Sekarang saya lebih sering menggunakan kompor gas portable ketika melakukan pendakian, selain lebih cepat panas, juga bahan bakarnya yang tidak akan tumpah seperti spirtus. Namun pada beberapa kondisi ketika berada di ketinggian dengan tekanan udara yang kecil, terkadang nyala gas tidak stabil dan bisa jadi mampet. Untuk menghindari hal tersebut, saya sempatkan membawa kompor lapangan yang terbuat dari dua buah kaleng minuman bersoda.
Sistem kerjanya hampir sama dengan kompor Spirtus Trangia, namun dengan bahan yang ada di sekitar dan juga murah.
Keunggulan kompor lapangan seperti ini adalah :
- Murah, karena membuat sendiri, bahkan tanpa lem
- Lebih irit spirtus daripada menggunakan kapas sebagai sumbunya.
- Tekanan yang dihasilkan akan lebih besar daripada memakai sumbu.
- Ringan dan ukurannya kecil.
- Lebih seru untuk dijadikan penghangat ketika malam hari di luar tenda.
- Nyala biru.
Kekurangan kompor lapangan seperti ini adalah
- Tidak bisa diisi ulang hingga spirtusnya dihabiskan terlebih dahulu.
- Tidak bisa digunakan di dalam tenda, sangat bersiko ketika tidak sengaja tumpah.
- Tidak bisa mengatur besaran nyala api yang keluar.
Bagaimana cara membuatnya? Cukuplah dengan bantuan search engine dengan kata kunci “membuat kompor lapangan dari kaleng bekas” maka anda akan menembukan sederetan tutorial lengkap dengan gambar per langkahnya. Namun saya merekomendasikan untuk mengunjungi artikel pada sebuah blog : cara membuat sendiri kompor lapangan dari kaleng bekas, Karena lebih lengkap dan jelas dalam masing-masing proses pembuatannya.
Tertatik? Silahkan mecoba sembari bernostalgia saat masih menggunakan kapas sebagai sumbu api untuk nyala spirtus 😀
2 comments
Saya mengunakan kapas tapi kog api kurang panas ya,, apa lebih baik tanpa kapas
gak usah pakai kapas