Air Terjun 7 Bidadari atau lebih akrab disebut dengan Curug 7 Bidadari merupakan salah satu obyek wisata air terjun yang berlokasi di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Untuk lokasinya bisa Anda ikuti pada peta di akhir artikel ini. Bila Anda sudah berada di pertigaan Pasar Sumowono, maka ambilah arah ke Limbangan atau Boja, maka akan terlihat petunjuk jalan menuju Curug 7 Bidadari.
Aksesnya sangatlah mudah untuk dilalui baik motor ataupun kendaraan roda empat. Kondisi jalan dari aspal hingga beton akan mempermudah Anda untuk menuju ke area parkir Curug 7 Bidadari. Area parkirnya bisa dikatakan cukup luas dengan beragam fasilitas penunjangnya, seperti mushola, warung, dan kamar kecil.
Sesampainya di area parkir, maka segera Anda akan dihadapkan pada aliran sungai yang cukup jernih di sampingnya. Lalu kita diharuskan melewati sebuah jembatan bambu yang unuk orang setinggi saya (175 cm), maka harus sedikit membungkukkan badan.
Jembatan bambu ini tidaklah lebar, maka dari itu diperlukan rasa saling mempersilahkan apabila ada rombongan lain yang datang dari arah berlawanan.
Setelah jembatan bambu tersebut, segera saya dihadapkan pada sebuah tanah lapang dengan jalan setapak di tepiannya. Dari sini sudah terlihat air terjun yang saya tuju. Rupanya jaraknya tidaklah terlalu jauh dari area parkir, mungkin hanya sekitar 300 meter dengan topografi yang datar.
Selepas tanah lapang tersebut, saya dipertemukan kembali dengan jembatan bambu tanpa atap, sehingga akan lebih leluasa untuk memandang panorama sekitar. Dari jembatan bambu inilah kita sudah bisa melihat Curug 7 Bidadari tanpa terhalang apapun.
Saya segera mendekat ke air terjunya, rupanya sudah ada plang dari logam yang bertuliskan โCurug 7 Bidadariโ dengan beberapa warna. Cukup disayangkan menurut saya karena bagi penggemar fotografi landscape seperti saya ini, maka hal tersebut menjadi sebuah kebocoran. Lokasi plang logam tersebut tepat di depan air terjun, jadi saya harus memilih beberapa sudut pandang agar tulisan tersebut tidak masuk ke dalam bingkai digital.
Saya tidak tahu kenapa air terjun ini diberi nama Curug 7 Bidadari, mungkin karena jumlah tingkat air terjunnya. Tepatnya saya tidak bisa mendapatkan informasi di lapangan mengenai asal usul namanya. Ternyata di bagian atasnya masiih ada air terjun lagi, namun harus sedikit menanjak melalui jalan tanah di samping air terjun.
Sesampainya di bagian atasnya, suasana terasa sepi dan berangin. Maka saya memutuskan untuk kembali saya ke air terjun utama. Di air terjun utama, saya kembali memotret dengan santai karena saat itu cuaca sedang mendung, jadi sangat mendukung untuk memotret dengan kecepatan rendah.
Saya juga sempat membuat foto panorama 360 di depan Air Terjun 7 Bidadari. Bisa Anda simak pada jendela di bawah ini. Pastikan Anda menggunakan browser yang mendukung.
Selain membuat panorama 360 seperti di atas. Saya juga membuat Virtual Tour 360 di Curug 7 Bidadari yang memuat 5 buah foto panorama dengan navigasi yang mudah berpindah tempat.
Berikut ini beberapa hasil foto saya ketika menggunakan metode slow speed untuk memotret gerakan air. Saya hanya mengunggah beberapa saja agar tidak terlalu berat memuat halaman ini.
Salah satu hal yang paling saya soroti dari lokasi ini adalah kebersihannya. Banyak sekali sampah plastik yang berceceran, walaupun sudah ada tempat sampah, namun sepertinya kurang untuk mengatasi beberapa pengunjung yang memang kurang sadar akan kebersihan.
Koordinat lokasi curug 7 bidadari adalah -7.203296, 110.289480
Berikut ini adalah lokasi curug 7 bidadari pada google maps.
Selamat berkunjung dan tetap menjaga kebersihan.
Salam
10 comments
tempatnya bener2 sudah ditata .. nyaman untuk hiking bawa keluarga kesana.
Sayangnya … budaya nyampah .. susah ya … ga tua muda, kaya miskin .. dengan santainya buang sampah seenaknya
Iya, sampahnya itu yang mungkin harus lebih diedukasi kepada pengunjung.
Entah sudah keturunan atau kebiasaan, akwkawk
Apik mas, emang sengaja dibuat dr bambu” gt ya mas fasilitase…nambah kesan alami aja…harus belajar dr njenengan kie ambil gambar pakai slow speednya ๐
iya, mungkin biar murah juga karena gak harus beli bahan baku,
ayo mas, belajar nyelosepid bareng… ๐
bar sasi juli wae mas….dongakke wae ben bisa cedak muntiland ๐ khan bisa ke semarang nek pas lagi selo….
lha ameh Muntilan opo GunungKidul Mas??
Aku malah durung mrene mas๐
Apik klenthing kuning dan panglebur gongso yg deket sini juga
Iya Mas, daerah Sumowono itu air terjunnya melimpah, sampai mau datangi satu-persatu itu sudah terlanjur capek,,ahah
besok-besok lah saya coba berkunjung ke Klenthing Kuning dan Panglebur Gongso,
tempatnya sepi banget :O
aku datang emang pas pagi dan bukan akhir pekan Mas, jadi ya sepi dan gratis,,