IMG_20140607_081604
Peserta IMAJI ikut membuat gerabah

Pada postingan sebelumnya yang menceritakan tentang persiapan dan survey acara JELAJAH IMAJI INDONESIA, kali ini saya akan menceritakan kisah dan drama dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini masih teringat jelas dalam tiap detail yang saya alami dan yang saya perhatikan. Baiklah, kita mulai saja yang saya anggap nostalgia ini.

Sesuai rapat pemantapan kegiatan rekan-rekan anggota forum National Geographic Indonesia Regional Yogyakarta pada jumat sore hingga petang, akhirnya semua anggota kembali ke tempat masing-masing untuk mempersiapkan diri esok hari. Kegiatan yang akan dimulai dengan waktu kumpul pada 4 pagi tersebut cukup membuat para panitia harus sampai di lokasi pukul 3 pagi dengan toleransi waktu yang tidak lebih lama dari waktu tersebut.

Pada pagi harinya, alhasil Terminal Jombor yang digunakan sebagai tempat kumpul para peserta serta pentitipan kendaraannya menjadi riuh sesaat seperti ada pasar sembako gratisan. Daftar ulang peserta gratisan tersebut berlangsung cukup ribet karena memang antara panitia dan peserta hampir sebagian besar belum pernah bertemu sebelumnya. Seusai pembagian id card sebagai tanda pengenal serta presensi masing-masing kelompok yang berisi 1 pendamping kelompok dan 10 peserta, maka masing-masing kelompok diberangkatkan menuju ke dalam bus yang telah menanti di sisi utara Terminal Jombor. Pengangkutan snack sebagai bentuk sarapan kepada para peserta dan panitia bisa dianggap berlangsung cukup lancar tanpa gangguan berarti.

Perlu waktu sekitar 60 menit hingga sampai di lokasi kegiatan yang ternyata bus yang kami naiki tidak bisa mengakses hingga ke Pendopo yang kami sebut sebagai Gallery UNESCO. Berjalan kaki pada pagi hari menjadi agenda dadakan yang menyehatkan saat itu diantara damai dan tenangnya suasana pedesaaan. Beberapa juga terlihat telah mengabadikan matahari terbit kala itu yang memunculkan siluet Candi Borobudur. Para panitia lain yang datang menggunakan mobil telah berada di Pendopo lebih awal guna mempersiapkan pembukaan kegiatan yang akan berlangsung hingga malam nanti. Estimasi waktu yang ternyata meleset membuat acara pembukaan terpangkas untuk kegiatan selanjutnya yang mewajibkan para peserta untuk mulai mengabadikan kegiatan yang ada di desa wisata tersebut.

Baca Juga :  Tulisan Aksara Jawa "Yogyakarta" di Bundaran Jombor
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Apel pagi sebelum diberangkatkan ke pos pembuatan gerabah

Kegiatan wajib yang harus dilakukan peserta sebelum nanti malam adalah melakukan wajib mengunggah gambar menggunakan smartphone melalui aplikasi google+ pada saat kegiatan tersebut. Maklumkan saja, sponsornya dari google+ sehingga harus mengunggah melalui aplikasi tersebut. Jumlah foto yang minimal diunggah adalah 10, namun bila bisa mengunggah foto dengan jumlah minimal 20, maka peserta akan mendapatkan merchandise berupa Majalah NatGeo Traveller, topi NatGeo Traveller, Tas IMAJI, Kaos NatGeo IMAJI, dan semuanya itu original event ini secara gratis kepada para peserta yang telah mengikuti kegiatan dan persyaratan dengan baik.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Sekedar menyapa kicau pagi

Pada Kegiatan pertama kali adalah 10 kelompok yang didampingi oleh 10 panitia bergerak menuju ke tempat pembuatan gerabah yang ketika di sana telah ada pengrajin yang memang telah siap untuk difoto dengan beragam kesibukannya pada pagi itu. Panitia juga tetap boleh ikut untuk mengabadikan kegiatan tersebut, hanya saja tidak akan mendapatkan hadiah utama pada event tersebut. Hadia utama pada event IMAJI tersebut adalah 3 buah tas original National Geographic untuk 3 orang pemenang yang fotonya akan diseleksi dari google+ dengan hastag #imaji #borobudur #nationalgeographic . Beruntung sekali yang mendapatkan tas original tersebut, bahkan mas Yudi saja yang baru masuk ke dalam keluarga besar National Geographic Indonesia saja belum mendapatkan tas seperti itu. 😀

IMG_20140607_075304
Sarapannya terlihat sangat nikmat dan segar
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Pendamping lapangan terkadang tersendat dengan gerak peserta yang terpencar

Masing-masing pos yang didatangi para peserta telah memulai untuk mengolah tanah liat menjadi gerabah basah. Mulailah terdengar raungan shutter kamera menangkap gerak lincah jemari para pengrajin tersebut.

Peserta juga boleh ikut membuat gerabah tersebut untuk menguji kemampuan seri dalam bidang peng-gerabah-an :D. Sekiranya sekitar satu jam peserta yang berada pada satu pos sudah mulai puas dengan hasil bidikan pada pos tersebut, maka mulailah para peserta berpencar sendiri-sendir sehingga membingungkan para pendamping kelompoknya hahahhaa. Cuaca yang cerah alias panas saat itu membuat warung menjadi tempat favorit peserta untuk sekedar melepas dahaga.

Setelah ada komando dari pantia yang berada di Gallery UNNESCO, segera pendamping kelompok mengisyaratkan kepada para peserta untuk kembali berkumpul ke Gallery UNNESCO. Sesi siang tersebut diisi oleh Mas Bayu yang melakukan filter awal terhadap foto-foto yang telah diunggah peserta guna pembagian doorprize kecil sembari menanti jam makan siang. Mas Yudi juga mempresentasikan asil bidikannya menggunakan ponsel pada area tersebut. Para pendamping kelompok berkumpul bersama Mas Dion untuk mengadakan evaluasi kecil mengenai jalannya acara hingga tenggat waktu tersebut.

Baca Juga :  Menyusuri Jalan Sepi nan Sunyi Di Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar
Briefing ringan sama mas Dion
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Makan ringan juga bersama bungkusan kotak

Jam makan siang dimulai dilanjutkan istirahat dan beribadah bagi yang muslim. Pembakaran gerabah menjadi agenda selanjutnya untuk diabadikan oleh para peserta. Cukup berdebu dan panas ketika kegiatan ini berlangsung, namun tetap harus diabadikan, aahahaha.

IMG_20140607_135733
Bakar – bakar coy 😀
IMG_20140607_135634
Masker? itu harus bro…

Setelah agenda pembakaran gerabah dianggap selesai, segera para peserta kembali ke bus untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya di Candi Mendut yang terletak tidak jauh dari Desa Wisata tersebut. Sesampainya di Candi Mendut, segera para peserta beterbaran untuk mengabadikan candi, memesan jajanan, bergulingan di rumput, mengunggah gambar, beribadah dan banyak kegiatan lainnya yang dilakukan sembari menanti waktu kumpul kembali yang agak longgar.

IMG_20140607_161111
Rehat dulu ah,…

Di sinilah saat para pendamping kelompok bisa melepas perhatian dan bersantai menikmati suasana sore yang teduh di sekitaran candi. Saya kebetulan bertemu dengan Ane’, teman semasa kuliah di Semarang dulu yang sedang berada di sekitaran area candi. Mengobrol ringan dan menikmati kelapa muda di rerumputan sekitar candi bersama rekan-rekannya Ane’ saya lakukan sejenak sembari menanti waktu kumpul kembali.

Waktu beranjak sore menandakan para peserta kembali ke dalam bus untuk menuju kembali ke Gallery UNNESCO. Petang menyambut sesampainya kami di desa, berjalan beringingan dan beberapa ada yang melanjutkan ke Gallery, beberapa ada yang berhenti di masjid untuk menunaikan ibadah sholat maghrib.

Makan malam telah siap menyambut para peserta, hidangan tradisional yang menggiurkan dan menggunggah selera para calon penyantapnya. Jujur saja, dengan alokasi dana makan siang dan makan malam pada acara tersebut, kami selaku panitia cukup terkaget dengan suguhan yang diberikan, benar-benar melebihi perkiraan kami yang berfikir hanya menu sederhana. Benar-benar kejutan yang menyenangkan mendapatkan suguhan seperti itu :D.

Sembari para peserta menikmati santapannya, Pakdhe Oblo mempresentasikan hasil jepretannya sedari pagi hingga malam pada acara tersebut. Seusai Pakdhe Oblo selesai dengan presentasinya, lanjut dengan pentas seni tradisional yang dibawakan oleh muda-mudi dari desa tersebut. Panitia ditarik-tarik agar ikut bergabung dan menari pada pentas seni tersebut, jadilah para panitia saling dorong dan tarik agar merasa ada temannya ketika ikut menari :D. Pentas seni yang sederhana namun sarat kemeriahan yang ikut disaksikan oleh para warga sekitar yang datang ke lokasi.

Baca Juga :  Merasakan Sensasi Arung Jeram di Sungai Serayu Banjarnegara

Seusai pentas seni selesai, tibalah waktunya pengunguman pemenang yang berhak mendapatkan tas original National Geographic. Ada 3 pemenang pada malam itu yang berhak atas tas tersebut, saya cuman bisa ngiler saja :D. Kemudian tibalah saat yang ditunggu-tunggu, yaitu pembagian hadiah kepada peserta yang telah menggunggah foto ke akun google+ mereka. Sepaket hadiah dalam tas pundak berhak dibawa pulang oleh para peserta yang telah memenuhi persyaratan.

Acara penutupan berlangsung lancar, kemudian peserta berjalan kembali menuju bus siap mengantar peserta kembali ke Yogyakarta. Perjalanan malam memang lebih menenangkan dan dingin, sehingga membuat beberapa peserta terlelap dalam remang dan gelapnya bus tersebut.

Sekitar 45 menit, laju bus telah sampai di Terminal Jombor kembali dengan selamat tanpa ada kurang apapun. Saya berdiri di dekat pintu untuk menyalami dan mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang telah bersedia menghabiskan energinya untuk acara sedari pagi hingga petang ini.

Ada sebagian panitia yang kembali menggunakan mobil, ternyata sempat mengalami bocor ban tidak jauh dari Terminal Jombor. Uniknya adalah di satu mobil tersebut hanya ada satu orang yang bisa mengganti ban, dan itu adalah Mas Yudi, iya Mas Yudi sang fotografer National Geographic Indonesia. Ahahahaha jadilah yang lain hanya menyaksikan keterampilan Mas Yudi dalam mengganti ban yang bocor tersebut :D.

Sesampainya mereka di Terminal Jombor, diadakan pemberitahuan singkat bahwa evaluasi kegiatan dan pembubaran panitia dilakukan esok hari di Legend Premium Cafe. Segeralah para panitia bubar jalan menuju tempat tinggal masing-masing untuk mengistirahatkan badan yang telah lelah seharian ini.

0 Shares:

Ambil hanya informasi, tinggalkan hanya komentar. Silahkan berbijak hati untuk mengisi kolom komentar. Salam

You May Also Like