Artikel kali ini merupakan artikel perdana pada kategori yang saya beri judul “Inspirasi”. Kategori ini niatnya akan saya isi dengan wawancara dengan beberapa rekan saya yang menurut saya sedang atau telah melakukan kegiatan atau hal yang unik. Sebenarnya bukan hanya unik, namun juga membangkitkan ajakan positif atau bisa menularkan kegiatan tersebut kepada pembaca. Semoga kategori ini bisa sangat bermafaat bagi Anda yang mengujunginya.
Artikel perdana ini saya mengangkat kisah rekan saya yang gemar mendongeng, saya mengamatinya melalui media sosial miliknya yang sering mengunggah kegiatan mendongeng di beberapa lokasi. Nama rekan saya adalah Sidik Nuryanto, bisa dipanggil dengan nama Sidik, namun karena ini temanya adalah mendongeng, mari kita sebut beliau dengan imbuhan “Kak”.
Pertama kali saya bertemu dengan Kak Sidik adalah saat kami melakukan Pendakian Gunung Merapi pada tahun 2012. Saat itu seingat saya Kak Sidik belum hobi mendongeng, karena saat sedang mendaki tidak terdengar sama sekali ada dongeng selama pendakian, yang ada hanyalah nafas ngos-ngosan di antara rombongan kami, hehe.
Sebagai seseorang yang dilahirkan dan tinggal di Kabupaten Boyolali, salah satu kabupaten yang diapit banyak gunung, maka tidaklah heran kalau Kak Sidik memiliki kegemaran untuk berkeliling ke berbagai tempat untuk sekalian belajar. Belajar tidak harus melalui guru di sekolah, namun rekan sebaya, mengamati orang di sekitar kita atau duduk sembari mencari inspirasi di tengah udara sejuk di Boyolali juga bisa.
Wawancara sederhana dan singkat ini saya lakukan dengan mengirimkan daftar pertanyaan kepada Kak Sidik melalui surel. Total ada 10 pertanyaan yang saya ajukan kepada Kak Sidik, mulai dari hal yang bersifat pribadi hingga hal yang bersifat umum untuk diterapkan oleh Anda yang ingin belajar mendongeng. Silahkan disimak melalui wawancara berikut :
**——awal wawancara—–**
1. Bagaimana Kak Sidik bisa mulai tertarik dengan kegiatan mendongeng?
Saya mulai menggeluti dongeng perkiraan pada tahun 2015, saat itu mulai muncul ketertarikan ketika melihat seorang pendongeng yang sedang asyik dengan anak-anak dan dunianya. Terlintas pikiran juga bahwa seorang pendidik itu harus punya softskill atau bidang keterampilan yang menjadi ciri khas dirinya. Sejak itu saya putuskan untuk mulai mengikuti pelatihan dongeng dari satu tempat ke tempat lain. Adapun alasan lain bahwa dongeng itu saya jadikan variabel dalam tesis saya, sehingga dari segi praktik dan teori bisa dimaksimalkan.
2. Lokasi mendongeng di manakah yang paling berkesan menurut Kak Sidik?
Kesan saya maknai ketika kita bisa menghibur dan menyampaikan pesan moral kepada peserta. Selain itu kesan yang memicu diri untuk terus belajar, berinovasi, memperbaiki kualitas mendongeng. Seperti halnya yang baru saya lakukan di Korban bencana banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat. Bagi saya itu sangat berkesan yang mana pada saat mereka sedang mengalami musibah dan memerlukan sebuah hiburan serta penguatan nilai positif untuk dapat bangkit kembali.
Dalam kondisi lingkungan sekolah yang masih belum tertata, saya sampaikan cerita di hadapan anak-anak sambil duduk tanpa alas di halaman sekolah. Sekitar 760 anak yang hadir, saya mengamati mereka menikmati sajian dongeng yang saya sampaikan. Asumsi saya, kegiatan dongeng yang saya lakukan ini dapat sedikit mengurangi beban masalah yang ada pada diri anak-anak tersebut. Bukan hanya itu pesan moral yang terkadung dalam cerita, namun harapannya juga dapat diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada salah satu kegiatan mendongeng yang meninggalkan kesan pada diri saya, kegiatan tersebut mampu memicu semangat saya untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Ini terjadi saat pengalaman saya mendongeng untuk pertama kalinya di hadapan 1.000 anak. Saya nekat untuk mendongeng dengan jumlah pendengar sebanyak itu, saya beranggapan karena dongeng jika tidak dipraktekkan maka ibarat punya rak buku yang terisi buku dengan rapi, namun tidak pernah dibaca.
Dikarenakan keilmuan saya terbatas dan pengalaman yang masih minim, ketika saya mulai mendongeng, saya tidak mampu untuk mengkondisikan anak. Hingga akhirnya peserta dongeng mulai ramai sendiri, bahkan ada sebagian peserta dongeng yang meninggalkan kegiatan ini. Terasa sedih sekali, padahal saya sudah mengeluarkan doorprize sebagai amunisi untuk menstimulasi peserta dongeng. Akhirnya saya selesaikan cerita tersebut karena sudah kehabisan cara untuk mengendalikan situasi.
Betapa malunya saya saat itu, keringat dingin terasa bercucuran saat di panggung, di hadapan banyak orang. Dikarenakan kejadian tersebut, saya mulai mengevaluasi apa penyebab dan mencoba mencari solusinya. Pada intinya adalah saya harus lebih belajar dan rutin latihan agar saat di panggung tidak terulang lagi kejadian yang membuat saya malu tersebut.
3. Hal yang membuat Kak Sidik tertarik untuk mendongeng?
Anak-anak sebagai peserta dongenglah yang membuat saya tertarik terhadap dunia dongeng. Keilmuan yang saya dalami adalah di bidang pendidikan anak, oleh karena itu berbagai strategi atau model pembelajaran saya pelajari dan saya terapkan. Dengan demikian maka dapat dikatakan sebagai cara untuk menyampaikan pesan maupun nilai pembelajaran.
4. Pesan apa yang ingin disampaikan oleh Kak Sidik melalui dongeng?
Pesan moral yang positif masih menjadi tujuan utama dalam mendongeng, inilah yang saya harapkan bisa tertanam pada karakter generasi saat ini. Melalui dongeng sebenarnya juga dapat dikatakan berdakwah, yang mana cara penyampaiannya disesuaikan dengan peserta dongeng.
Saat ini sebagian besar anak-anak sudah berorientasi pada teknologi milenia seperti gadget maupun smartphone yang bukanlah hal mudah untuk mengontrolnya. Hal demikian itu akan berdampak pada arus informasi yang tidak tersaring, tidak sesuai dengan umur dan tingkat perkembangan anak. Akibarnya, kasus kekerasan seksual, kenakalan anak, dan perkataan kotor pada anak sudah mewabah serta mengkhawatirkan.
Pesan moral dalam dongeng sebenarnya banyak seperti nilai-nilai pendidikan karakter, nilai pendidikan anti korupsi dan yang lainnya. Seperti halnya nilai kejujuran, kepedulian, berbagi,tanggung jawab, cinta tanah air dan sebagainya. Bagi saya ada tambahan nilai-nilai karakter islami yaitu mengembalikan anak pada contoh teladan di agamanya. Dalam Islam banyak teladan seperti Nabi Muhammad SAW maupun para sahabatnya. Melalui dongeng atau cerita kisah-kisah Nabi diangkat untuk disampaikan kepada anak-anak. Harapannya supaya mereka dapat mengenal para Nabi dan meniru karakter maupun kepribadiannya dalam keseharian.
5. Nilai apa yang diharapkan oleh Kak Sidik agar tertanam pada peserta dongeng ?
Pesan yang disampaikan dalam dongeng harapannya diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta. Namun hal tersebut memerlukan proses yang panjang mengingat implementasi nilai-nilai itu ada 3 tahapan mulai dari (1) Moral knowing, (2) moral feeling, dan (3) moral action.
Untuk dongeng itu ada pada tahapan (1) moral knowing, anak mengetahui tentang nilai-nilai karakter. Lantas perlu juga ada tindakan (2) moral feeling yang mana anak dapat merasakan nilai karakter tersebut. Bentuk kegiatannya dengan cara mempraktekkannya kepada anak, maka mereka selain bisa merasakan juga dapat menerima dampak positifnya. Mereka ikut merasakan jika nilai positif dampaknya baik dan sebaliknya. Adapun untuk yang tahap akhir adalah (3) moral action, peserta dapat mengimplikasikan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini perlu bantuan peran dari orangtua, guru dan masyarakat untuk dapat membiasakan anak dan memberikan contoh nilai karakter yang baik.
6. Menurut pengamatan Kak Sidik, apakah peran orangtua sebagai pendongeng sebelum tidur masih dijumpai?
Kalau menurut saya, sudah jarang dijumpai orangtua yang mendongengkan anak saat akan berangkat tidur. Mungkin orangtua lebih memilih untuk memberikan anaknya Gadget yang isinya tentang cerita atau dongeng. Mereka beranggapan itu lebih mudah dan tidak perlu repot untuk membacakan cerita, padahal pengantar dongeng terbaik adalah orangtua anak itu sendiri.
7. Dapatkah Kak Sidik berbagi cara sederhana untuk bisa menjadi seorang pendongeng yang baik?
Pada intinya mendongeng itu sama dengan bercerita, setiap orang pasti memiliki keterampilan tersebut. Mendongeng itu adalah sebuah seni keterampilan yang berfungsi sebagai hiburan dan pendidikan moral. Sedangkan objek sasarannya adalah anak-anak. Maka dari itu perlu strategi atau cara untuk penyampaian cerita yang sesuai dengan kondisi anak dan dibuat menarik agar tidak membuat bosan.
Langkah sederhana diantaranya sebagai berikut :
- Pilih tema cerita sesuai keadaan audience/ solutif
- Berceritalah secara alami serta menyesuaikan tema
- Durasi maksimal 7 menit
- Jika memungkinkan gunakan media/ alat peraga akan lebih baik.
- Sisipkan hiburan seperti halnya dengan varisai tepuk, nyanyian, yel-yel
- Munculkan pesan moral untuk menanamkan karakter yang mulia
- Ajak anak untuk mengikuti pesan moral positif dalam cerita
8. Adakah tips untuk menyingkirkan rasa malu dan kurang percaya diri saat mendongeng?
Untuk menyingkirkan rasa malu dan kurang percaya diri memang bukanlah hal mudah untuk disingkirkan dalam sekali pentas, namun setidaknya bisa kita kurangi. Mungkin bisa dicoba beberapa tips berikut ini :
- Mendongeng untuk anak, berarti dalam alur ceritanya berperilaku disesuaikan dengan anak. Itulah yang dinamakan totalitas dan singkirkan perasaan malu, karena akan menghambat potensi tersebut.
- Singkirkan malu dengan cara mencari penyebabnya. Apakah malu karena belum terbiasa, apa karena ada atasan anda yang melihat, atau karena kurang cakap dalam penyampaian cerita.
- Sebelum aksi di panggung, pastikan latihan secara matang. Latihan bisa dilakukan secara sendiri maupun dihadapan orang lain. Latihan sendiri dapat dilakukan di depan kaca maupun dengan merekamnya. Dari situ anda dapat melihatnya lalu mengevaluasi performa anda. Adapun jika dihadapan orang lain, jangan lupa untuk memberikan evaluasi/ kritikan
- Latihan secara berulang dari satu panggung ke panggung lain. Pilihlah satu judul dongeng, lalu terapkan di beberapa lokasi. Dengan demikian akan terjadi penyempurnaan, dan membuat anda begitu yakin dan profesional.
9. Adakah komunitas yang bisa diikuti untuk mereka yang ingin bergabung untuk ikut mendongeng?
Bila ingin bergabung, ada komunitas dongeng di daerah saya, namanya komunitasnya adalah Istana Dongeng Nusantara (Facebook: Istana Dongeng) yang bermarkas di Solo. Tempat ini merupakan wadah berkumpulnya para penggiat dongeng dengan latar belakang yang beragam, mulai dari guru PAUD, kepala sekolah SD, Arsitek, Pengusaha Properti, Pesulap, Dosen, Penyiar Radio, dan sebagainya. Hal itulah yang membuat saya yakin bahwa siapapun bisa mendongeng asal asal ada kemauan.
10. Apa Harapan Kak Sidik di masa mendatang untuk budaya mendongeng di sekolah, keluarga dan masyarakat?
Harapan saya mendongeng ini tetap harus dilestarikan. Pada masanya dongeng pernah mencapai kejayaan sebagai metode pendidikan karakter pada anak. Dahulu sebelum berkembangnya teknologi, dongeng ini sebagai metode yang ampuh untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Meskipun saat ini kemajuan teknologi telah pesat, budaya dongeng tidak boleh berhenti. Caranya tidak harus secara konvensional, namun dongeng bisa dikemas dengan berbentuk audio, maupun video animasi.
Saya bersama Istana Dongeng Nusantara mengajak para orangtua, guru, maupun masyarakat untuk memviralkan gerakan mendongeng. Keluarga sebagai gerbang awal untuk membiasakan diri memberikan kisah inspiratif kepada anak lewat dongeng. Sekolah dan masyarakat juga dapat mendukungnya selain dengan cerita juga dengan contoh yang nyata. Tidak hanya itu, sebenarnya pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan telah menetapkan tanggal 28 november sebagai hari dongeng nasional. Ini upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengajak semua masyarakat untuk mendongeng baik bagi anak, maupun muridnya.
**—-akhir wawancara—-**
10 pertanyaan saya sudah terjawab dengan rinci dan tepat oleh Kak Sidik. Semoga Anda yang sedang membaca artikel ini bisa mendapatkan manfaatnya. Mungkin juga Anda jadi ingin menjadi pendongeng bagi anak-anak di sekitar anda.
Bagi Anda yang sekiranya ada keperluan dengan Kak Sidik, bisa dihubungi melalui media sosial berikut ini, jika ingin mendapatkan nomor telepon atau alamat email Kak Sidik, silahkan melalui japri (jalur pribadi) saja ya.
Blog : nuryantosidik.wordpress.com
Instagram : www.instagram.com/sidiknuryanto
Facebook : www.facebook.com/sidik.yanto
Catatan : Sebagian besar foto dalam artikel ini saya ambil setelah mendapatkan ijin oleh Kak Sidik dari blog dan akun media sosial miliknya.
Terima kasih sekali untuk Kak Sidik yang telah meluangkan waktu untuk berbagi kisah dan membagikan ilmu mendongengnya kepada saya dan para pembaca sekalian. Semoga semakin Kak Sidik semakin ahli dalam mendongeng serta harapannya segera tercapai tanpa kendala yang berarti. Amiiin…
Sekian untuk artikel pada kategori Inspirasi kali ini, semoga juga bisa menginspirasi Anda semua. Sampai jumpa pada artikel lainnya. Bila ada hal yang ingin disampaikan, silahkan tinggalkan pesan pada kolom komentar di bawah artikel ini. Salam.
Selamat mendongeng… 🙂
4 comments
ngomongin soal anak ehem.. waktu acara seminar di kantor pembicaranya kan bawa anak sekitar umur 8 tahun. nah berhubung si emaknya jd pembicara dan anaknya laper, saya yg nyuapin tuh anak :3
abis itu emaknya malah nanya masnya uda berkeluarga?? -__-
naah…berarti sudah pantes itu mas 🙂
Aku pernah mendongeng tapi waktu KKN hahahahha.
Sama anak-anak yang cuma sedikit aja groginya nggak ketulungan. Salut lah kalaus ampai 1000 anak mendengarkan 🙂
waah….rupanya tipe sayang anak nih…buruan punya anak mas… 😀