
Saya dahulu sering melihat foto-foto pemandangan di kalender gratisan yang biasa hadir di awal tahun. Hal tersebut membuat saya ingin menjadi fotografer landscape, sepertinya seru ketika kita bisa jalan-jalan ke tempat di mana alam masih jarang manusia dan juga masih alami. Saat itu tentu saja saya masih kecil di mana ketidakpunyaan alat serta kenalan orang yang berprofesi sebaga fotografer masih nol. Hendak belajar fotografi juga dari mana saat dimana mencari informasi seputar foto saja masih susah.
Zaman berubah, akhirnya bisa memegang tustel dengan fitur one button one shoot. Tidak ada kontrol manual saat itu, sehingga saya masih penasaran kenapa foto-foto di kalender bisa begitu indahnya sedangkan hasil foto saya kok biasa-biasa saja.
Tahun berganti, di mana masuknya teknologi internet memungkinkan saya belajar dari sumber manapun tentang konsep, teknik dan variasi dalam dunia fotografi. Jangankan kamera digital, ponsel berkamera saja baru saya miliki sendiri pada tengah tahun 2011. Belajar sendiri tanpa praktik itu susah, susah sekali, namun beruntung di dalam fotografi digital kita bisa jepret kemudian langsung dapat melihat hasilnya tanpa dicetak. Hal ini akan sangat menghemat dana untuk mencetak hasil foto yang telah kita ambil tersebut. Sering saya kebagian jadi documenter dengan kamera pinjaman dan kadang juga kamera seadanya.