15. Damai di Pantai Nipa - Ghozali Qodratullah

Pulau Nasi atau lebih dikenal Peunasu merupakan salah satu pulau berpenghuni di Kecamatan Pulo Aceh yang terletak di sebelah utara dari Kota Banda Aceh. Bahkan Pulau Nasi berada lebih barat dari Pulau Weh yang lebih dikenal dengan Sabang, tempat berdiri dengan kokoh Tugu Nol Kilometer Indonesia. Jadi andaikan anda berpergian ke Pulau Nasi, maka anda telah berada di daerah minus sekian dari 0 km Indonesia :D. Satu-satunya akses transportasi ke Pulau Nasi menggunakan kapal motor yang biasa ngetem di sekitaran area Pelabuhan Ulee Lheue (Pelaabuhan untuk menuju Pulau Weh), kecuali anda ingin menggunakan transportasi udara kemudian melakukan terjun payung, atau menggunakan jalur darat sembari melatih kesabaran menunggu samudra hindia surut :D. Akses transportasi melalui jalur laut sangat bergantung kepada cuaca, saat cuaca cerah perjalanan hanya memakan waktu sekitar 60 menit, sedangkan apabila cuaca kurang bersahabat dapat memakan waktu hingga 90-120 menit tergantung kondisi laut saat itu. Tetapi saya lebih menyarankan ketika anda berniat berkunjung ke Pulau Nasi, berkunjunglah diluar musim penghujan. Selain perjalanan laut yang lebih menenangkan adrenalin, juga anda akan lebih mudah berkeliling Pulau yang belum sepenuhnya memiliki jalan aspal namun sepenuhnya memiliki pantai berpasir putih bersih dengan hamparan samudra yang memberikan warna kedamaian.
1. Pemberangkatan - Ghozali Qodratullah

Pancaran matahari terasa menyengat kulit walaupun kami telah berlindung di antara bayangan dedaunan kecil di atas kami. Ditemani oleh keempat teman, saya setia menunggu kapal motor jurusan Pulau Nasi – Banda Aceh. Setelah sebuah sepeda motor dan sepeda hardtail teman saya telah berpindah posisi ke atas kapal oleh bantuan jasa bongkat muat di pelabuhan tersebut, kami berpindah koordinat menuju kabin kapal. Dengan melihat arloji dan arah mata angin, kami mencoba memprediksi tempat di dalam kapal yang bebas dari pancaran terik sang surya. Setelah beberapa waktu menunggu, tiba saatnya sang pawang (sebutan untuk nahkoda).

Baca Juga :  Tenangnya Waduk Cacaban, Tegal

Camera 360

Baling-baling besi yang telah lama terdiam mulai terbangun kemudian seakan  berputar mengamuk di bawah badan kapal sembari menciptakan buih putih yang membelah kebiruan laut saat itu. Perjalanan kami menuju Pulau Nasi telah dimulai, obrolan ringan sesekali dengan canda tawa dengan sesama penumpang mewarnai perjalanan kami.

3. mercusuar - Ghozali Qodratullah

Tanpa terasa perjalanan mercusuar di Pulau Nasi terlihat semakin membesar, sang pawang membelokkan laju kapal motor menuju perairan yang lebih dalam. Tanda kami akan segera mendarat di Pulau Nasi. Terlihat paku semen menopang kayu dan beton menjorok ke arah lautan, tanda bahwa kami akan segera melabuh di Pelabuhan Deudap.

Camera 360

Camera 360

Lambaian ombak pantai yang seakan tiada habisnya menarik biru air laut menuju pasir putih membuat kami berdecak kagum.

Camera 360

Segera 2 orang teman saya memacu kuda besi sembari mengikuti seorang teman yang mencoba menaklukan lintasan di Pulau Nasi menggunakan sepeda hardtail di tengah guyuran terik sang surya. Sementara saya dan teman saya menaiki angkutan bak terbuka yang terasa padat oleh muatan barang belanjaan dari Banda Aceh beserta pemiliknya. Angkutan bak terbuka yang minim tersedianya tempat untuk berpegangan membuat saya harus kreatif mencari tempat pegangan alternatif agar saya tidak terlempar dari laju kendaraan tersebut yang terasa cukup kencang.

Tanpa terasa kami telah sampai di tempat tujuan kami, rumah dinas teman saya yang akan kami buat berantakan selama beberapa hari kedepan. Tingginya suhu udara saat itu seakan membuat kami ingin berada di bawah atap rumah lebih lama untuk sementara waktu.

Baca Juga :  Di Manakah Lokasi NOL Kilometer Indonesia yang Sebenarnya?

7. menuju pantai Alue reuyeung - Ghozali Qodratullah

Setelah terik matahari mulai terasa bersahabat, segera kami bergerak menuju pantai terdekat dari rumah dinas teman kami. Puluhan pohon kelapa terlewati satu demi satu, mengantarkan kami menuju pantai alue reuyeung.

8. pantai Alue Reuyeung - Ghozali Qodratullah

Tidak sampai 10 menit, kami telah membuat jejak di antara hamparan butiran pasir butih di pantai alue reuyeung. Mulailah kegiatan no maden demi mendapatkan komposisi frame digital dimulai, sembari bernarsis ria di pantai yang tak terlihat orang lain selain kami.

9. Senja Alue reuyeung - Ghozali Qodratullah

Tanpa terasa sang surya mulai terbenam tanpa menunjukkan dirinya di cakrawala, pertanda dari alam bahwa kami harus pulang. Saatnya membersihkan diri sembari menanti masaknya masakan dari tuan rumah selaku koki :D. Malam terlewati dengan taburan bintang yang diselingi samar deburan ombak di sekeliling kami. Obrolan malam seakan mengantarkan cafein ke dalam otak kami, sehingga mata ini enggan terpejam. Tanpa terasa saya mulai menguap, isyarat dari badan ini untuk dimanjakan di atas alas empuk. Saatnya beristirahat untuk mengumpulkan energi dan semangat untuk menikmati keindahan lainnya yang tersedia sebagai anugrah Yang Maha Kuasa untuk negara ini.

Keesokan harinya saat jilatan matahari sudah tidak terasa menyengat, kembali kami berpetualang dalam pulau kecil ini. Menuju Pantai Nipa, pantai yang terlihat sering didatangi warga dan jarang terkena angin pantai, terlihat dari ribuan jejak kaki yang masih utuh menghiasi butiran putih pasir di tepian deru ombak.

10. Pantai nipa Ghozali Qodratullah

11. Pantai Nipa - Ghozali Qodratullah

Memandang lepas hamparan laut biru, menatap sisi barat Pulau Weh, merasakan bisikan ombak yang seakan memanjakan indra pendengaran kami, sebuah saat dimana saya dan rekan-rekan terdiam sejenak untuk sekedar merasakan kenikmatan atas indahnya alam Indonesia ini.

Baca Juga :  Bersepeda dari Pantan Cuaca ke Tripe Jaya, Gayo Lues

12. Pantai Nipa - Ghozali Qodratullah

13. Pantai Nipa - Ghozali Qodratullah

14. Pantai Nipa - Ghozali Qodratullah

Sejenak setelah beberapa saat kami cukup puas menikmati Pantai Nipa, kami beranjak ke sebuah bukit kecil yang mampu memandang beberapa keindahan Pulau Nasi lainnya.

16. Liku jalan - Ghozali Qodratullah

Terlihat lekuk jalan berkerikil dan sebuah pulau kecil yang terpisah memanjakan ruang pandang kami saat itu.

17. pualu keicil - Ghozali Qodratullah

Melihat langit yang semakin jingga, kami bergegas untuk menuju sebuah pantai yang berada agak tersembunyi dari jalan utama di Pulau Nasi.

18. Pantai Pasi Janeng - Pantai Ghozali Qodratullah

Pantai Pasi Janeng, itulah nama pantai yang sempat memberikan kami pemandangan dimana langit merona diselingi gumpalan tipis awan yang menemani sang surya menuju ke peraduannya.

19. Senja pantai Pasi Janeng - Ghozali Qodratullah

Setelah mencoba mengambil beberapa frame untuk dijadikan mode panorama, kami menyudahi perjalanan hari ini tanpa ada rasa penyesalan atas tenaga kami yang telah terkuras untuk menikmati keindahan alam yang tersedia secara cuma-cuma di pulau ini.

20. Pantai Pasi janeng Wide - Ghozali Qodratullah

Semoga semua keindahan ini akan tetap terjaga, semoga kedamaian yang kami rasakan kali ini dapat kami rasakan lagi dikemudian hari, semoga semua kisah yang tertoreh dalam debur ombak berbalut pasir putih dapat kami sebarkan kepada setiap individu pencinta keindahan beserta kedamaian.

Salam landscaper


.

seri pulo aceh

1. Pulau Nasi, Keindahan yang takkan terlupakan [Seri Pulau Aceh #1]

2. Pulau Beras, Pulau terbarat di Indonesia [seri pulau Aceh #2]

3. Menikmati Luasnya Biru di Mercusuar William Toren III, Pulau Beras [seri pulau Aceh #3]

4. Menyambut Pagi Untuk Melangkah Pergi [seri pulau Aceh #4 habis]

[EBOOK] Pulo Aceh, The Real Zero Kilometer of Indonesia

0 Shares:
15 comments
      1. Bagus ya.kukira pulau nasi itu pulau beras #nyimpulkansendiri#payah Kalo mau ke pulau nasi ini tetep ya naik kapalnya harus dari Sabang?

    1. share dengan mencantumkan link hidup ke link artikel tersebut diperbolekan asal bukan untuk tujuan komersial.

  1. 20 tahun hidup di Aceh, baru kemarin saya ke pulo aceh… benar-benar Seperti Paradise

    Kalau pulau bunta ada reviewnya gak?

    1. iya, masih alami, serta keramahan warganya membuat nyaman.
      Pulau Bunta gak ada Bang,, cuman main ke peunaso sama breueh aja…

Ambil hanya informasi, tinggalkan hanya komentar. Silahkan berbijak hati untuk mengisi kolom komentar. Salam

You May Also Like