematkan berikut ini,
Saya juga sempat membuat eBook perjalanan ke Sabang beberapa waktu lalu, juga ada sebuah video perjalanan di Pulau Weh yang saya buat seadanya karena keterbatasan footage dan juga kemampuan dalam mengolah hasil video perjalanan tersebut. Lokasi ini pastikan tidak Anda lewatkan saat mengikuti event Sail Sabang 2017 di Sabang.
Salam.
6 comments
Serem lihat foto2nya, penuh perjuangan ya mas untuk ke Mini volcano. Perjalanan yg sptnya cocok utk kaum pria saja deh 😉 .
ahaha gak serem-serem amat kok selama emang berhati-hati ketika melangkah, ehehe
unik banget alamnya .. seru menjelajah ketempat tempat seperti ini
Iya, coba sempatkan datang ke Sabang membawa sepeda, pasti seru 🙂
wah, udah ke sabang aja nih 🙂
Masih di Indonesia juga kok Teh 🙂