Kapal ini setahu saya adalah sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang berada di laut, saya juga kurang paham bagaimana sistem kerja pembangkit ini ketika harus mengirimkan listrik ke Aceh daratan. Hal yang sangat ketahui adalah sejarah bagaimana kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ini bisa sampai ada di tengah daratan.

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aceh
Salah satu sudut di samping lokasi parkir. Terasa panas sekali saat siang.

Kapal PLTD ini berada di daratan karena terbawa oleh arus laut saat terjadi musibah tsunami pada desember 2004 silam. Selain Kapal PLTD ini, ada juga sebuah perahu yang setahu saya hingga saat ini maish berada di atas sebuah rumah, lokasinya juga tidaklah begitu jauh dari lokasi Kapal PLTD ini berada sekarang ini.

Saya mengunjungi lokasi ini pada bulan Agustus tahun 2012, itupun tidak ada niatan untuk datang ke tempat ini. Berhubung karena lokasinya yang dekat dengan rumah yang akan dituju oleh teman saya, Rizqi, maka saya memilih untuk datang ke lokasi ini daripada ikut Rizqi ke tempat seseorang. Untuk memasuki lokasi ini tidak ada tiket masuk, jadi kita tinggal melangkahkan kaki saja.

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aceh
Ada monumen yang saya cuma jalan melintasinya saja, tidak mampir, ehehe

Saya sudah samar-samar untuk mengingat ada apa saja di lokasi ini. Terlebih pada saat itu saya hanyalah membawa kamera saja, jeprat sana jepret sini, tanpa ingin membaca beberapa monumen atau memperhatikan lebih detail, saya jadi pelancong, bukan pejalan.

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aceh
Kapalnya itu besar lho….

Saya perlu menaiki tangga untuk bisa naik ke dek utama Kapal PLTD tersebut, ada 2 arah yang saya tuju saat itu, yaitu menuju ke lambung kapal dan menuju ke dek teratas kapal. Saat berada di dalam lambung kapal, terasa luas namun kosong, suara langkah terasa mengema ketika melangkah dan entah mengapa saya kok merasa hawanya dingin. Mungkin karena bagian dalam ini jarang terkena sinar matahari secara menyeluruh.

Baca Juga :  5 Kaos Andalan Ketika Saya Traveling
Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aceh
Jangkat kapal yang beratnya minta ampun

Tidaklah lama bagi saya untuk melangkahkan kaki keluar dari lambung Kapal PLTD tersebut. Saya menaiki sebuah tangga untuk menuju ke dek teratas kapal ini. Terasa panas memang saat itu, iklim pantai memang terasa di tempat ini.

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aceh
Panorama dari atas kapal

Di bagian teratas Kapal PLTD ini, kita bisa melihat dengan luas Kota Banda Aceh. Walaupun tidak tinggi sekali, namun kita bisa melihat dengan lebih dengan jauh melalui beberapa teropong yang disediakan di lokasi tersebut.

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aceh
Ada teropong yang bisa Anda gunakan di sini.

Setelah merasa beberapa lokasi sudah saya ambil fotonya, maka saya kembali turun untuk menunggu Rizqi yang janjinya akan kembali menjemput saya pada rentang waktu tersebut. Setelah kembali menaiki kuda besi dengan membonceng Rizqi, Saya masih melewatkan untuk berkunjung ke Museum Tsunami hingga saat ini. Semoga ada kesempatan lagi untuk berkunjung ke Banda Aceh.

 

0 Shares:
4 comments
  1. Saya dulu tidak sempat menjelajahi bagian dalam kapal ini. Ada apa saja di sana, Mas? Apakah dijadikan museum? Kalau tidak selesai menjelajahi suatu objek wisata itu sesungguhnya jadi alasan untuk datang dan jelajah kembali ya, hehe. Semoga bisa balik ke sana lagi Mas, lalu dituliskan lagi di blog ini, amin. Tapi khusus di sini, saya belajar dua hal: bahwa ada saat ketika waktu berhenti dan betapa dahsyatnya kekuasaan Tuhan itu, jika Ia sudah berkehendak. Tak ada yang namanya tak mungkin.

    1. bukan musium sih Mas, paling hanya monumen peringatan saja seperti itu, saya juga agak-agak samar juga.

      Iya, semoga bisas berkunjung ke sana lagi,

      iya, manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan.

Ambil hanya informasi, tinggalkan hanya komentar. Silahkan berbijak hati untuk mengisi kolom komentar. Salam

You May Also Like