berniat mencari beberapa foto perjalanan di sebuah pulau yang saya lakukan beberapa waktu silam, malah saya terjebak pada sebaris foto galaksi bimasakti yang pernah saya portret saat belum begitu paham benar menggunakan kamera dengan settingan manual.

saya coba masukkan ke dalam software lightroom untuk mencerahkan warna dan cahaya dalam foto tersebut yang benar-benar sangat gelap untuk dapat dilihat objek yang ada didalamnya.

saat mengedit foto-foto tersebut, tersadar mata melirik ke panel histrogram. saya tersenyum saat melihat apa yang saya lakukan dulu saat mengambil foto – foto galaksi bima sakti ini.

silahkan perhatikan screen shoot berikut ini

blog1

jika dilihat secara lebih detail pada panel histogram, adalah sebagai berikut :

blog2

ahahahaha….

sekilas saja mengenai peralatan yang saya gunakan saat itu ya,

  • – Canon EOS 550D,
  • – Lensa 18-55mm f/3.5-5.6,
  • – Filter CPL nancep di depan lensa
  • – Tripod kelas bawah yang membuat kamera goyang saat hentakan shutter pada slow speed
  • – Software Magic Latern untuk Eos 550D, yang memungkinkan untuk mengambil gambar selama lebih dari 30 detik secara otomatis

jika melihat dari histogram di atas, ada beberapa point yang harusnya bisa dikendalikan dalam mode Manual saat pegnambilan gambar galaksi bimasakti

  1. 1. karena kamera saya adalah kamera entry level, sebaiknya ISO janganlah terlalu tinggi, cukuplah gunakan 800-1600 saja
  2. 2. focal lenght saya menggunakan yang terlebar, karena ingin mengambil sudut pandang terlebar saat itu
  3. 3. bukaan lensa yang saya gunakan f/8.0, ahahaha ini lho salah satu yang bikin gelap gulita, seharusnya menggunakan BUKAAN TERBESAR lensa, jika pada lensa yang saya gunakan adalah bukaan sebesar f/3.5.
  4. 4. menggunakan Mode Manual Fokus, kemudian diatur pada infinity fokus
  5. 5. shutter speed yang mencapai 119 detik, waaooww apa-apaan ini, mau membuat startrail apa ya? hahahha, seharusnya maksimal cukuplah gunakan shutter speed selama 30 detik. Selain agar gerakan bintang tidak terambil, juga agar bisa mengurangi noise yang akan muncul secara keroyokan.
  6. Saya mengambil dalam  file JPG, sebuah penyesalan saat melihat gambar ini lagi, seharusnya alangah baiknya bila hendak mengambil gambar galaksi bimasakti, pakailah file RAW sebagai output. selain mempermudah pengaturan cahaya selanjutnya, pengurangan noise juga akan lebih bisa dilakukan maksimal pada file RAW dibandingkan dengan JPG
  7. seharusnya lepaslah semua filter yang ada di depan lensa anda, minilam hanya filter UV aja lah yang nempel, agar tidak ada cahaya yang terhalang pada saat memotret
Baca Juga :  Asal ikut Lomba Foto OTS Sleman 2015

berikut beberapa foto galaksi bimasakti yang saya ambil pertama kali saat itu.

jadi bingung, ini motret bintang, apa motret noise ya? hahahha

maaf kalo gambarnya bikin monitor anda secara berdebu maksimal Senyum dengan mulut terbuka

salam jeprettt ……..

IMG_4018

IMG_4020

IMG_4022

IMG_4026

IMG_4027

IMG_4028

IMG_4029

IMG_4030

IMG_4038

IMG_4039

Semoga berkenan, salam

0 Shares:
2 comments
    1. kayaknya enggak deh, ini kan cuman secondary operating systemnya kamera.
      saya kalau beli kamera bekas terus mas, jadi gak mikirin garansi, hehehe

Leave a Reply to ghozaliqCancel reply

You May Also Like