Perjalanan awal tahun 2012 lalu, bermain-main ke titik nol pendakian Gunung Leuser, Kedah, Kecamatan Kuta Panjang, Kabupaten Gayo Lues, Aceh.
Ada 6 orang saat itu yang turut serta dalam cerita sederhana ini. Saya, Sapto, Mustofa, Danang, Sulis dan Bang Yudi. Bang Yudi berprofesi sebagai polisi hutan yang bertugas di Kabupaten Gayo Lues, namun lebih sering berada di Kecamatan Putri Betung. Bila anda ingin mendaki Gunung Kemiri yang masih berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, anda bisa mencapai puncaknya melalui pintu rimba di Kecamatan Putri Betung.
Setelah saya selesai menyetel ulang pelek sepeda saya seusai ketabrak escavator minggu lalu, saya menanti rombongan Bang Yudi tersebut dari Kecamatan Putri Betung bersama kawan seperjuangan saya tersebut.
Dari Ibukota Gayo Lues, perlu waktu sekitar 15 menit untuk bisa sampai ke Desa Kedah dan hanya beberapa menit untuk menemukan area parkir di kawasan yang hanya ada beberapa bangunan yang terbuat dari kayu tersebut.
Sebelum kami berangkat menuju Kedah, kami mampir ke tempat Bang Juli, Komandan Polisi Hutan di Gayo Lues. Kami berniat untuk berangkat bersama menuju Kedah untuk mengisi hari minggu tersebut.
Jalanan aspal halus dengan meliuk rapi mengantarkan kami menuju Kedah disertai raungan dari mesin motor yang terpaksa menanjak. Kendaraan telah terparkir, kami menuju sebuah bangunan kecil yang memuat beberapa kegiatan yang pernah dilakukan di kawasan tersebut. Salah satunya adalah Ekspedisi Bukit Barisan pada tahun 2011 bersama TNI dan salah satu tv swasta.
Terlihat foto-foto yang membuat saya memunculkan keinginan untuk melangkahkan kaki ke Puncak Leuser dan Loser. Seusai puas melihat foto-foto tersebut, saatnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sembari bernyanyi sejadinya dalam hati.
Menyusuri jalan satu dua tiga tapak sedari parkiran motor guna menuju Bungalow milik Mr. Jali. Beliau adalah guide nomor satu serta senior di daerah ini untuk pendakian Gunung Leuser yang memakan waktu sekitar 12-15 hari tersebut. Sebutan Mr diberikan karena memang ketika ada tamu WNA yang akan mendaki, beliaulah yang menjadi guide, sehingga sematan panggilan Mr melekat di depan namanya.
Di bungalo sederhana tersebut sudah tertata rapi, serta sedang dirapikan untuk persiapan musim panas nanti ketika tamu biasanya datang untuk melakukan pendakian Gunung Leuser tersebut. Sebuah lokasi yang kecil, damai, sejuk dan memang nyaman untuk mengisi hari libur tersebut.
Ada sungai kecil yang mengalir dengan debit kejernihan yang menandakan masih terjaganya ekosistem di daerah ini. Airnya terasa segar, sesegar kipasan uang gajian.
Aktivitas yang kami lakukan di sini benar-benar seperti orang kota yang main ke desa. Memang kami berasal dari desa, namun desa di Jawa, sedangkan lokasi ini di desa yang berada di Taman Nasional Gunung Leuser. Bayangkanlah asri dan sejuknya seperti apa di lokasi ini.
Berjalan sembari mengambil beberapa foto, baik berpose maupun memotret aktivitas kami di lokasi tersebut. Menu makan siang berupa nasi sayur ayam yang di bawa oleh Bang Juli saat itu benar-benar pedas. Pedas santan cabai khas masakan Tanah Rencong, membuat kami semakin menikmati hawa sejuk mendekati dingin siang itu.
Obrolan hangat ringan serta candaan menambah suasana yang memang cocok untuk wisata keluarga di hari minggu tersebut. Kami selaku orang asing merasa benar-benar diperlakukan seperti keluarga sendiri. Beragam informasi kami dapatkan, baik melalui cerita maupun jawaban atas pertanyaan polos kami.
Secangkir kopi gayo menutup santap siang kami, benar-benar paduan kenikmatan yang saya sebut komplit untuk hari libur tersebut.
Tiba saatnya kembali berjalan menuju parkiran, berpamitan dengan Mr. Jali yang masih memiliki banyak kegiatan di Bungalonya. Berfoto bersama menjadi pengabadi kedatangan kami saat itu.
Terima kasih Mr. Jali atas sambutannya,
Terima kasih Bang Juli dan keluarga atas traktiran santap siangnya,
Terima kasih Bang Yudi atas ajakan kegiatan di hari minggu tersebut, seru pokoknya,
Terima kasih Danang, Mustofa, Sapto dan Sulis atas waktunya untuk meluangkan waktu mengisi hari minggu dengan bermain ke alam bersama saya.
Semoga bisa ada waktu untuk kembali menyambangi serta bersua dengan kalian semuga.
Tetap semangat dan sampai jumpa.
Salam lestari 😀
credit foto campuran, antara foto saya dan foto dari teman-teman seperjalanan. maaf saya watermark, sebagai usaha menjaga foto teman-teman yang saya pakai. 😀
8 comments
tulisan aceh selalu bikin envy
Kan deket kak…. Hihihihi
Ngeliat aliran airnya jadi kepingin mandiii haha tapi degdegan liat jembatan pohonnya 🙂
Aman kok mas…. Dinginnya itu yang kadang jadi kambing hitam buat gak mandi 😀
Salam lestari. Smg tetap terjaga Kedah..^^
Kapan kita ke sana lagi?
satu waktu saat semesta memaksamu kesana (lagi)..ahaii
Hokya hokya