Bersepeda ke tempat ini bukanlah hal yang mudah dari tempat tinggal saya selama berada di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Saya perlu mengayuh sekitar 45 km untuk bisa sampai di sini, sehingga tidak memungkinkan untuk kembali di hari yang sama.
Ada sebuah danau buatan di Kecamatan Tripe Jaya, Gayo Lues, Aceh. Danau tersebut bernama Dana Rerebe, untuk artikel dengan foto yang lebih bagus bisa Anda simak pada artikel merasakan kesegaran di danau rerebe. Dalam artikel ini saya hanya memotretnya dengan kamera ponsel dan kamera saku.
Saya beristirahat sejenak saat baru sampai di rumah kontrakan rekan saya, jarak Danau Rerebe sudah dekat, hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit dengan menaiki sepeda pada jalur menanjak yang berbatu. Ketiga rekan saya menggunakan sepeda motor, sedangkan saya menggunakan sepeda gunung Polygon Premiere.
Bukanlah hal yang mudah untuk bisa menaiki jalanan berbatu yang menanjak tersebut, terlebih saya melewati jalur yang sempit dan terdapat banyak kerikil lepas. Dalam beberapa kejadian saya harus turun dan menuntun sepeda saya agar lebih aman.
Mulai terdengar sayup-sayup suara air terjun yang masuk ke dalam ruang dengar saya, ternyata kami berada ruas jalan dengan pemandangan Danau Rerebe di bagian bawahnya. Segera saya mengayuh sepeda saya dengan lebih bersemangat, memangkas jarak antara saya dengan bibir Danau Rerebe.
Alhamdulillah akhirnya saya bisa sampai ke Danau Reree dengan selamat dan keringat yang bercucuran. Segera setelah saya memarkirkan sepeda, kaki saya sudah merasakan air dingin di danau tersebut. Hanya kami berempat di lokasi yang indah tersebut. Berasa berada di kolam renang pribadi. Air yang jernih dan terlihat segar menambah rasa penasaran saya untuk mendekat ke air terjun kecilnya.
Kami berempat bermain air sejenak di air terjun tersebut. Berusaha melawan hawa dingin yang mulai terbiasa di tubuh kami. Bersuka ria tanpa ada orang lain di tempat tersebut, hanya kami berempat saja dalam ruang sore tersebut. Sempat terlintas inigin menceburkan diri bersama sepeda saya ke dalam Danau Rerebe, namun saya takut tenggelam, hehehe.
Kami menghabiskan waktu sekitar 45 menit di tempat tersebut, hingga akhirnya rasa lelah dan lapar menggoda kami untuk beranjak pulang ke peraduan. Kali ini jalan pulang yang dilewati terasa lebih nyaman karena merupakan jalan menurun..
Saya segera berbilas kembali dan berganti pakaian kering seusai sampai tempat teman saya. Saat itu langit sore terlalu menggoda saya untuk keluar dan mensyukuri kembali suguhan alam. Sepeda saya kembali menjadi perlengkapan untuk berfoto, berlatarbelakangkan langit sore.
NIkmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?
Salam jepret.
14 comments
enaknya bersepedah gak sendirian ya jadi ada temen ngobrol juga
iya, jadi berasa gak sendirian di dunia ini…akwakwa
jaman sik enom mbien wkwkwkw
ono sing uwis tuo pas aku sik enom mbiyen….wkwkwkwk
wow sepedaan smpe aceh..40an km mas..sama dong mas..
aku juga udah pernah, malah 60 km..SOLO- Ngargoyoso PP 🙂
btw ini bukan iklan Polygon kan? hahaa
bukan iklan polygon kok Mas, kebetulan aja pakai sepeda Polygon.
memang sepedaa sekarang sudah semakin menarik karena bisa mengukur jarak yang ditempuh. Jadi bisa melihat statistiknya, ahaha
Walah 46km, niat tenan iku mas😅
46 km dengan sepeda ini masih lumayan Mas, dulu pernah Jogja-Wates PP sehari pakai sepeda biasa itu 84 km berasa kaki senut-senut…ahahha
Besok-besok coba Semarang – Jogja mas, bikin ajeb saingan sama truk hahahahha. Tenang, abis gowes itu enaknya main air *eh
aku yo pingin gitu Mas, tapi pakai road bike ya, bukan mountain bike..akwka
dulu jogja-muntilan PP pakai sepeda road bike itu gak kebangetan keringetnya…asoooy kayuhannya bikin manja….ahahha
46 km itu melebihi jarak dari Punggelan ke kota Banjarnegara, alamak ngebayangin kalau beneran dari punggelan yang jalannya naik turun..
46 km itu masih biasa kalau untuk ukuran di Aceh, ahahha di sana jarak antar ujung ke ujung dalam satu kabupaten sampai 150 km lebih
Mantap, Bang!
Keren dan segarnya air di sana jadi hadiah buat usaha gowes buat ke sana ya 😄
Iya, airnya memang menggoda untuk didatangi, ahahha