Menggunakan Lensa Tokina 12-24 mm F/4 pada kamera Nikon D3100 rupanya memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan ketika digunakan. Sebagaimana yang sudah kita pahami sesama pengguna DSLR Nikon kelas bawah, bodi kamera tidak memiliki motor untuk menggerakan autofokus pada lensa.

Menggunakan lens hood bisa mengatasi flare yang mencoba masuk ke dalam frame. Mengorbankan komposisi tentunya agar hasilnya bebas flare.

Saya menggunakan kamera D3100 belumlah begitu lama, belum ada 2 tahun. Walaupun kamera D3100 sudah ada jauh sebelum saya pertama kali menggunakannya. Saya membelinya dalan kondisi bekas, meski dengan shutter count yang sudah cukup banyak, namun semua tetap berfungsi dengan baik.

Penggunaan lensa kit masih sering digunakan oleh saya pribadi, walaupun sesekali saya menggunakan lensa pinjaman lainnya. Beruntung saya pernah mencoba menggunakan lensa Tokina 12-24 mm F/4 generasi pertama pada sebuah kesempatan.

Tidak perlu mundur terlalu jauh untuk mendapatkan 2 buah air terjun dalam 1 frame.

Pada Lensa Tokina 12-24 mm F/4 generasi pertama untuk nikon belum memiliki motor fokus pada lensanya, namun pada generasi kedua, lensa ini sudah dilengkapi dengan motor fokus. Sehingga bisa digunakan pada bodi kamera nikon kelas bawah, seperti milik saya, yaitu D3100.

 

Saya menggunakan Tokina 12-24mm F/4 generasi pertama untuk mount nikon, sehingga ketiadaan motor fokus di dalam lensa membuat saya hanya menggunakan mode manual.

Untuk dokumentasi manusia juga memberikan distorsi yang menarik.

Walaupun hanya mode manual, namun saya tinggal mengatur jarak fokus ke infinity. Sehingga dari ujung ke ujung akan lebih terjamin masuk dalam area fokus. Terlebih juga, Saya hanya menggunakannya untuk memotret benda diam, bukan untuk mengejar sesuatu yang bergerak cepat.

Baca Juga :  Sharing Moment Event IMAJI bersama National Geographic Indonesia

 

Sebagai pengguna setia lensa kit alias AF-S 18-55 mm, maka saya cukup kaget ketika menggunakan Lensa Tokina 12-24 mm F/4. Maklum dimensi lensa yang lebih besar, juga focal length yang lebih lebar membuat saya kegirangan ketika memakainya. Saya lebih menyukai lensa lebar, dari pada lensa tele. Saya lebih menyukai fotografi landscape dengan lensa lebar, walaupun sesekali mengambil landscape dengan lensa tele.

Lensa wide ditambah dengan filter CPL, itu salah satu stres release bagi saya.

Saya cenderung lebih menyukai fotografi landscape, atau yang masih berhubungan. Penggunaan lensa lebar masih menjadi idola saya di setiap kesempatan. Kebiasaan menggunakan 18 mm pada lensa kit membuat saya kegirangan ketika bisa menggunakan 12 mm.

 

Saat saya menggunakan D3100 dengan Tokina 12-24 mm F/4, cuaca sedang terik dan memang terasa menyengat. Langit terlihat bersih saat itu, sangat optimal ketika saya mulai memutar-mutar filter CPL di depan lensa. Bobot kamera saya terasa lebih berat dari bobot biasanya ketika memakai lensa kit. Lensa Tokina 12-24 mm F/4 ini memang cukup membuat saya sesekali memindahkan dari tangan kanan ke tangan kiri ketika membawanya.

Flare yang masuk juga tidak terlalu parah sebenarnya, hanya saja seperangkat alat kebersihan di sebelah kiri menganggu komposisi.

Saya menggunakan lensa Tokina 12-24 mm F/4 ini dalam kondisi terpasang filter CPL, sehingga langit serta refleksi yang terekam sensor akan berbeda dengan yang dilihat mata manusia. Terlebih juga, kondisi langit saat itu juga sedang cerah dan bersih dari polusi. Ukuran diameter filter untuk lensa Tokina 12-24 mm F/4 adalah 67 mm, cukup besar dan lebih mahal yan dibandingkan diameter yang lebih kecil.

Baca Juga :  Contoh Foto Olympus E-PL2
Bayangan juga bisa dijadikan sebagai foreground

Saya pernah menggunakannya untuk memotret di sekitaran auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saat itu ada kegiatan komunitas fotografi, saya lupa apa nama komunitasnya. Pada saat itu memotret di sekitaran lokasi tersebut bisa membuat saya cukup rajin menekan tombol rana pada kamera saya.

Garis diagonalnya menarik untuk diikuti.

Berpindah ke titik lainnya, rupanya pada banyak sudut pandang yang menarik untuk didokumentasikan. Efek distorsi dari penggunaan lensa Tokina 12-24 mm F/4 memang semakin menambah kesan luas dan lebar.

gegara watermark seperti ini, kemarin tweet saya jadi ramai, bukan ramai masalah artikel yang di share, namun pada ngeributin watermark segede gaban ini.

Pada banyak kesempatan, saya juga sempat menemui kendaraan berat yang lewat di depan saya. Rupanya menarik juga rasanya mendokumentasikan kendaraan berat dengan lensa lebar.

Objek yang dekat menjadi nampak lebih besar, tentu saja. Belajar fisika makanya agar tahu jawabannya.

Fitur untuk merubah autofokus dan manual fokus juga unik, cukup ditarik atau di dorong saja ring fokusnya. Namun autofokusnya hanya bekerja pada body Nikon yang memiliki motor, seperti D90, D300 dan sejenisnya.

Penggunaan lensa Tokina 12-24 mm F/4 di kamera D3100 memang memiliki banyak kelebihan dan kekurangan, berikut saya sampaikan pendapat saya :

 

Kelebihan :

  • Kualitas optik lensa yang lebih baik dari lensa kit. Ya jelaslah
  • Ketajaman dan warna yang dihasilkan lebih baik dari lensa kit. Ya juga jelaslah
  • Mounting besi
  • Bukaan konstan pada F/4
  • Rentang Focal Lentgh yang cukup lebar, dari 12 mm hingga 24 mm.
  • Harga jauh lebih murah daripada Nikkor 12-24mm
  • Ada jendela indikator untuk melihat jarak titik fokus.
  • Bisa dipasang filter lensa dengan diameter 67 mm.
  • Switch AF ke MF cukup dengan menarik ring ke dalam atau keluar.
Baca Juga :  4 Cara Membuat Foto Panorama 360 Derajat

Kekurangan :

  • Generasi pertama untuk Nikon, tidak ada motor fokus pada lensa. Namun pada generasi kedua sudah ada.
  • Jarak fokus ke objek terdekat kurang dekat jika dibandingkan lensa sekelasnya.
  • Karet terasa gampang melar.
  • Harus menggunakan filter tipe slim agar tidak muncul vignete pada 12 mm.
  • Ukuran cukup besar dan berat, cukup bikin pegal pergerlangan kalau kelamaan ditenteng, ahaha. Karena inilah saya sekarang beralih ke mirrorless.

 

Mungkin itu saja yang saya rasakan ketika menggunakan lensa tersebut. Menurut saya lensa Tokina 12-24mm F/4 generasi pertama cocok untuk anda pemilik kamera Nikon kelas pemula yang tidak memerlukan kinerja autofokus. Untuk saya yang penyuka landscape, menggunakan mode manual fokus, FL lebar, dan bukaan kecil adalah hal yang sudah lebih dari cukup untuk menghasilkan foto landscape yang menawan.⁠⁠⁠⁠

0 Shares:
8 comments
  1. Saya iku belajar pepotoan membaca tulisan ini, ternyata ada istilah DSLR Nikon kelas bawah segala. Lha, apa kabar dengan mamak yg belajar moto makai kamera hp ini 😀

    Hasil jepretan mas ghozalig adem2 dimata. Keren.

    1. Yang jelas masing-masing kamera itu ada peruntukannya sendiri-sendiri sesuai spesifikasi yang tersedia. Saya juga masih sering pakai kamera ponsel, menang praktis walaupun hasilnya kurang fleksibel untuk diolah kembali.

      Makasih Bu Salma, ini kebetulan aja foto2nya yang nongol yang ijo-ijo, emang lebih suka motret pemandangan sih, hehehe.

  2. Sepertinya lensa Tokina ini makin maksimal kalau dipadukan filter CPL ya? Terutama untuk kondisi siang hari super terik. Oya, untuk kecepatan auto fokus Tokina lebih cepat Nikkor atau sebaliknya mas? Terus, pemakaian lensa ini berarti tak perlu adaptor ya utnuk Nikon?

    1. Yup, CPL memang sangat membantu dalam kompensasi refleksi dan hamburan.

      Autofokus? Mene ketehe Mas Tom, kan autofokusnya gak jalan di body d3100, ahaha

      Ini Tokina untuk nikon, jadi mounting sudah fit untuk nikon. Kalau untuk merek lain semisal wuling atau polytron wajib pakai adapter lain Mas Tom :3

  3. Kenapa ada fotonya mas Aji duh. Ngerusak aja tuh *semoga nggak dibaca mas Aji*

    Aku juga seneng landscape mas. Berarti lebih cocok pake lensa wide gitu ya? Ntap deh.
    Flare juga bisa bikin bagus fotonya lhoo. Tinggal pinter-pinter fotografernya aja. Kalo mas ghoz pasti wes jago lah.

    1. Eh iya ada Aji, aku fokusnya ke kuda malah, ahaha

      Ya gak semua landscaper perlu lensa ultra wide, main pakai tele juga patut dipertimbangkan untuk motret landscape.
      Yup,.tinggal pinter2nya kita ngolah flare yang masuk ke dalam frame.
      Apalah aku ini Mas, belajar jepret aja baru kemaren…

Leave a Reply to Ghozali QodratullahCancel reply

You May Also Like