Netizen atau Wardig (Warga Digital) kini telah sedang mencapai zaman dimana bibirnya terwakilkan oleh silat jemarinya di atas papan ketik, baik papan ketik digital maupun papan ketik konvensional. Zaman seperti inilah yang menjadikan teknologi internet menjadi seperti dua mata pisau bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Melalui kegiatan bertajuk “Netizen Semarang Ngobrol Bareng MRP RI” yang berlangsung pada tanggal 16 September 2017 di Hotel Grandhika Semarang. Sekitar 50 Warga Digital di area Semarang dan sekitarnya diundang dalam kegiatan sederhana tersebut. Setahu saya, mereka yang hadir adalah para Blogger dan Duta Damai Semarang.

Profesi para beliau-beliau inilah yang sering bersinggungan dengan dunia maya, sehingga strategis untuk dijadikan sebagai penyebar informasi positif bagi masyarakat. Kegiatan ini mengingatkan saya pada acara Flash Blogging yang diselenggarakan oleh Kominfo pada bulan Juli 2017, tema yang diangkat adalah Pancasila dan Blogging.

Pada acara Netizen Semarang Ngobrol Bareng MRP RI, hadir pembicara sebagai berikut :

  1. Siti Fauziah SE, MM. (Kepala Biro Humas MPR)
  2. Ma’ruf Cahyono, SH, MH. (Sekertaris Jenderal MPR)
  3. Bambang Sadono, SH, MH. (Ketua Badan Pengkajian MPR)

Pada kegiatan yang berlangsung di Lantai 2 Hotel Grandhika Semarang ini, para Warga Digital diajak untuk mengantisipasi beragam Berita SARA dan Kabar HOAX yang mengancam 4 Pilar Kebangsaan Indonesia. Anda sudah tahukah apa saja 4 Pilar Kebangsaan Indonesia tersebut? Saya jabarkan secara singkat sebagai berikut :

Baca Juga :  Flash Blogging Kominfo : Asyik Ngeblog dan Tetap Pancasilais
Bapak Ma’ruf Cahyono, SH, MH sedang membacakan puisi yang berjudul “Masih Indonesiakah Kita?”

1. Pancasila

Sebagai ideologi dasar bagi Negara Indonesia, Pancasila memuat rumusan dan pedoman dalam cara pandang untuk berkehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Berikut lima Sila yang ada di dalam Pancasila :

  1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  3. Sila Ketiga : Pesatuan Indonesia
  4. Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 

Masing-masing Sila tersebut memuat Butir-butir Pengamalan yang sebenarnya lebih baik kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari daripada kita hafalkan di bangku sekolah. Bagi Anda yang belum pernah membaca Butir-butir Pengamalan Pancasila tersebut, bacalah, ada banyak hal yang akan menyadarkan kembali bahwa Anda adalah Warga Negara Indonesia.

Walaupun ada sedikit perbedaan mengenai Butir-butir Pengamalan Pancasila antara Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 dengan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003, namun tidaklah mengurangi akan esensi dari masing-masing Sila dalam Pancasila.

 

2. Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bangsa Indonesia yang akan kita baca ketika kita melihat Lambang Negara Indonesia. “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, makna tersebut sangat menggambarkan kondisi Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam Suku, Ras Bangsa, Agama, Bahasa dan Budaya.

Bagi Anda yang sering berjumpa dengan orang yang berasal dari daerah lain di Indonesia, maka Anda akan sangat paham apa arti penting dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” bagi persatuan Bangsa Indonesia. Kita juga sebaiknya tersadar, bahwa keunikan Indonesia menjadi inspirasi bagi negara lain dalam hal persatuan dan kesatuan.

Baca Juga :  Mana yang Paling Murah? Airy, Traveloka, atau Tiket.com?

3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Merupakan hukum dasar konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 semenjak pengesahannya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, hingga tahun 2002 sudah mengalami 4 kali amandeman yang merubah sususan lembaga-lembaga di dalam sistem ketatanegaraan Rebuplik Indonesia.

Selain sebagai hukum dasar yang tertulis, UUD 1945 mengandung pandangan hidup, cita-cita dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Hal terebut seharusnya kita jadikan pedoman dan pandangan hidup ketika hidup bermasyarakat dan bernegara di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Sebagai Warga Negara Indonesia, terlebih yang tinggal di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sudah sepatutnya kita untuk mengerti dan sadar betul bahwa kita harus menjaga dan memelihara kesatuan dan persatuan dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu cara yang termudah adalah dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam berkomunikasi di wilayah NKRI.

Sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.504, bukanlah hal mudah untuk bisa mempesatukan beragam sudut pandang masing-masing individu. Pasti akan muncul suatu saat dimana gesekan bisa muncul dan menganggu stabilitas Republik Indonesia bila kita tidak memulai dari sekarang untuk mencegahnya.

Saya saat sedang berada di salah satu daerah 3T (terpencil, terdepan, terluar), terasa betul makna NKRI dalam sebuah keberagaman

Potensi media sosial saat ini memiliki beragam dampak positif dan juga negatif terhadap 4 Pilar Kebangsaan tersebut. Tidak bisa dipungkiri, industri yang bergerak melalui media sosial bukan hanya industri kreatif atau promosi saja, namun penyebaran kabar HOAX dan informasi negatif lainnya juga telah menjadi industri yang sangat mengancam keutuhan NKRI.

Baca Juga :  Sekelumit Kata Bijak Dalam Sebuah Pendakian Gunung Merbabu

Kabar HOAX ataupun berita negatif lainnya akan sangat cepat menyebar, lebih cepat dari kecepatan cahaya. Kita harus menangkal dengan cerdas akan hal-hal yang bisa menggoyahkan NKRI. Perbanyaklah literasi agar kita paham mana jenis artikel positif yang membangun, mana artikel negatif yang bisa mengadu domba.

Biasanya, kita akan lebih mudah percaya dan terpancing apabila kita menemukan konten yang memiliki satu sudut pandang dengan kita. Hal seperti ini yang harus mulai kita latih agar bisa memilah-milih media online untuk kita ambil informasinya saat membacanya.

Anak Cucu Kita kelak harus tetap dapat merasakan Indonesia yang sesungguhnya

Mari jadikan kepedulian menjadi dorongan kita agar 4 Pilar Kebangsaan Indonesia ini tetap utuh dan dapat tetap mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena hanya kepedulianlah yang bisa kita jadikan sebagai harapan bahwa kelak diantara anak cucu kita ada yang mampu membawa Negara Indonesia agar menjadi Bangsa yang tidak terpecahkan oleh beragam gangguan baik dari dalam maupun luar.

 

Saya pernah beberapa kali melihat tulisan di bak sebuah truk yang melintas di jalur pantai utara Pulau Jawa, tulisannya adalah “Lagu Kita Masih Sama, Indonesia Raya”.

Saatnya foto bersama ketika acara telah usai. Terima Kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan kegiatan yang sangat nasionalis ini.

Mari menjaga indonesia agar kita tanpa ragu menjawab IYA saat bertanya kepada diri sendiri dengan pertanyaan “Masih Indonesiakah Kita?

Salam NKRI

0 Shares:
3 comments
  1. Salfok sama tulisan di bak-bak truk pantura, aku juga suka bacain tulisannya kadang nyleneh tapi inspiratif dan sarat akan makna kehidupan :))

Ambil hanya informasi, tinggalkan hanya komentar. Silahkan berbijak hati untuk mengisi kolom komentar. Salam

You May Also Like