River Tubing di Desa Wisata Gubugklakah ini dilakukan di Sungai yang memang satu aliran dengan Coban Pelangi. Karakteristiknya yang daerah hulu membuat banyaknya bebatuan besar pembuat jeram, serta lebar penampang sungai yang terlibat tidaklah terlalu lebar. Walaupun tidaklah begitu dalam, namun penggunaan pelampung dan helem adalah sebuah kewajiban untuk peserta dan pemandu.
Saya datang ke Ledok Amprong bersama tim Eksplor Desa WIsata Malang. Saat itu siang hari terasa mendung, sehingga sangatlah nyaman untuk berdiri di kabin belakang sebuah mobil off road. Jalur yang didominasi tanah bergelombang serta berliku dengan hutan pinus yang mengelilingi kami semakin membuat teriakan-teriakan tidak jelas di mobil yang kami naiki semakin nyaring.
Begitu sampai di lokasi, ternyata ada rombongan lain yang juga ingin merasakan sensasi adrenalin tubing di Ledok Amprong. Sehingga kami terpaksa menunggu beberapa saat hingga giliran kami tiba. Saat menunggu inilah yang digunakan oleh saya dan rekan-rekan untuk bersantai, tiduran, memotret, hingga ngomongin orang.
Hari semakin sore, lalu saya mulai merasakan udara yang cukup dingin dengan kondisi badan yang masih kering. Lalu terbesitlah keinginan untuk tidak ikut merasakan tubing, selain badan saya yang masih lelah karena perjalanan semalaman, juga saya merasa bahwa tidak ada yang akan mendokumentasikan aktivitas kami nanti.
Total hanya ada 9 orang yang turun ke sungai, saya memutuskan untuk menunggu mereka di dekat garis finish agar bisa mendapatkan dokumentasi kegiatan kami. Sebelum berangkat, sebagai peserta wajib mengenakan pelampung dan helm sebagai syarat utama keselamatan. Lalu dilanjutkan dengan mendengarkan dengan khidmat arahan dari pemandu. kemudian tak lupa kami berdoa, hal yang murah dan bisa mengubah.
Kondisi hari yang sudah terlalu sore membuat kami hanya merasakan tubing dengan jarak yang terpendek, sekitar 750 meter. Saya cukup kaget ketika sedang asyik memotret makro di sekitaran garis finsih, dari jauh sudah terlihat warna kekuningan yang hanyut bersama aliran sungai. Ternyata itu mereka, segera saya mengambil posisi dan mencoba mengambil wajah bahagia mereka satu persatu.
Hal yang tersulit adalah ketika ada satu rombongan dengan jumlah lebih dari 3 orang, cukup membuat saya kerepotan untuk mengarahkan lensa tele yang saya gunakan. Beruntunglah yang hanya mengalir sendirian, sehingga lebih mudah untuk saya dokumentasikan.
Ada yang terlihat sudah mahir mengendalikan putaran ban, ada juga yang masih harus merelakan melewati jeram dengan punggung di depan. Satu hal yang terlihat jelas adalah keseruan dari teriakan-teriakan mereka selama berbasah-basahan. Bahkan ketika sampai di garis finsih pun mereka masih sempat untuk iseng satu dengan yang lainnya.
Lalu akhirnya mereka mulai keluar dari sungai agar tidak lupa daratan. Terlihat mereka mulai menggigil kedinginan saat angin menerpa tubuh mereka yang masih tertutupi pakaian basah.
Untuk aktivitas tubing di Wana Wisata Ledok Amprong ini tersedia 3 pilihan jarak pengarungan. Semua bisa disesuaikan dengan kemampuan fisik dan budget anda. Semuanya tetaplah terasa seru tanpa mengurangi tingkat kebahagiaan.
Saya juga sempat membuat panorama 360 di sekitaran Wana Wisata Ledok Amprong. Silahkan gunakan browser yang mendukung untuk dapat menikmatinya. Silahkan diputar-putar menggunakan jari atau menggoyangkannya dengan sensor gyroscope pada perangkat anda.
Lokasi Wana Wisata Ledok Amprong terletak di -8.0320767, 112.8276700Untuk lebih mudahnya, Anda bisa menyimaknya pada peta dibawah ini.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi tanpa ragu dan tanpa menunggu kontak di bawah ini.
Desa Wisata Gubugklakah
Alamat : Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Contact Person : 087859478177 ( Pak Anshori )
Tulisan ini dibuat atas perjalanan bersama tim blogger #EksplorDeswitaMalang pada tanggal 14-16 April 2017 pada 4 Desa Wisata di Kabupaten Malang.
12 comments
Kamu bagaikan bapak bagi kita-kita mas hahah, gak ikut cebur main dan mala ngefotoin kita semua hahaha makasi mas, gak ada kamu mungkin ga ada yg ngefotoin *eh
hihih lagian akunya juga males basah, nanti bisa-bisa malah sakit karena badan capek dan agak kelaparan…hihih
sama-sama, lagian juga emang pas bawa lensa tele,
Sepanjang perjalanan aku berdoa terus, hahaha. Tiap turunan air jantung rasanya mau copot =)). Makasih ya mas Ghoz, aku jadi punya foto saat tubing HAHAHAHA
Hahaha iya, berdoa memang bisa menenangkan walaupun tetap aja deg-degan,
Sama-sama ๐
Wew fotoku di mana-mana, tapi sensasinya lebih kerasa dibandingkan Goa Pindul, hahaha.
Btw, mas Aji itu ngapain sih?
Kamu memang eksis sekali Mas, besok jadi model ya, tapi di belakang kamera…haghgahgahg
Itu biasa, setiap aku lagi bikin pano 360, dia selalu rela berdiam diri agar masuk ke dalam frame
pengalaman dadi model 360 mu mas wkwkwk
Sepertiny iya, terus ketagihan…ahahha
keren ya….bagus sungainya jernih batu-batu rumput hijau…fotonya juga keren keren
Iya Mas, enak buat gegoleran sembari mbaca buku di tepian sungainya, ada warung juga jadi bisa pesan kopi hitam.
Motretnya biasa aja Mas, alamnya aja yang emang bagus ๐
Pas tubing aku kedinginan hahahhaha. Ditambah lagi sempat terguling pelampungku. Tapi seru sih walau akhirnya masuk angin hahahahha.
Hemm Aji itu ngapain jongkok di sana. ๐ ๐
Waktu turun ke sungai juga sudah sore, terlebih lagi udara yang berhembus semakin sejuk, hahah.
Perlu bawa balsem sama uang koin buat kerokan itu…ahaha
Iya itulah yang saya herankan, dia rela jongkok sampai penuh agar bisa masuk ke dalam frame…hihihih