Pantan Cuaca merupakan sebuah kecamatan yang masih berada di bawah daerah administasi Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Bentang lahan pada Kecamatan Pantan Cuaca didominasi oleh perbukitan dan lembah kecil di antara bukit-bukit tersebut. Ketinggian yang pernah saya ukur dengan menggunakan GPS pada ponsel android adalah sekitar 1200 mdpl untuk daerah pemukimannya. Pernah juga menaiki sebuah bukit kecil, kemudian saya ukur adalah 1300 mdpl. Bahkan saya pernah bersepeda hingga ketinggian 1600 mdpl pada jalan lintas Pantan Cuaca menuju Takengon, Aceh Tengah.

Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
HIjaunya perbukitan menentramkan

Saat itu cuaca sedang terasa panas, walaupun sudah berketinggian 1200 mdpl, namun tetap saja paparan sinar matahari terasa menyentuh kulit hingga harus mengenakan jaket untuk sekedar menutupinya. Kami berjalan-jalan pada sebuah tempat yang masih berada di jalur untuk menuju ke Takengon. Kata orang sekitar, tempat tersebut dinamakan “cating” atau “café tingkir”. Bukanlah sebuah café pada umumnya, hanya sebuah gubug kecil yang dibangun di tepian jalan untuk berteduh ketika hujan.

Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
Berdiri di batas kawasan ekosistem dan batas kawasan pemukiman

Pemandangan dari cating tersebut memang bagi saya yang suka melihat warna hijau terpadu dengan biru membuat saya beberapa kali mengunjunginya. Kadang menaiki kereta (sebutan untuk motor di daerah Aceh dan sekitarnya), sesekali juga menaiki sepeda. Kami saat itu hanya duduk saja dan berfoto sembari melihat daerah pemukiman tempat kami mengontrak satu tahun.

Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
Ketinggian lokasi ini sekitar 1400 mdpl
Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
Pemukimannya memanjang mengikuti liuk jalan aspal
Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
Berteduh di “cating”
Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
Jalanan yang kami lewati tadi dengan penuh ngos-ngosan




Terlihat sekali batas antara hutan, rerumputan terbuka, serta daerah pemukiman. Dahulu, kata beberapa warga yang sempat bercerita kepada saya, kawasan hutan lebih dekat ke pemukiman. Namun karena pertumbuhan aktivitas warga serta beberapa hewan liar yang sering berada di kawasan hutan tersebut maka lambat laun kawasan hutan mundur hingga batas yang sekarang.

Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
Sedang menunggu awan kinton

Dalam kawasan hutan tersebut dulunya sering sekali dijumpai babi hutan, harimau, beruang, gajah dan kera. Namun sekarang paling sering adalah babi rusa, untuk beruang hanya sesekali itupun sudah lama, selebihnya sudah tidak pernah terlihat lagi. Apakah hewan-hewan tersebut sudah berpindah mencari habitat baru? Ataukah memang sudah tidak ada di kawasan tersebut oleh ulah manusia? Saya tidak tahu dan belum mendapatkan informasi yang valid hingga sekarang ini.

Pantan Cuaca Gayo Lues Aceh
Jika hendak turun, pastikan memeiliki sistem pengereman dan mental yang stabil

Bagaimanapun, senang rasanya melihat sebuah kawasan pemukiman yang sederhana seperti itu, dikelilingi hijau dan biru, terkadang sekelebat kabut turun membuat kami harus berjuang untuk mandi pagi. Ketiadaan bangunan modern yang hedon membuat saya cukup merasa betah untuk tinggal di tempat tersebut selama satu tahun. Entah kapan bisa berkunjung lagi, bersua dengan orang-orang yang pernah saya kenal, ya semoga saja rezeki mengantarkan saya kembali.

Baca Juga :  Menutup Mimpi Kecil dalam Pendakian Gunung Slamet via Bambangan
0 Shares:

Ambil hanya informasi, tinggalkan hanya komentar. Silahkan berbijak hati untuk mengisi kolom komentar. Salam

You May Also Like