Desa Wisata di Kabupaten Malang ternyata memiliki potensi wisata yang menawarkan banyak atraksi untuk dikunjungi. Saya berkesempatan dengan rekan-rekan Travel Blogger untuk mengujunginya guna merasakan suasana Desa Wisata Kabupaten Malang.
Ada 4 Desa Wisata di Kabupaten Malang yang Saya kunjungi saat itu, yaitu Desa Gubugklakah, Poncokusumo, Sanankerto dan Pujon Kidul. Diperlukan 3 hari bagi saya untuk berkeliling pada 4 Desa WIsata terssebut, yaitu pada tanggal 14-16 April 2017.
Untuk hari pertama, Saya mengujungi Desa Gubugklakah yang memiliki ketinggian sekitar 1000 mdpl. Kegiatan pertama yang Saya lakukan adalah datang ke Koperasi Nusa Pelangi, sebuah koperasi yang bergerak di bidang agro wisata Susu Sapi. Kunjungan Saya di agro wisata di Nusa Pelangi bisa Anda simak pada artikel SUSU SAPI SEGAR DAN BERAGAM OLAHANNYA DI DESA WISATA GUBUGKLAKAH.
Seusai berbaur dengan para sapi, Kami melanjutkan perjalanan ke sebuah Air Terjun yang masih terletak di Desa Gubugklalah, yaitu Coban Pelangi. Perjalanan lengkapnya bisa Anda simak pada artikel BERBURU PELANGI DI COBAN PELANGI, DESA WISATA GUBUGKLAKAH. Tenaga yang sudah cukup terkuras karena menaiki beberapa tangga kecil tidak menyurutkan semangat kami untuk bergerak menuju keseruan selanjutnya.
Cuaca meneduh seiring kendaraan off road yang kami naiki merapat di Wana Wisata Ledok Amprong. Kegiatan yang akan kami lakukan di sini adalah merasakan sensasi tubing di aliran sungai di bawah Coban Pelangi. Keseruan tersebut saya tuliskan pada artikel MERASAKAN SENSASI TUBING LEDOK AMPRONG DI DESA WISATA GUBUGKLAKAH.
Hari kian berbegas sama seperti kami, berkemas untuk pergi. Kami sudah dijemput oleh Pak Mbah, pemandu kami untuk keesokan harinya di Desa Poncokusumo. Ternyata dari Desa Poncokusumo kita bisa dengan mudah melihat puncak Gunung Semeru di sebelah timur, sebuah pemandangan yang menentramkan batin pagi saya. Kegiatan pertama yang kami lakukan ketika berada di Desa Poncokusumo adalah BERKUNJUNG KE SENTRA PRODUKSI KERIPIK TALAS DAN PISANG.
Walaupun hari terlihat cerah, namun suhu udara di Desa Poncokusumo masih membuat kami betah untuk beraktivitas di luar ruangan. Kami diantarkan oleh Pak Mbah untuk menuju sebuah perkebunan apel dan jeruk yang letaknya tidaklah terlalu jauh antara satu dan lainnya. Ada banyak hal yang baru kami ketahui ketika berkunjung ke kebun apel dan kebun jeruk ini. Anda perlu menuju ke artikel MEMPELAJARI SERBA-SERBI APEL DAN JERUK DI DESA PONCOKUSUMO.
Kami juga sempat mampir ke sebuah perkebunan bunga krisan, kali ini kami dipandu langsung oleh Pak Misnan selaku pemilik perkebunan bunga krisan tersebut. Bila Anda penasaran dengan warna-warni bunga krisan tersebut, silahkan menuju ke artikel WARNA-WARNI BUNGA KRISAN DI DESA PONCOKUSUMO.
Kami juga mengunjungi sebuah area hutan pinus yang kini dijadikan sebagai camping ground dan juga beberapa wahana outdoor lainnya. Lokasi tersebut bernama Ledok Ombo, sebuah kawasan yang akan membuat Anda akan gemar menarik nafas lebih dalam. Keseruan di Ledok Ombok bisa disimak pada artikel MENGELILINGI LEDOK OMBO, HUTAN PINUS DI DESA WISATA PONCOKUSUMO.
Saya juga sempat membuat Virtual Tour untuk Ledok Ombo tersebut, Anda bisa menuju ke Virtual Tour 360 LEDOK OMBO DI DESA WISATA PONCOKUSUMO.
Belum sampai kami makan siang di Desa Poncokusumo, kami sudah harus berpindah ke Desa Wisata Sanankerto yang jaraknya lumayan cukup jauh dari Desa Poncokusumo. Sekitar 45 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 4.
Saat sampai di Desa Wisata Sanankerto, kami sempat kagum dengan desain di Kantor Kepala Desa Sanankerto. Sebagian besar merupakan kerajinan dari bambu yang dibuat oleh Warga Desa Sanankerto. Kami menunggu beberapa saat hingga beberapa rekan dari Pokdarwis Desa Sanankerto datang menemui kami.
Singkat cerita, kegiatan makan siang berbalut penyambutan berpindah ke sebuah rumah warga yang terletak di belakang Sekertariat Pokdarwis Desa Sanankerto. Kami menjumpai produksi telur asin dan telur asap di belakang rumah. Lalu selepas makan siang, kami berjalan-jalan di Desa Sanankerto untuk melihat beberapa industri rumahan. Artikel lengkapnya bisa diikuti pada 7 HAL PENYEBAB WAJIB LIVE IN DI DESA WISATA SANANKERTO.
Selama tinggal di Desa Wisata Sanankerto, Saya dan Mas Sitam tinggal di rumah Pak Dono. Kami merupakan tamu pertama di HOMESTAY PAK DONO yang terasa luas dan sederhana ini. Desa Wisata Sanankerto memang sedang bergeliat untuk menggerakkan warganya agar sadar wisata.
Aktivitas pagi di Desa Wisata Sanankerto yang paling seru adalah berburu Rays of Light (ROL) di hutan bambu yang berada di area Boon Pring. Galeri foto dan kisah serunya bisa Anda simak pada artikel BERBURU JEMARI CAHAYA DI HUTAN BAMBU DESA WISATA SANANKERTO.
Saya juga sempat membuat Virtual Tour ketika berada di Boon Pring. Total ada 5 buah foto panorama 360 yang interaktif, silahkan menuju ke artikel Virtual Tour 360 BOON PRING DESA WISATA SANANKERTO.
Jujur saja, saya hal masih merasa betah di Desa Wisata Sanankerto. Ada banyak hal yang rasanya belum tersentuh, belum lebih dalam saya rasakan, dan belum mengabadikan pesta bintang saat malam di langit desa wisata Sanankerto.
Segera Kami kembali berpindah lokasi, kali ini ke Desa Pujon Kidul yang menyambut kedatangan kami di sebuah persawahan yang terlihat ramai. Artikelnya bisa anda jenguk pada PESONA CAFE SAWAH DI DESA WISATA PUJON KIDUL. Sesaat setelah kami berada di Cafe Sawah, rombongan kami dibawa menuju sebuah peternakan sapi perah. Mulai dari memerah susu sapi hingga melihat kegiatan warga ketika menyetor susu sapi ke koperasi di kampung tersebut. Kisah lengkapnya bisa Anda simak pada artikel NAPAK TILAS JEJAK SUSU SAPI DI DESA WISATA PUJON KIDUL.
Akhirnya Saya dan Mas Sitam terpaksa pamit terlebih dahulu, tidak bisa mengikuti kegiatan selanjutnya di Desa Wisata Pujon Kidul. Ketika rekan-rekan yang lain mulai pamer foto matahari terbenam di grup, saya baru saja sampai di depan Stasiun Kota Malang. Saya menghabiskan waktu dengan Mas Sitam dengan mengobrol ditemani secangkir kopi panas, hingga akhirnya Mas Rifqy datang dengan kulkas yang digendongnya. Rupanya Mas Rifqy baru saja mendarat setelah mengikuti kegiatan beberapa hari sebelumnya di Tidore.
Terucap sampai jumpa lagi kepada seluruh rekan perjalanan dan juga suasana pedesaan di Kabupaten Malang. Semoga kesempatan masih menghampiri untuk bisa bersua berlatar cahaya senja yang merona.
Berikut ini saya lampirkan hasil olahan data di lapangan yang saya kemas dalam bentuk WebGIS, saya hanya sempat mengambil titik koordinat di beberapa lokasi saja, itupun masih terasa kurang lengkap karena saya tidak mencantumkan metadata lainnya.
Semoga dengan tampilan WebGIS di atas, terlihat dengan mudah persebaran lokasi masing-masing objek yang kami kunjungi di lapangan.
Tulisan ini dibuat atas perjalanan bersama tim blogger #EksplorDeswitaMalang pada tanggal 14-16 April 2017 pada 4 Desa Wisata di Kabupaten Malang.
8 comments
wkwkwk diam-diam menghanyutkan ini hahaha,
river tubing kale yang menghanyutkan…akwakwa
Jurusnya mas Ghoz! Sekali muncul langsung semuanya publish. π
Karena setiap artikel pasti ada hyperlink ke artikel lain, jadi paling ideal dipublish bersamaan. π
takjub banget mampir sini dalem sehari nulis beberapa artikel sekaligus. boleh dong kapan-kapan di tulis kiat2nyaa. π
deswita malang ini udah kepo2 sih di IG ahaha
kwkekwe biasa aja lah Teh, aku mah kebetulan aja termasuk orang yang bersyukur bisa kerja cepat saat kepepet.
Aku malah belum post tentang desa wisata malang di IG, nanti dulu, foto-fotonya harus diseleksi dulu Teh.. π
the power of kepepet :v
iya, pantesan belum muncul π
Iya, kepepet tuh bikin rajin…ahaha terutama buat orang yang males kayak aku ini…hihihi